Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image siti suryani

Islam Cetak Generasi Cemerlang Untuk Peradaban Gemilang

Agama | Tuesday, 07 May 2024, 21:14 WIB

Pendidikan sebuah usaha dasar yang terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan dalam keagamaan, ahlak, kepribadian, kecerdasan, pengendalian diri, pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan. Pendidikan dalam UUD 1945 merupakan hak setiap warga negara dimana siapapun wajib untuk mengikuti pendidikan dasar dengan biaya dijamin oleh negara. Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan yang paling asasi bagi manusia agar mampu mengisi perannya yang dibutuhkan oleh lingkungan.

Pendidikan sebagai kebutuhan asasi, memiliki posisi penting dalam membentuk karakter manusia, terutama membangun sebuah peradaban. Sistem Pendidikan Nasional yang dijalankan mengarah pada peningkatan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini nampak dalam penanaman nilai-nilai luhur dimulai dari pendidikan usia dini, sebagai bekal bagi peserta didik sebelum mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan diajarkan berikutnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Bertepatan dengan peringatan Hari pendidikan Nasional beberapa hari yang lalu, mengusung tema " Bergerak Bersama Lanjutkan Merdeka Belajar " menjadi momen refleksi dan evaluasi terkhusus Kemendikbudristek agar bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terutama dalam pendidikan, juga selama bulan Mei ini menggelar kegiatan yang melibatkan pendidik dan peserta didik dengan tujuan untuk merayakan tranformasi pendidikan.

Dalam memperingati hardiknas Direktorat Jenderal Kebudayaan melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media berkolaborasi dengan sekolah tingkat menengah kejuruan menggelar konser musikal bertajuk 'Memeluk Mimpi-Mimpi: Merdeka Belajar, Merdeka Mencintai' di Teater Jakarta. Konser musikal ini dinyatakan sebagai salah satu implementasi program Merdeka Belajar yang bertujuan untuk mengekspresikan karya melalui pembelajaran yang relevan dan menyenangkan. Dimana pagelaran tersebut kolaborasi antara peserta didik dengan seniman-seniman dari dunia hiburan profesional.

Sementara itu, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek menyambut baik dan mendukung penuh pertunjukan musikal tersebut. Beliau mengharapkan melalui pertunjukan ini, peserta didik memperoleh pengalaman secara langsung bagaimana proses penggarapan sebuah pertunjukan musikal, mulai dari kerja artistik hingga kerja manajemen yang dilakukan secara profesional. ( Liputan6.com )

Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan saat ini, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar peserta didik, juga memberikan kebebasan memilih minat belajar mereka dan mendorong kreativitas dan memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk mewujudkan pembelajaran berkualitas disesuaikan dengan lingkungan belajar dan kebutuhan peserta didik. Lingkungan pendidikan pesantren kental dengan pengajaran dan penanaman nilai agama tidak lepas dari tindak pembulian antar pelajar, pelecehan yang dilakukan tenaga pendidik terhadap pendidik marak dikakukan

Bergantinya kurikulum terbukti tidak menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, justru semakin rusaknya generasi dengan maraknya berbagai kasus pembulian, tawuran, pergaulan bebas, prostitusi dan aborsi dilingkungan pelajar. Kurikulum sekulerisme menitikberatkan pada peningkatan kemampuan peserta didik dalam mengejar nilai materi dan kemampuannya dalam menguasai suatu bidang keahlian nihil dalam pemikiran agama. Terlebih kapitalisme yang mencengkram dunia pendidikan, menjadi sebab tingginya biaya pendidikan dan juga output yang dilahirkan tidak lebih hanya mengejar nilai materi dunia semata. Kurikulum yang berasakan sekulerisme kapitalis, dimana adanya pemisahan agama dengan kehidupan menyebabkan pendidikan nihil dari nilai-nilai agama dan tujuan pendidikan tidak lain untuk mendapat penghidupan dan pekerjaan yang menjamin masa depannya di dunia.

