Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Widyastuti, S.S.

Puasa Sehatkan Jiwa Raga

Lomba | Thursday, 31 Mar 2022, 20:06 WIB
gambar: Pixabay

Ramadan adalah bulan yang selalu dirindukan kaum muslim. Bulan ini adalah bulan yang penuh dengan magfirah dan akan dilipatgandakan pahalanya atas kebaikan yang kita lakukan. Maka setiap insan muslim akan berlomba-lomba melakukan amal saleh selain puasa, yaitu tarawih, tadarus, sedekah maupun zikir. Kebahagiaan sendiri bagi seorang muslim apabila dapat puasa sebulan penuh, mengkhatamkan Alqur’an dan tarawih setiap malam. Bahkan ada yang mengadakan iktikaf di masjid di sepuluh malam terakhir Bulan Ramadan.

Setelah dua masa Ramadan dalam jeratan Virus Corona yang dari waktu ke waktu bermutasi menjadikan Ramadan tidak semarak seperti tahun sebelumnya. Corona menjadikan semua seakan diam membisu, menjadikan suasana hening. Seakan kita hidup dalam dunianya sendiri. Tiap ada pengumuman di masjid adalah kabar duka atas meninggalnya seseorang. Jalanan hanya diramaikan oleh suara sirine ambulan. Pemberitaan di televisi dan media massa pasti tentang lonjakan orang yang terpapar corona. Banyak tempat karantina yang penuh, bahkan rumah sakit sampai mendirikan tenda darurat di halaman. Virus Corona bagaikan penjajah yang kembali melanda negeri. Semua orang hanya bisa pasrah dan berdiam diri di rumah. Adanya aturan yang tidak memperbolehkan kemana-kemana. Toko hanya yang menjual sembako yang diperbolehkan buka dan itupun dengan batasan waktu.

Adanya virus ini juga menjadi pembelajaran bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan. Baik dari pola hidup maupun pola makan. Virus mengajarkan kita untuk selalu menjaga kebersihan dari hal yang kecil seperti rajin mencuci tangan. Makanan yang bernutrisi untuk menjaga imun tubuh. Menjaga adab dengan tidak bersin dan batuk sembarangan. Banyak hal yang bisa kita renungkan dan ambil hikmahnya ketika kita menghadapi Virus Corona ini.

Ramadan menjadikan momen untuk melatih menahan hawa nafsu. Pada bulan ini kita berpuasa untuk mengasah jiwa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Namun puasa melatih kita untuk menahan semua indera kita dari mata, telinga maupun mulut. Kita selalu menjaga pandangangan untuk melihat kebaikan. Mendengar hal-hal yang bermanfaat untuk meningkatkan keimanan. Menjaga lisan agar selalu berbicara yang penting dan berguna saja. Segala sesuatu yang tidak ada manfaatnya dan memberikan kebaikan lebih baik ditinggalkan. Lebih baik mengerjakan yang mendatangkan pahala.

Bulan Ramadan kita berpuasa untuk meningkatkan kesehatan tidak hanya jiwa namun raga juga. Setelah berpuasa beberapa hari ada hormon yang meningkat yaitu endorfin. Hormon ini sebagai hormon kebahagiaan yang menyebabkan perbaikan kewaspadaan, daya kognitif, dan kesehatan mental. Perasaan bahagia mempengaruhi kekebalan tubuh. Rasa bahagia adalah salah satu usaha untuk meningkatkan imun dalam tubuh.

Makanan yang kita konsumsi juga berpengaruh untuk menjaga imun tubuh. Maka kita perlu mengkonsumsi sayuran dan buah untuk berbuka dan sahur. Banyak mengkonsumsi sayur dan buah menjadikan kita tidak mudah sakit. Hal ini dikarenakan sayur dan buah banyak mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Apalagi didukung dengan makanan yang kita konsumsi adalah makan halal dan tayib. Maka akan berpengaruh secara signifikan terhadap tubuh. Tubuh akan mudah diajak untuk berbuat kebaikan dan tentunya ibadah akan lebih khusyuk. Apa yang kita makan akan berpengaruh terhadap perilaku kita.

Puasa juga mengajak kita untuk bersedekah dan senang berbagi dengan orang lain. Hal ini untuk mengasah rasa sosial kita terhadap tetangga maupun orang yang ada disekitar. Ikut merasakan susahnya orang miskin yang kekurangan makanan sehingga tidak abai terhadap orang yang ada di sekeliling. Kita menjadi rajin bersedekah meskipun hanya memberikan makanan ala kadarnya atau memberikan makanan untuk berbuka puasa. Kegiatan ini akan menambah pahala kita tanpa mengurangi pahala orang yang melakukan puasa.

Pada malam hari kita melaksankan salat tarawih dan tadarus dengan tartil. Maka akan menjadikan diri dan hati kita lebih tenang. Apalagi kalau kita bisa menjemput malam Lailatul Qodar, malam yang tersembunyi di Bulan Ramadan. Malam Lailatul Qodar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Oleh karena itu marilah kita sambut Bulan Ramadan dengan rasa suka cita. Meningkatkan ibadah dan amal kita. Jangan kita tenggelam dalam ketakutan dengan Virus Corona. Harus kita lawan dengan memperkuat iman dan meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Allah yang Maha Rahman. Puasa meningkatkan imun dalam tubuh kita, karena dengan puasa karena Allah akan menjadikan kita kebal terhadap virus apapun. Jangan sampai adanya virus menjadikan iman kita menjadi lemah dan menyurutkan langkah kita untuk beribadah. Baik itu puasa, sedekah, tadarus dan tarawih di masjid.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image