Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image amelia putri

Ledakan Konsumsi Manis di Kalangan Remaja dan Ancaman Penyakit Masa Depan

Info Sehat | 2025-12-12 16:24:36

Di kalangan remaja saat ini, minuman manis sudah menjadi pilihan populer karena harga yang terjangkau dan aksesnya mudah menjadi penyebab tingginya konsumsi minuman berpemanis. Sensasinya memberi kepuasan instan, tetapi jarang disadari bahwa kebiasaan tersebut justru memberi dampak pada kesehatan jangka panjang. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa remaja yang terbiasa mengkonsumsi minuman manis mengalami masalah metabolik dalam tubuhnya lebih awal daripada generasi sebelumnya. Fenomena ini semakin terlihat ketika banyak remaja yang menjadikan minuman manis sebagai pendamping aktivitas sehari-hari, mulai dari saat belajar, berkumpul dengan teman, hingga berolahraga ringan. Kebiasaan ini secara perlahan membentuk pola konsumsi baru yang sulit dilepaskan, karena rasa manis memberikan efek adiktif yang membuat remaja ingin mengulanginya terus-menerus.

Para pakar kesehatan memberi perhatian serius terhadap kenaikan konsumsi gula harian generasi muda saat ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan batas konsumsi gula harian yaitu 25 gram. Namun, kenyataannya saat ini banyak remaja yang melampaui batas tersebut hanya dari satu minuman yang mereka pilih. Di Indonesia, sebanyak 72% remaja mengkonsumsi minuman manis paling tidak seminggu sekali, dengan teh kemasan siap minum sebagai salah satu jenis minuman manis yang paling sering dikonsumsi (Laksmi et. al., 2018). Kebiasaan ini sangat mengkhawatirkan jika terus berlanjut tanpa kontrol, sebab sebagian besar remaja tidak mengetahui seberapa besar kandungan gula dalam minuman yang mereka konsumsi. Banyak produk minuman kemasan yang tampak sehat, tetapi sebenarnya mengandung gula tinggi sehingga tidak disadari dapat meningkatkan asupan gula harian secara drastis. Kondisi ini diperparah dengan tren minuman kekinian yang semakin mudah ditemukan, seperti boba, kopi susu, dan minuman berperisa lainnya yang justru menambah daftar konsumsi gula berlebih pada remaja.

Adapun bahaya minuman berpemanis apabila dikonsumsi secara rutin akan meningkatkan risiko obesitas, diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, nyeri sendi (gout), penyakit ginjal, penyakit hati non alkohol dan kerusakan gigi (Kementerian Kesehatan RI, 2022). Beberapa peneliti juga menunjukkan bahwa minuman ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis pada usia produktif apabila kebiasaan ini bertahan hingga dewasa. Artinya, risiko tersebut tidak hanya berdampak sekarang, tetapi dapat terbawa hingga remaja memasuki fase dewasa muda. Remaja yang sudah mengalami kenaikan berat badan sejak dini misalnya, berpotensi menghadapi masalah kesehatan lebih berat seperti gangguan hormon, tekanan darah tinggi, hingga menurunnya kualitas hidup akibat kelelahan kronis. Selain itu, kelebihan gula yang menumpuk juga dapat mempengaruhi kesehatan mental, seperti mudah lelah, sulit fokus, dan perubahan suasana hati yang drastis, sehingga semakin menghambat produktivitas mereka.

Mengingat dampak dari minuman manis yang sangat serius, diperlukan tindakan pencegahan dari kebiasaan tersebut. Terutama bagi orang tua, harus melakukan pengawasan ketat kepada sang buah hati mulai sedari kecil. Orang tua dapat membiasakan anak untuk memilih minuman yang lebih sehat seperti air putih, infuse water, atau jus tanpa gula tambahan. Kesadaran sejak dini sangat penting karena pola makan yang dibentuk pada masa remaja akan mempengaruhi kesehatan mereka saat dewasa. Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan regulasi mengenai kandungan gula untuk para produk minuman.

Kebijakan pembatasan gula atau pencantuman label peringatan kesehatan dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi konsumsi berlebihan. Tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan edukasi secara online melalui poster dan artikel dengan mengikuti gaya anak muda agar penyampaian informasi lebih mudah tersampaikan. Pendekatan yang kreatif melalui media sosial, kampanye digital, dan konten visual yang menarik dapat membantu remaja memahami bahaya konsumsi gula tinggi tanpa merasa digurui.

Jika berbagai pihak mulai dari keluarga, sekolah, hingga pemerintah dapat bekerja sama meningkatkan kesadaran tentang bahaya minuman manis, maka laju konsumsi yang semakin tidak terkendali ini bisa ditekan. Tanpa adanya perubahan pola konsumsi, generasi muda berisiko menghadapi beban penyakit kronis di masa depan yang sebenarnya dapat dicegah sejak sekarang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image