Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suratun Almaidah

Pandemi Berlalu Satu Kali Tepuk, Banyak Lalat Yang Mati

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 17:20 WIB

Meski belum bisa sepenuhnya bernapas lega, namun setidaknya kita bisa merasakan sedikit udara segar setelah berhasil melalui gelombang puncak kedua dari virus covid 19 yang dinilai cukup mereda.

Semenjak diidentifikasinya virus korona varian delta di India bulan April yang mulai merambah sampai ke Indonesia, pada September 2021 tepatnya, perhelatan melawan virus ini semakin berat. Pernyataan yang disampaikan Siti Nadia Tarmizi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, dalam sebuah berita, menyatakan bahwa Dengan tingkat penularan yang lebih cepat dibandingnya dengan varian sebelumnya, yaitu lima kali lipat. Kecepatan ini membuat meningkatkan jumlah penderita covid 19 meningkat dengan pesatnya. Rumah sakit mulai kehabisan kapasitas rawat inap bahkan kehabisan oksigen.

Setelah semua yang dilalui akhirnya, kabar gembira datang oleh pengakuan dari John Hopkins University CSSE Covid-19 pada 12 September 2021. Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terbaik dalam menangani kasus covid-19. Hal ini dilihat dalam waktu dua pekan Indonesia tercatat berhasil menurunkan kasus Covid-19 sebesar 58%.

Bila prestasi ini terus berlanjut, bukan mustahil bila Indonesia akan segera bebas dari covid 19 yang sudah semenjak 2 tahun lebih menjadi isu yang tak kunjung redup. Bahkan isu ini berkembang menjadi bola salju yang semakin hari bisa menyerang banyak sektor.

Terlebih lagi, capaian vaksin sudah semakin meluas. Hingga kini menurut data yang dikutip dari republika.co.id, sampai dengan hari Jum’at (24/9) jumlah warga yang mendapatkan vaksin sebanyak 47.708.141 (47,71 juta) orang. Jumlah ini adalah 22% dari target jumlah warga yang akan divaksin.

Ketika pandemi berlalu, kita bukan hanya terbebas dari masker dan hand sanitizer. Melainkan kita akan terbebas dari segala bentuk permasalahan yang timbul akibat pandemi diantaranya ada pada bidang kesehatan itu sendiri, lalu ekonomi, pendidikan,dan pariwisata.

Lebih dari sekedar terbebas atas penjara yang bernama PPKM, kita semua selain bisa lagi nonton film dengan nyaman di bioskop, nongki bersama teman, vacation baik di dalam maupun luar negeri. Lebih dari itu akan banyak sekali sektor-sektor yang kembali pulih.

Sektor yang paling vital ialah ekonomi. Kondisi ekonomi yang kini bak buah simalakama. Ikut PPKM tidak punya uang, tidak ikut PPKM kena covid. Hal ini akan bisa sangat ditekan dan pelan-pelan segera pulih. Akses pariwisata juga bisa segera dibuka. Ini jelas juga dampaknya terhadap ekonomi.

Pembelajaran pun bisa segera kembali dilaksanakan secara tatap muka dengan nyaman. Meskipun pembelajaran secara daring (online) memiliki keuntungan, namun bagaimanapun pembelajaran tatap muka akan lebih mendukung keterikatan emosional murid-guru. Pembelajaran tatap muka juga menjadi salah satu media untuk mengawasi perilaku murid. Selain itu sinyal juga masih sering menjadi kendala nomer satu bagi sistem pembelajaran daring ini.

Dari sisi tenaga kesehatan sendiri dengan diselesaikannya pandemi ini, maka level burn out yang dialami oleh para tenaga medis akan otomatis ikut berkurang. Dicuplik dari Program Studi Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (MKK FKUI) menunjukkan data sebanyak 83% tenaga kesehatan di Indonesia mengalami burnout syndrome derajat sedang dan berat. Apa bahaya burn out yang dialami tenaga kesehatan. Dampaknya tentu saja akan berisiko mengganggu kualitas hidup dan produktivitas kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Ketika pandemi berlalu maka seperti satu kali tepuk, banyak lalat yang mati. Satu akar masalah yang disini berupa Pandemi Covid 19 terselesaikan, maka semua masalah terdampak yang timbul pun akan selesai.

Untuk itu Indonesia masih terus harus saling menyatukan langkah untuk melawan covid 19. Baik dari tenaga kesehatan, pemerintah, maupun warga.

Mungkin kita semua sudah bosan dengan kalimat-kalimat prokes, aturan-aturan selama pandemi. Tetapi untuk mencapai garis finis dalam pemenangan melawan pandemi ini kita tidak boleh lengah sedikitpun. Ingatlah bahwa lengah hanya akan memperpanjang masa PPKM dan semakin menunda tuntasnya pemberantasan Covid 19.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image