Mawar Biru di Bawah Hujan
Sastra | 2025-11-23 13:14:59
Taman bunga tak berseri,
Awan kelabu bersinar di langit,
Tetes air jatuh dari bunga layu,
Membasuh tanah dan bebatuan.
Setangkai mawar berwarna biru,
Bertumbuh jauh dari mawar merah,
Kegelapan yang mengintai kecerahan,
Dari jarak yang tak bernama,
Ia bertanya,
“Langit di sana sudah berbeda, bukan?”
Fajar di sana lebih cepat menyapa,
Bintang di sini masih menjaga.
Cahaya matahari di sana cerah,
Air rintik hujan di sini masih deras.
Ia tergugu dalam senyap,
Menanti hembusan angin sepoi-sepoi.
Ia teringat,
“Padahal, aku tak perlu menunggu seperti ini beberapa kemarau lalu.”
Tangkaiku yang menopang helaianmu,
Saat mahkota bungamu hendak gugur.
Saat kelopakmu hendak mengerut.
Kini, mawar merah bermekaran,
Tak lagi terpampang di taman ini.
Apakah mawar jingga dapat menancap di tanah sebelahmu?
Apakah daunnya dapat membungkus tangkaimu tanpa celah?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
