Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nasya Aulia Ramadhani

Perjalanan yang Menjadi Cerita dan Pengalaman yang Terus Hidup: Pandangan Mahasiswa Pariwisata

Wisata | 2025-12-10 18:45:02
Sumber : Pinterest

Ada satu hal yang selalu saya rasakan setiap kali mengunjungi tempat baru: semuanya terasa berkesan. Bahkan setelah bertahun-tahun, setiap tempat atau kota yang pernah saya datangi masih meninggalkan kesan dan potongan memori hangat di kepala kala saya mengingatnya kembali. Seolah-olah setiap perjalanan menyelipkan satu lembar cerita baru yang tidak bisa saya lupakan. Saya masih ingat dengan jelas saat pertama kali berkunjung ke Jalan Tunjungan di Surabaya bersama teman-teman baru yang akan berjuang bersama untuk beberapa tahun ke depan. Tempat baru, suasana baru, semua halnya adalah baru untuk saya. Bahkan, sesederhana struktur jalannya pun membuat saya kagum. Di malam hari bahkan lebih indah lagi, hanya dengan berjalan santai menikmati suasana sudah cukup bagi saya, tetapi justru momen sederhana itulah yang menegaskan bahwa sebuah destinasi mampu hidup dalam ingatan seseorang. Dari situlah saya menyadari inti pariwisata bukan hanya tempatnya, melainkan bagaimana tempat itu membuat kita merasakan sesuatu.

Bagi sebagian orang, perjalanan hanyalah agenda jalan-jalan. Datang, foto, lalu pulang. Tapi wisata dalam kacamata pariwisata modern lebih dari itu; wisata adalah pengalaman. Industri pariwisata sebenarnya menjual rasa penasaran, sensasi bertemu budaya baru, hingga ingatan yang tersimpan setelah kita kembali. Itulah mengapa saya suka memperhatikan hal kecil ketika berwisata, karena detail seperti itu membentuk pengalaman yang tidak bisa dibeli dalam bentuk souvenir yang hanya bisa dibawa oleh ingatan kita. Karena sejatinya, setiap tempat, setiap wisata, setiap kota memiliki suasana dan keunikannya sendiri, dan setiap tempat menciptakan versi diri saya yang berbeda, dan itu esensi pariwisata yang sebenarnya.

Sebagai mahasiswa Destinasi Pariwisata, saya belajar bahwa sebuah kota mulai disebut “destinasi” ketika ia punya daya tarik, aksesibilitas, fasilitas, dan cerita yang ingin dibagikan. Tapi menurut saya, yang paling penting adalah kemampuan destinasi itu untuk melekat di hati wisatawan. Ketika suatu destinasi mampu meninggalkan suatu kesan atau memoriable tourism experience, hal itulah yang bisa membuat wisatawan merasa punya hubungan emosional dengan tempat tersebut dan merasa ingin kembali suatu saat nanti. Secara natural wisatawan pun dengan senang hati untuk merekomendasikan tempat tersebut keepada orang lain.

Saya percaya Indonesia punya banyak tempat yang bukan hanya indah dilihat, tetapi juga mampu membuat siapa pun merasa dimiliki, seperti rumah yang selalu ingin kita datangi lagi, seperti rumah yang selalu kita rindukan kala kita jauh darinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image