Annisa Nur Weina: Belajar itu Tuntunan Hidup
Eduaksi | 2022-04-16 10:10:57Annisa Nur Weina lahir di Bandung tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1996. Annisa adalah anak tunggal. Dia hanya tinggal bersama dengan Ibunya semenjak ayahnya meninggal pada tahun 2017 karna penyakit kanker tumor. Sekarang Ibunya berprofesi sebagai guru matematika disalah satu SMP 1 Ngamprah Cimahi, Jawa Barat dengan penghasilan sekitar kisaran Rp. 2.000.000 perbulan. Annisa berasal dari Kabupaten Bandung Barat tepatnya di desa Tanimulya Kecamatan Ngamprah, dan saat ini Annisa menetap di Bandung tempat dimana dia menimba ilmu bangku kuliah S2 di UNISBA Bandung.
Riwayat pendidikan Annisa dimulai dari TK Niagara pada tahun 2002-2003 dilanjutkan ke SD Terpadu Niagara pada tahun 2003-2009 dan dilanjutkan ke SMPN 3 Cimahi pada tahun 2009-2012 kemudian dilanjutkan ke bangku SMA di SMAN 1 Cisarua Bandung Barat jurusan IPA pada tahun 2012-2015. Dan Annisa melanjutkan bangku kuliah S1 di UHAMKA jurusan psikologi, kemudian sekarang Annisa melanjutkan bangku kuliah S2 di UNISBA jurusan psikologi pendidikan Bandung tepatnya di Tamansari Kecamatan Bandung Wetan kota bandung.
Apa saja pengalaman organisasi yang pernah diikuti?
“Dulu ketika masa kuliah S1 saya mengikuti organisasi, bermula dari sebagai pengurus Sekertaris Bidang 5 Sosial Pemberdayaan Masyarakat pada saat saya duduk dibangku S1 di UHAMKA, selain mengikuti organisasi Sosial Pemberdayaan Masyarakat saya juga menjabat sebagai Bendahara Umum di IMM Psikologi Uhamka pada tahun 2017-2018, tidak hanya dikuliah saja saya juga pernah menjadi salah satu volunteer dalam acara Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) Wilayah 1 Bundaran HI pada tahun 2016” katanya.
Apa saja prestasi yang anda dapat selama masa kuliah?
“Dulu ketika mahasiswa saya mempunyai prestasi yang diinginkan banyak semua mahasiswa yaitu mendapat nilai terbaik dan menjadi lulusan cum laude, dibangku kuliah S1 jurusan psikologi, saya mendapat gelar sarjana psikologi dan tidak hanya itu saya juga mendapat nilai terbaik dengan nilai IPK 3.60 yang dimana saya berhasil menjadi mahasiswa dengan lulusan cum laude, tidak hanya itu saja prestasi yang saya dapat. Saya juga sempat mendapat prestasi penerimaan beasiswa DIKTI pada tahun 2017, selain itu saya juga pernah menjadi peserta Lomba Olimpiade Mahasiswa Asosiasi Psikologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Tingkat Nasional, Perwakilan Psikologi UHAMKA, Jakarta pada tahun 2017. Dan saya juga mendapat beasiswa S2 di UNISBA Bandung” imbuhnya.
Bagaimana cerita perjalanan karir anda?
“Dulu saya juga pernah menjadi Staf Divisi Psikologi, Biro Psikologi CV Bina Daya Sinektika, Cimahi pada bulan November 2019-Januari 2020, selain itu saya juga pernah mengajar menjadi seorang guru Bimbingan dan Konseling (BK) di SMP dan SMK IT Nurul Imam pada Februari 2020-sekarang, tidak hanya itu saya juga pernah menjadi anggota Tim Pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia di Polres Jakarta Selatan pada tahun 2017” katanya.
Apa saja SKILL kemampuan berbahasa asing yang anda kuasai?
“Saya juga menguasai dua bahasa yaitu bahasa inggris dan bahasa korea, dengan kemampuan saya yang bisa berbahasa korea, saya mentransferkan ilmunya dengan cara membuat acara keputrian dengan tema belajar tulisan korea. Saya juga menjadi guru les private bahasa inggris di tempat saya mengaji” imbuhnya.
Sebagai penutup perbincangan kami siang itu, dengan tatapan matanya yang cerah dan senyumnya yang khas, saya berpesan untuk anak muda yang duduk dibangku kuliah S1.
“Ketika masih dalam usia remaja, jangan pernah berpikir bahwa bekerja lebih baik ketimbang belajar dibangku kuliah. Belajar itu wajib, musti, kudu. Belajar itu tuntutan hidup. Belajar itu sampai akhir hayat. Berusahalah terus sampai akhirnya kita menemukan jati diri kita sendiri.” Katanya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.