Mimpi Gedebage Bebas Banjir
Kebijakan | 2025-12-14 16:01:31Sebagai mahasiswa yang sudah lama tinggal di Bandung, khususnya di kawasan Gedebage dan sekitarnya, saya merasa perlu menyuarakan harapan dan keresahan yang mungkin juga dirasakan oleh banyak tetangga. Setiap musim hujan tiba, bayangan banjir seakan menjadi "tamu" rutin yang tidak diundang. Genangan air di jalan utama, rumah-rumah yang kebanjiran, aktivitas warga yang lumpuh, dan kerugian materiil yang berulang-ulang menjadi pemandangan yang memilukan.
Melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan mimpi kolektif kita: Gedebage yang bebas dari banjir. Mimpi ini bukanlah hal yang mustahil, namun memerlukan komitmen dan aksi nyata dari semua pihak, mulai dari pemerintah kota, pemerintah provinsi, hingga setiap warga yang berdiam di kawasan ini.
Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan banyak warga, akar permasalahan kompleks. Penyempitan dan pendangkalan saluran air (drainase) akibat sedimentasi dan sampah, berkurangnya daerah resapan air karena pesatnya pembangunan, serta mungkin belum optimalnya sistem polder atau pengelolaan air di kawasan ini menjadi beberapa faktor kunci. Proyek besar seperti pembangunan Gedebage Pusat Kota dan perubahan tata ruang di sekitarnya harus disertai dengan kajian dan mitigasi dampak hidrologi yang matang.
Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk bergerak bersama:
1. Pemerintah Daerah (Kota Bandung & Provinsi Jawa Barat): Kami mendorong adanya audit drainase secara menyeluruh di kawasan Gedebage dan sekitarnya. Perlu ada program normalisasi dan naturalisasi saluran udara yang terpadu dan berkelanjutan, bukan sekadar pembersihan saat musim hujan. Pengawasan ketat terhadap izin pembangunan dan kewajiban penyediaan sumur resapan juga harus ditegakkan. Selain itu, sosialisasi dan kesiapan tim reaksi cepat penanggulangan banjir harus lebih masif.
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD): Harap dapat mengawal dan memperjuangkan anggaran khusus dan berkelanjutan untuk penanganan banjir di Gedebage melalui fungsi anggaran dan pengawasannya. Jadilah penyambung aspirasi warga ke dalam kebijakan yang konkret.
3. Warga Masyarakat Gedebage: Mimpi ini dimulai dari diri kita sendiri. Mari kita disiplin membuang sampah pada tempatnya, tidak menyumbat saluran air dengan limbah rumah tangga, dan melestarikan ruang terbuka hijau di sekitar rumah. Gotong royong membersihkan lingkungan sekitar harus kita hidupkan kembali. Pelaporan jika praktik pembangunan melihat atau pembuangan sampah yang dapat mengganggu drainase juga merupakan bentuk kepedulian.
Mimpi Gedebage bebas banjir adalah mimpi akan kenyamanan, keamanan, dan keinginan hidup. Ini adalah investasi untuk anak cucu kita. Jangan biarkan banjir menjadi takdir tahunan yang hanya kita keluhkan, lalu kita lupakan ketika kemarau tiba. Saatnya kita bertindak bersama, dengan langkah-langkah strategis dan konsisten, untuk mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan.
Hormat saya, Aseep Setiawan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
