Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Chayyira Valiqa Achmad

Seni Bertarung Tanpa Lawan

Olahraga | 2025-12-25 02:18:16

Ajang SEA Games 2025 Thailand menjadi momen manis bagi Tim Taekwondo Indonesia. Dari nomor poomsae beregu putra, Indonesia berhasil meraih medali emas pertama berkat penampilan solid Muhammad Alfi Kusuma, Muhammad Hafizh Fachrur Rhozi, dan Muhammad Rizal. Bertanding di Island Hall Lt. 3 Fashion Island Shopping Mall, Bangkok, pada Rabu (10/12), ketiganya tampil kompak dan mengungguli para pesaing dengan perolehan poin tertinggi.

Di balik pencapaian tersebut, terdapat satu cabang dalam taekwondo yang masih belum banyak dikenal masyarakat, yaitu poomsae. Berbeda dari taekwondo kyorugi yang mempertemukan dua atlet secara langsung, poomsae sering disebut sebagai seni bertarung tanpa lawan karena menampilkan rangkaian gerakan yang menggambarkan pertarungan melawan lawan yang dibayangkan.

Meski dilakukan tanpa lawan nyata, poomsae menuntut ketepatan teknik, kekuatan, dan fokus tinggi dalam setiap rangkaian gerakannya.

Poomsae: seni bertarung tanpa lawan

Apa itu poomsae?

Poomsae merupakan rangkaian teknik dasar taekwondo yang disusun secara berurutan, mulai dari serangan, tangkisan, hingga kuda-kuda. Setiap gerakan memiliki aturan dan makna tersendiri sehingga tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Menurut kajian yang dimuat dalam repositori Universitas Lampung, poomsae berfungsi untuk melatih penguasaan teknik dasar, konsentrasi, serta pengendalian gerak secara menyeluruh.

Tidak seperti kyorugi yang menitikberatkan pada kontak fisik dan strategi menghadapi lawan, poomsae lebih menekankan pada ketepatan, konsistensi, dan penguasaan tubuh. Penilaian poomsae dilakukan berdasarkan kualitas gerakan, bukan hasil serangan terhadap lawan.

Unsur-unsur penting dalam poomsae

Poomsae memiliki beberapa unsur penting yang perlu diperhatikan dalam setiap rangkaian gerakannya.

1. Ketepatan Teknik

Gerakan poomsae tidak bisa dilakukan asal-asalan. Posisi tangan, kaki, hingga arah pandangan harus sesuai aturan. Teknik yang rapi membuat rangkaian gerakan terlihat jelas dan mudah dipahami.

2. Power atau tenaga

Power dalam poomsae bukan soal mengeluarkan tenaga sebesar-besarnya. Tenaga perlu dikeluarkan dengan tepat agar setiap gerakan terlihat tegas dan tidak lemas. Penelitian dalam Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga menyebutkan bahwa unsur fisik seperti power berpengaruh terhadap kualitas performa poomsae.

3. Keseimbangan

Poomsae menuntut perpindahan gerakan yang stabil. Keseimbangan yang baik membuat kuda-kuda dan perubahan posisi tetap mantap tanpa goyah. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian dalam Jurnal Physical Health Recreation yang menjelaskan bahwa keseimbangan berperan penting dalam kualitas gerakan poomsae.

4. Fokus dan konsentrasi

Karena tidak berhadapan langsung dengan lawan, fokus menjadi hal yang penting. Konsentrasi yang terjaga membantu menjaga alur gerakan tetap rapi dan berurutan dari awal hingga akhir.

Singkatnya, poomsae menunjukkan bahwa taekwondo tidak hanya tentang adu fisik. Melalui rangkaian gerakan yang teratur, poomsae melatih fokus, kontrol diri, dan kekuatan. Inilah yang membuat poomsae dikenal sebagai seni bertarung tanpa lawan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image