Inilah potret buram dunia pendidikan dengan kurikulum yang berasaskan pada sekulerisme telah menjauhkan generasi dengan agamanya, dan menjadikan dunia sebagai tujuan. Kurikulum yang nihil akan ajaran agama akan menjadikan generasi lemah dan rusak. Pendidik dan peserta didik mudah tergelincir dalam kemaksiatan serta melanggar hukum. Kurikulum ini jelas mengukuhkan nilai sekulerisme dan kapitalisme sehingga melahirkan generasi yang memiliki ahlak buruk dan mengikuti budaya barat yang telah nyata merusak generasi.

Pendidikan Islam Lahirkan Generasi Cemerlang

Sepanjang sejarah negeri yang menjadikan Islam sebagai aturan dalam benegara mampu melahirkan generasi cerdas nan beradab. Islam memiliki corak khas dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan yakni membentuk manusia berkepribadian Islam, menguasai pemikiran Islam, menguasai pengetahuan, ilmu, dan teknologi serta memiliki keterampilan yang tepat dan berdaya guna. Kurikulum yang dipakai adalah yang berdasarkan pada akidah Islam.

Dalam sistem Islam, guru atau tenaga didik akan mendapatkan jaminan kesejahteraan sebagai tenaga professional, diberikan fasilitas pelatihan agar bisa melakukan tugas dengan baik. Keberadaan negara wajib menjamin atas seluruh warga negara mendapatkan pendidikan dan sarana prasarana pendidikan yang memadai, menggunakan kurikulum yang berdasarkan akidah Islam, sehingga pendidikan dalam sistem Islam mampu mencetak generasi yang berakhlak mulia.

Di pentas dunia Kegemilangan Islam dan peradabannya membuat segan dan kagum Barat. Hal ini karena faktor keimanan dan keilmuan menjadi penentu keberhasilan mereka. Negara sebagai pelaksana pendidikan berbasis Islam, ditopang sistem ekonomi Islam yang mampu memberikan kesejahteraan dan kebijakan yang bersumber pada syariat Islam. Maka seluruh masyarakat merasakan hak pendidikan di semua jenjang tanpa biaya tinggi bahkan negara memberikan secara gratis.

Berbagai persoalan dunia pendidikan akan dengan mudah di selesaikan jika Islam dijadikan dasar dalam menjalankan dan mengatur pendidik, tenaga pendidik dan kurikulum yang diberlakukan. Bergantinya kurikulum, metode pembelajaran, juga bergantinya menteri tidak menyelesaikan berbagai masalah dalam dunia pendidikan. Ini menjadi bukti pendidikan dengan kurikulum sekulerisme kapitalis yang diterapkan di negeri ini semakin menambah permasalahan dan merusak generasi

Sistem Islam sebagai solusi yang mampu menyelesaikan segala permasalahan yang melingkupi dunia pendidikan saat ini. Pendidikan yang berdasar pada akidah Islam yang akan melahirkan generasi peradaban tinggi. Peradaban Islam melahirkan cendekiawan dan ilmuwan yang ahli berbagai bidang. Al-Khawarizmi, seorang ahli matematika yang dikenal di Barat dengan Aljabar. Penemu globe, yakni Ibnu Batutah, seorang penjelajah duniw. Hal ini menjadi bukti bahwa pada masa peradaban Islam, ajaran Islam dijadikan landasan dalam pendidikan dimana murid tidak semata lihai dalam ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu teknologi umum, sains, dan ilmu umum.

Saatnya untuk menerapkan sistem Islam secara kaffah sebagai solusi solutif dalam dunia pendidikan khususnya dan dalam kehidupan pada umumnya. Satu-satunya kunci ketinggian peradaban generasi terdahulu yakni menjadikan Islam sebagai jalan dan pedoman hidup bermasyarakat dan bernegara

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image