Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alpia Nur Zakiyyah Atorid

Baju Baru dan Hari Raya

Agama | Monday, 18 Apr 2022, 12:26 WIB

Setiap menjelang hari raya pasti kita tidak heran dengan ramainya pusat perbelanjaan, baik itu pasar, toko pakaian hingga mall. Pengunjung biasanya membeli pakaian dan sandal yang akan digunakan saat hari raya atau lebaran tiba. Hal ini seakan sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun.

Terkait pakaian ternyata Rasulullah meriwayatkan dalam hadits "Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan." (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim). Apakah pakaian terbaik disebut juga dengan pakaian yang baru? Mari kita utas.

Sadari dalam hadits tersebut juga Rasulullah memberikan tanda bahwa jangan sampai melewati batas, maksudnya boleh menggunakan baju baru namun tidak berlebihan atau pun tidak memaksakan. Rasulullah menganjurkan menggunakan pakaian terbaik bukan terbaru, tidak ada dalil yang menjelaskan terkait penggunaan pakaian yang baru. Pakaian terbaik di sini berarti bagus, rapi dan wangi, tidak perlu baru.

Lalu bagaimana jika kita telah membeli baju baru? Sadari bahwa baju tersebut merupakan sikap rasa syukur kita setelah melewati puasa ramadhan serta menerima nikmat yang luar biasa dari Allah. Perlu diingat baju baru juga jangan dijadikan kesombongan atau pamer terhadap yang lain, karena pada dasarnya semua yang utama kembali kepada niat dan taat kita terhadap Allah saat bulan ramadhan.

Jadi mengenakan baju baru saat hari raya tidak bersifat wajib yah. Gunakan pakaian terbaik yang bagus, rapi dan wangi. Pakaian terbaik juga dapat diartikan pakaian yang lama atau yang sudah ada namun dengan rasa yang nyaman, masih bagus, dapat dirapikan dan diberi wewangian. Semoga dengan pakaian terbaik kita saat hari raya dapat menjadi rasa syukur dan semangat kita untuk ramadhan tahun yang akan datang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image