Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rina Harwati

Kepala Madrasah dan Guru MTsN 6 Bantul Kontributor Buku Mengenang Sang Pejuang Literasi

Eduaksi | Friday, 25 Mar 2022, 11:20 WIB

Kepala madrasah dan Guru MTsN 6 Bantul menjadi kontributor buku antologi berjudul Mengenang Sang Pejuang Literasi yang diinisiasi oleh Kanwil Kementerian Agama DIY. Mafrudah dan Rina Harwati bersama 24 penulis lainnya menuliskan kisah yang berisi kenangan terhadap almarhumah Etik Fadhilah Ihsanti seorang guru berprestasi nasional. “Etik Fadhilah Ihsanti mendahului menghadap kepada Allah SWT untuk selama-lamanya setelah menderita sakit. Kami sangat kehilangan karena sosoknya telah menginspirasi banyak orang. Semasa hidupnya, Etik adalah seorang guru dan kepala madrasah berprestasi. Ia juga menginspirasi banyak guru untuk menulis dan menerbitkan buku solo. Tak heran jika kepergiannya diiringi tangis duka yang mendalam seluruh keluarga besar Kemenag DIY,” ujar Mafrudah.

Mafrudah menulis artikel yang berjudul Adikku Sang Bidadari Surga. Dalam tulisannya Mafrudah menuturkan tentang kekagumannya pada pesan tertulis Etik melalui facebook. “Kesan itu teramat mendalam bagi saya. Dia menulis bahwa seseorang hendaknya menyediakan waktu khusus untuk menulis setiap hari. Misalnya setelah isya, seusai salat tahajud, atau seusai salat subuh,” kata Mafrudah saat menyampaikan kenangannya tentang almarhumah Rabu (23/3).

Sementara itu, Rina Harwati berkisah melalui larik-larik puisi berisi kekagumannya kepada sosok guru berprestasi nasional yang pernah satu even saat menghadiri kompetisi inovasi pembelajaran dan GTK berprestasi tingkat nasional di Lampung. “Saat menulis puisi saya yang berjudul ‘Mengukir Namamu’ perlahan bayang-bayang wajah ayu almarhumah melintas. Kenangan bersamanya kembali bermunculan.

Tiga tahun lalu

Kukenal namamu

Etik Fadhilah Ihsanti guru

Kandidat gupres dari kotaku

Takjub atas karya-karyamu

Itulah penggalan bait puisi yang dituliskan Rina Harwati, Wakil Kepala Urusan Kurikulum MTsN 6 Bantul. Rina berharap, tulisannya bisa menjadi kenangan indah yang bisa dibaca banyak orang. “Puisi ini menjadi wakil curahan isi hati yang tak sempat saya sampaikan semasa beliau masih hidup,” pungkas Rina. (rin)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image