Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Parvati Ummu Khanifah

Analisis Pragmatik Mengenai Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Pulang dan Pergi Karya Tere Liye

Edukasi | Monday, 27 Jun 2022, 10:45 WIB

Penulis : Parvati Ummu Khanifah (Mahasiswi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unissula)

Bahasa merupakan suatu kajian linguistik yang menjadi kunci dalam melakukan komunikasi antar manusia. Komunikasi merupakan prasyarat sebuah kehidupan, tanpa sebuah komunikasi kehidupan manusia akan tampak hampa. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk alat pengekspresian dan pengutaraan sesuatu kepada orang lain. Selain itu, komunikasi juga menjadi proses penyampaian informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan senang atau emosi secara langsung antara penutur ke mitra tutur. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Septiani dkk, 2016) bahwa saat manusia berkomunikasi, tentunya mereka akan menyampaikan informasi secara langsung.

Saat berkomunikasi pasti melakukan tindak tutur, yang mana suatu penyampaian kata sambil melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikatakan dan adanya respon dari orang lain terhadap penyampaian kata tersebut. Kajian tindak tutur dapat dikaji dalam sebuah karya sastra, yaitu novel. Jenis karya ini berbentuk sebuah rekaan yang digambarkan oleh seorang pengarang, dengan melibatkan beberapa tuturan dan adegan dari kisah nyata manusia. Tuturan yang terdapat dalam novel dapat menjadi salah satu bentuk tindak tutur dari komunikasi tersebut. Misalnya terdapat beberapa pernyataan marah, sedih, senang, dan kecewa yang dituangkan dalam novel.

Lalu, bagaimana tindak tutur dalam sebuah novel? Maka dari itu artikel ini akan menjelaskan hal tersebut dengan menggunakan contoh tindak tutur ekspresif dalam novel Pulang-Pergi karya Tere Liye. Tindak tutur ekspresif sendiri berisikan bentuk pengungkapan perasaan penutur ke mitra tutur, tindak tutur ini bermaksud agar ujaran penutur yang disampaikan dapat diartikan sebagai evaluasi. Menurut Nirmala (2015) tindak tutur ekpresif merupakan tindak tutur yang bertujuan untuk menyatakan, mengungkapkan, dan mengutarakan sikap psikologis dari seorang penutur mengenai suatu keadaan. tindak tutur ekspresif memiliki beberapa jenis di dalamnya, berikut penjelasannya.

1. Ucapan terima kasih

Jenis tindak tutur ini disampaikan ketika sang penutur merasa bersyukur dalam suatu keadaan. Dalam novel Pulang-Pergi terdapat beberapa tindak tutur didalamnya, yaitu pada kalimat :

a.) Terima kasih sudah mengingat namaku, Tauke Besar.” Pada kutipan tersebut termasuk kedalam tindak tutur ekpresif terima kasih. Tuturan ini disampaikan oleh Thomas karena ia merasa bersyukur karena Tauke Besar (mitra tutur) masih mengingat namanya walaupun mereka hanya sesekali bertemu.

b.) Terima kasih tidak pernah pergi dari rombongan ini, Thomas. Kau memang bedebah paling bedebah.” Pada kutipan tersebut termasuk kedalam tindak tutur ekspresif terima kasih dari tuturan Bujang yang mengatakan kepada Thomas sebagai mitra tutur. Tuturan yang disampaikan Bujang sebagai tanda syukur karena rekannya yang Bernama Thomas tidak pernah pergi dari rombongan.

2. Ucapan selamat

Jenis tindak tutur ini memiliki tujuan seperti ucapan do’a, pernyataan, dan pemberian salam. Dalam novel Pulang-Pergi terdapat beberapa tindak tutur didalamnya, yaitu pada kalimat :

a) “Dan tentu saja, anakku, Bujang dari Keluarga Tong, selamat datang di rumahmu Nak.” Pada kutipan tersebut termasuk dalam tindak tutur ekspresif jenis ucapan selamat, karena terdapat kata kunci berupa selamat dalam kalimat yang bertujuan untuk memberikan selamat atas kedatangan tamu (Bujang).

b) Selamat pagi, Ivan.” Pada kutipan tersebut termasuk dalam tindak tutur ekspresif jenis ucapan selamat, karena Bujang menyampaikan selamat pagi dengan tujuan berupa do’a agar selamat pada pagi hari yang aka dilalui mitra tuturnya (Ivan).

