Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amira Nadha

Jika Pandemi Pergi: Dampak dari Pandemi

Lomba | Saturday, 25 Sep 2021, 16:19 WIB

Pandemi COVID-19 menimbulkan dampak yang luas diberbagai sektor. Hadirnya pandemi ini menyebabkan aktivitas masyarakat dibatasi dan harus menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan yang baru. Diadakannya lockdown, PPKM, serta Penerapan protokol kesehatan yang ketat sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19 yang juga berpengaruh terhadap berbagai sektor, seperti ekonomi, pariwisata, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 telah menciptakan pertumbuhan ekonomi negatif hampir diseluruh negara, tak terkecuali Indonesia. Laporan Bank Dunia mencatat pendapatan per kapita Indonesia mengalami penurunan, dari US$ 4.050 pada 2019, kemudian menjadi US$ 3.870 pada 2020. (Detik news - 23/9/2021)

Demi menekan penyebaran COVID-19 masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan. Masyarakat tidak bebas untuk bepergian dan berwisata. Jika ingin melakukan penerbangan pun harus menyiapkan dokumen seperti Surat keterangan PCR, Vaksin, dan lain sebagainya. Tentu hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan pada sektor Pariwisata. Salah satu yang terdampak adalah Wisata air terjun mini di Pasuruan. Kini wisata ini sudah tidak beroperasi lagi karena tidak ada pemasukan untuk biaya perawatan akibat sepi pengunjung sejak diberlakukannya PPKM.

Selain itu, berdampak juga kepada seniman tradisional, seperti dalang senior di Boyolali yang mengamen dari rumah kerumah agar mendapatkan pemasukan karena mereka tidak bisa mengadakan pentas akibat pandemi yang berkepanjangan.

"Wayang ngamen ini karena perekonomian. Jujur dalang sekelas saya, Pak Sartono, Pak Kasim itu nggak punya keterampilan lain selain mendalang. Jadi yang penting saya mencari rezeki halal, tidak melanggar protokol kesehatan," ujar Ki Joko Sunarno, saat ditemui pada Rabu (22/9/2021). (Sumber: Detikhot – Kamis, 23/9/2021)

Selain itu, pandemi COVID-19 juga memengaruhi kesehatan mental. Seperti yang dikutip dari laman detik health, Patrick McGorry (Ahli kesehatan mental di University of Melbourne) mengatakan krisis kesehatan mental bisa menjadi dampak sekunder dari pandemi COVID-19 di Australia. Menurutnya kondisi ini sangat rentan terjadi dikalangan anak muda.

Namun terlepas dari berbagai dampak negatif tersebut, Jika dilihat, pandemi COVID-19 juga memiliki dampak positif, khususnya dibidang edukasi. Saat pandemi, banyak webinar dan kelas gratis maupun berbayar untuk meningkatkan skills yang diadakan secara online, seperti webinar kewirausahaan, webinar pengembangan diri, webinar pendidikan, kelas bahasa, digital marketing, graphic design, creative writing, public speaking dan masih banyak lagi.

Kemudian banyak content creator diberbagai platform yang membagikan ilmunya secara gratis. Masyarakat dapat memanfaatkan media sosial untuk mencari ilmu yang diminatnya tanpa ada batasan ruang dan waktu. Dimana pun bisa mengikuti kegiatan yang diminati atau kelas gratis. Namun tetap saja, semua orang pasti menginginkan pandemi pergi agar bisa beraktivitas seperti sedia kala.

Saat ini pandemi di Indonesia mulai membaik, ditandai dari penurunan kasus COVID-19 dan penurunan level zona merah di berbagai daerah. Namun meski sudah mulai membaik, kita tetap harus waspada dan menaati protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, dan tidak membuat kerumunan agar tidak ada lagi penyebaran virus Korona. Kita semua hanya bisa berharap dan berdoa semoga pandemi COVID-19 ini cepat pergi.

Jika pandemi pergi, semua orang bisa pergi kemana pun tanpa harus repot menyiapkan berbagai dokumen yang diperlukan. Kita bisa bebas bertemu orang banyak tanpa aturan yang ketat. Bisa bebas jalan-jalan dan menikmati makanan pinggir jalan. Masyarakat yang memiliki lapak pun bisa membangun usahanya lagi. Berbagai aktivitas diluar rumah bisa dilakukan tanpa harus takut tertular virus Korona.

Namun meski begitu, tentu banyak tantangan yang harus dilalui kedepannya. Masyarakat diharapkan untuk bisa menyesuaikan diri, lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi era digitalisasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image