Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gabriel Ale Taunia

Kurangnya Fasilitas Skateboard Layak di Indonesia

Olahraga | 2025-12-24 17:00:51
Fasilitas Skateboard di Slipi yang Rusak (Source : https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/14/06160091/belum-diresmikan-lintasan-skateboard-di-skatepark-flyover-slipi-rusak)

Di banyak kota besar Indonesia, fasilitas skateboard bukan sekadar sarana olahraga. Ia adalah ruang publik , ruang ekspresi, sekaligus ruang aman bagi anak muda untuk tumbuh. Sayangnya, di banyak kota di Indonesia, keberadaan fasilitas skateboard yang layak masih menjadi kurang karena bukan kebutuhan dasar yang dipenuhi. Padahal, skateboard, BMX , dan olahraga ekstrem lain bukan tren sesaat. Ia telah menjadi bagian dari budaya urban, sarana kreativitas, bahkan jalur prestasi. Ironisnya, minimnya fasilitas skateboard memaksa para skater berlatih di trotoar, taman kota, hingga area publik yang sejatinya bukan diperuntukkan bagi aktivitas tersebut. Akibatnya, konflik dengan warga, risiko kecelakaan, hingga stigma negatif terhadap komunitas skater pun tak terhindarkan.

Skatepark Bukan Sekadar Arena BermainBanyak yang masih memandang skatepark sebagai fasilitas hiburan semata. Padahal, skatepark adalah ruang sosial. Di sanalah anak muda belajar disiplin, sportivitas, solidaritas, dan keberanian mengambil risiko secara terukur. Skatepark yang dirancang dengan baik mampu mengalihkan energi anak muda dari aktivitas negatif ke kegiatan yang lebih produktif.Tak sedikit atlet skateboard nasional yang memulai kariernya dari ruang publik seadanya. Bayangkan jika setiap kota memiliki skatepark yang layak, aman, dan inklusif—bukan tidak mungkin lahir lebih banyak atlet berprestasi yang mengharumkan nama daerah, bahkan negara.Ketimpangan Akses Ruang PublikDi beberapa kota besar, skatepark hanya dibangun sebagai proyek simbolik. Lokasinya jauh dari pusat aktivitas warga, fasilitasnya minim, dan perawatannya kurang optimal.

Akibatnya, skatepark sepi dan gagal menjadi ruang hidup komunitas.Sementara itu, kota-kota lain bahkan sama sekali belum memiliki skatepark. Anak muda di daerah akhirnya harus menempuh jarak jauh hanya untuk berlatih, atau kembali menggunakan ruang publik seadanya dengan segala risikonya. Ketimpangan ini menunjukkan bahwa akses terhadap ruang berekspresi belum menjadi prioritas pembangunan kota.Perlu Keberpihakan dalam Perencanaan KotaMembangun skatepark bukan sekadar soal anggaran, tetapi soal keberpihakan. Pemerintah daerah perlu melihat skatepark sebagai investasi sosial jangka panjang.

Melibatkan komunitas skater dalam perencanaan dan pengelolaan skatepark adalah langkah penting agar fasilitas yang dibangun benar-benar sesuai kebutuhan.Selain itu, skatepark seharusnya terintegrasi dengan ruang publik lain—taman kota, jalur sepeda, dan area kreatif—sehingga menjadi bagian dari ekosistem kota yang ramah anak muda. Kota yang menyediakan ruang aman untuk berekspresi adalah kota yang percaya pada generasi mudanya.

Menanti Kota yang Lebih Ramah Anak MudaMenanti skatepark layak di setiap sudut kota sejatinya adalah menanti kota yang lebih inklusif. Kota yang tidak hanya dibangun untuk kendaraan dan gedung tinggi, tetapi juga untuk mimpi, kreativitas, dan masa depan generasi muda.Skatepark bukan sekadar beton dan besi. Ia adalah simbol kehadiran negara di ruang-ruang kecil kehidupan warganya. Dan selama skatepark masih dianggap kebutuhan sekunder, selama itu pula kota-kota kita belum sepenuhnya ramah bagi anak muda yang ingin tumbuh dan berkembang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image