3. Ucapan pujian

Jenis tindak tutur ini dilakukan oleh penutur saat terjadi suatu hal yang membuat kagum akan sesuatu yang dianggap baik. Contoh kalimat pada novel Pulang-Pergi, yaitu :

a) “Kalian sepertinya hebat sekali membuat sesuatu yang tidak masuk akal menjadi masuk akal.” Pada kutipan tersebut termasuk dalam tindak tutur ekspresif jenis pujian, karena tuturan Thomas yang merasa kagum akan perilaku rombongan yang hebat. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur diatas merupakan tindak tutur ekspresif jenis pujian dengan kata kunci hebat sekali.

b) “Matamu tajam sekali, Junior.” Kiko memuji. Tindak tutur tersebut sebagai tindak tutur ekspresif jenis ucapan memuji dengan kata kunci tajam sekali. Tuturan Yuri sebagai contoh tuturan memuji yang disebabkan rasa kagum akan mata tajam yang dimiliki Junior.

c) “Tubuhnya gagah besar seperti bapaknya. Sudah seperti pemuda dewasa. Matanya hitam tajam. Aku suka dia. Kelas berapa kau sekarang?” kutipan tersebut termasuk dalam tindak tutur ekspresif jenis pujian, karena terdapat tuturan Tauke Muda yang kagum dengan tubuhnya Bujang yang gagah dan mata hitam tajam yang dimilikinya.

4. Ucapan menyalahkan

Jenis tindak tutur ini dilakukan karena penutur ingin menyatakan ke mitra tutur jika melakukan kesalahan. Terdapat beberapa tindak tutur pada novel Pulang-Pergi, yaitu :

a) “Ini semua salahmu, Bujang. Kita diborgol.” Pada kutipan tersebut termasuk dalam tindak tutur ekpresif jenis menyalahkan, karena terdapat tuturan Salonga yang menganggap Bujang salah yang membuatnya dan rombongan diborgol polisi dan akhirnya masuk penjara. Kutipan tersebut sangat jelas jika didefinisikan sebagai tindak tutur menyalahkan dengan titik fokus kata “salah”.

b) “Ini semua salah Bujang. Dia selalu saja punya masalah moralitas saat harus membunuh petugas, polisi, dan sebagainya.” Pada kutipan tersebut, tuturan Salonga memiliki maksud menyalahkan Bujang karena keadaan yang menimpanya bersama rombongan dan sikap moralitas yang dimiliki Bujang. Dengan begitu kutipan tersebut termasuk dalam tindak tutur ekspresif jenis menyalahkan sesuai dengan kalimat “ini semua salah Bujang”.

5. Upaya menyanjung

Jenis tindak tutur ini disampaikan oleh penutur ketika ia ingin memberikan kata-kata pujian untuk membangkitkan rasa senang lawan bicaranya atau mitra tutur. Terdapat beberapa tuturan menyanjung dalam novel Pulang-Pergi, yaitu :

a) “Bapak kau ini dulu, adalah pemburu yang hebat. Berikan senapan padanya, dan dia akan menjatuhkan satu per satu babi.” Pada kutipan tersebut termasuk tindak tutur jenis menyanjung. Tuturan Tauke Muda yang memuji Samad (Bapak Bujang) dengan ucapan “pemburu yang hebat”. Hebat sendiri memiliki makna amat sangat bagus, kuat, dan dahsyat. Maka sudah jelas jika tuturan di atas termasuk kedalam tindak tutur jenis menyanjung dengan kata kunci “hebat”.

b) “Adalah kakekku, jagal masyhur itu.” Pada kutipan tersebut, tuturan Bujang bermaksud menyanjung sang Kakek yang sangat terkenal sebagai jagal di kampung halamannya, dengan membisikkan namanya saja, maka satu desa akan memadamkan lampu mereka karena takut. Dengan begitu, kutipan tersebut termasuk dalam tindak tutur ekspresif jenis menyanjung, sesuai dengan kata kunci “masyhur”.

6. Ucapan mengeluh

Jenis tindak tutur ini dilakukan oleh penutur ketika ia merasa susah, karena penderitaan, kesakitan, dan kekecewaan yang dialaminya. Terdapat tuturan dalam novel Pulang-Pergi yang sesuai hal tersebut, tuturannya yaitu :

a) “Aku mengeluh kecewa. Aku ingin mendengar lebih banyak lagi, tapi istirahat kami sudah selesai.” Kutipan tersebut termasuk tindak tutur ekspresif jenis mengeluh, sesuai dengan kata “mengeluh kecewa” yang dituturkan Bujang ketika ia ingin mendengarkan lebih banyak lagi cerita masa muda Bapaknya Samad yang penuh misteri, namun Tauke Muda mengakhiri kegiatan bercerita tersebut dan melanjutkan perburuan babi. Hal tersebut membuat Bujang kecewa, karena ia tidak bisa mendengar cerita Bapaknya lagi, sebab ia hanya tahu sedikit kisah Bapaknya yang pernah Mamaknya ceritakan.

Sesuai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah tindak tutur dapat dikaji dalam sebuah karya sastra, misalnya pada novel Pulang dan Pergi karya Tere Liye ini. Dalam novel tersebut terdapat tuturan yang disampaikan tokoh mengandung tindak tutur ekspresif dengan beberapa jenis yaitu mengucapkan terima kasih, selamat, memuji, menyalahkan, menyanjung, dan mengeluh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image