Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ridwan Rizkyanto

10 Olahan Makanan dan Minuman Khas Sumatera Barat yang Mendunia!

Kuliner | 2025-12-07 17:57:39

Oleh Ridwan Rizkyanto

Dosen Universitas Andalas

Sumatera Barat dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan kuliner yang telah menjadi bagian penting identitas budaya Minangkabau. Keragaman bahan lokal, pengaruh tradisi merantau, serta teknik pengolahan yang khas menjadikan kuliner daerah ini digemari masyarakat Indonesia bahkan hingga mancanegara. Dari makanan berat hingga minuman tradisional, setiap hidangan memiliki filosofi dan sejarah yang panjang. Kepopuleran kuliner Sumatera Barat yang telah menembus pasar global menunjukkan bahwa pangan tradisional memiliki potensi ekonomi besar jika dikembangkan secara berkelanjutan dan memenuhi standar mutu pangan modern.

Salah satu kuliner yang paling dikenal tentu saja rendang, masakan berbumbu kaya rempah yang telah dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Teknik memasak rendang yang memakan waktu berjam-jam menjadikannya mampu bertahan lama tanpa bahan pengawet, sehingga cocok sebagai pangan tradisional bernilai ekspor. Selain rendang, sate Padang juga menjadi kebanggaan masyarakat Minang. Kuah kental berbumbu khas yang terbuat dari campuran tepung beras, cabai, dan rempah-rempah memberikan sensasi rasa unik yang tidak ditemukan pada sate daerah lain. Dua ikon ini hanyalah sebagian kecil dari berbagai olahan yang memperkaya khazanah kuliner Sumatera Barat.

Selain makanan berat, olahan berbahan dasar sayuran dan cemilan khas turut berperan memperkuat identitas kuliner Minang. Gulai paku, misalnya, memanfaatkan tanaman pakis yang tumbuh subur di daerah lembap, diolah menggunakan santan dan rempah yang memberi aroma khas. Lalu ada dendeng balado, makanan olahan daging yang dikeringkan dan diberi sambal merah pedas. Produk ini termasuk komoditas oleh-oleh unggulan karena daya simpannya yang baik. Tidak kalah populer, kerupuk jangek, yaitu kerupuk kulit khas Minang yang renyah dan gurih, menjadi pendamping wajib berbagai hidangan. Keberagaman ini menunjukkan bahwa kuliner Sumatera Barat tidak hanya lezat, tetapi juga adaptif terhadap kebutuhan konsumsi masa kini, termasuk sebagai pangan fungsional dan produk UMKM bernilai ekonomi.

Dalam ranah makanan ringan dan pencuci mulut, Sumatera Barat memiliki banyak hidangan menarik seperti kue talam, kue lapis bintiak, serta ampiang dadiah yaitu olahan dadiah (yoghurt tradisional kerbau) yang dicampur dengan beras sangrai manis. Produk fermentasi seperti dadiah telah lama diteliti karena kandungan probiotiknya yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Keunikan fermentasi dalam tabung bambu menjadikan dadiah sebagai warisan gastronomi yang patut dipromosikan secara luas. Selain itu, aneka kue basah Minang menjadi bukti bahwa masyarakatnya memiliki tradisi kuliner yang dinamis dan akrab dengan pemanfaatan komoditas lokal seperti beras, kelapa, dan gula aren.

Tidak lengkap membahas kuliner Minang tanpa menyebut minuman tradisionalnya. Teh talua, misalnya, merupakan minuman khas yang terbuat dari campuran telur ayam kampung, gula, dan teh panas yang dikocok hingga berbusa. Meskipun unik, minuman ini disukai karena memberikan sensasi hangat dan dipercaya meningkatkan stamina. Ada pula air aka, minuman tradisional dari akar-akaran yang memberi kesan segar dan dipercaya bermanfaat bagi kesehatan. Keberadaan minuman-minuman tradisional ini menunjukkan betapa kaya pengetahuan lokal masyarakat Minangkabau dalam memanfaatkan bahan alam sekitar sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Melalui inovasi, sertifikasi keamanan pangan, serta promosi digital, kuliner Sumatera Barat memiliki potensi semakin mendunia dan menjadi bagian penting wisata gastronomi Indonesia.

Daftar Referensi:

Amran, Y., & Yuliana, N. (2020). Traditional Minangkabau Foods and Their Potential for Functional Food Development. Journal of Ethnic Foods, 7(4), 1–9.

Putri, H., & Rahmawati, R. (2021). Chemical Properties of Rendang and Its Prospects as Export Oriented Food Product. Food Research, 5(6), 255–262.

Fitriani, R., & Yurnal, R. (2022). Dadiah as a Probiotic Source: Microbiological Characteristics and Health Potentials. International Dairy Journal, 131, 105–112.

Syafrizal, H., & Mardhia, T. (2020). Exploring Indigenous Food Knowledge in West Sumatra for Sustainable Culinary Tourism. Asia Pacific Journal of Tourism Research, 25(9), 987–1002.

Nurhasanah, S., et al. (2023). Food Preservation Techniques in Minangkabau Culture: A Study on Dendeng and Fermented Products. Journal of Food Science and Technology, 60(3), 845–853.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image