Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Neisyaal Mandita

Di Ujung Telepon Malam Itu

Sastra | 2025-12-02 09:18:00
Ilustrasi. Foto dari Pixabay

Dalam telpon malam ini, aku menangis dalam diam

Bukan karena lawan bicaraku yg menyakitiku, tetapi ingatan akan sesuatu yg aku tau itu takan bisa diulang, takan pernah bisa kususun menjadi kenangan lebih indah.

Nafas demi nafas yg ku coba kontrol untuk menahan gejolak rasa sakit yg ku rasakan.. nafas yg semakin memberat sebab nangis dalam diam ini membuatku kian menahan rintihan akan rasa nyeri dihati.

Sampai dimana rintihan pendek mulai terdengar, aku menutup mulut, mencoba menahan, mencoba mengalihkan kesedihan ini tapi gagal.

Rintihan itu mulai menjadi erangan keras yg tak bisa lagi ku tahan, sendat sendat sebab nangispun ikut mengiringi.

Tidak. Aku menggelengkan kepala sambil mengatakan tidak, mengapa rasanya drama sekali hanya karna mengingat kenangan dulu?

Sibuk dalam pikiranku hingga sang lawan bicara telponku bertanya tanpa suara,

"Sedang apa? berisik sekali sepertinya"

Aku diam, aku sangat tak ingin dia tau jika aku sedang menangis apalagi dengan alasan yg ku punya

"Tidak ada, mungkin karena gesekan kasur"

Ntah dia percaya atau tidak, tetapi dia tidak menanyakan hal yang sama lagi

Aku terlalu sering menangis hanya karena mengingat kenangan dulu itu.. kenangan hangat namun turut menyakitkan tiap ku ingat

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image