Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yuli Susanti

5 Burung Paling Langka di Dunia, Dua di Antaranya Ada di Indonesia

Update | 2025-11-23 10:57:18

Jakarta – Di dunia yang makin ramai gedung dan jalan tol, masih ada banyak makhluk kecil yang nasibnya pelan-pelan terdesak. Salah satunya: burung. Dari ratusan spesies burung yang kita kenal, ada beberapa yang statusnya sudah super kritis, sampai-sampai jumlahnya cuma ratusan, puluhan, bahkan tinggal hitungan jari.

Menariknya, beberapa di antara “si langka” ini justru hidup di Indonesia. Yuk kenalan sama lima burung paling langka di dunia dan alasan kenapa mereka harus banget kita jaga.

1. Kākāpō, beo gendut yang gak bisa terbang

Burung Kakapo.

Dari foto aja udah kelihatan kalau kākāpō beda banget dibanding burung lain. Badannya bongsor, bulunya hijau lumut, wajahnya mirip burung hantu, dan dia gak bisa terbang. Kākāpō adalah burung beo nokturnal asal Selandia Baru yang sekarang statusnya kritis banget.

Menurut data konservasi terbaru, populasi kākāpō cuma sekitar 200–240 individu dan semuanya hidup di pulau-pulau kecil yang sengaja dikosongkan dari predator seperti kucing dan tikus.

Mereka dulu cukup umum ditemukan di daratan utama, tapi perburuan, perusakan hutan, dan introduksi predator bikin jumlahnya anjlok. Sekarang setiap individu dikasih nama, dipasang chip, dan benar-benar “diawasi” supaya gak hilang lagi.

2. Spix’s macaw, “si Rio” yang sempat punah di alam liar

Sumber: BirdLife.

Kalau kamu pernah nonton film animasi Rio, tokoh burung biru di film itu terinspirasi dari Spix’s macaw. Burung nuri berwarna biru terang ini asli Brasil dan dulu hidup di hutan kering Caatinga. Sayangnya, kombinasi deforestasi dan perdagangan satwa liar bikin mereka menghilang dari alam.

Organisasi konservasi menyebut Spix’s macaw punah di alam liar dan hanya tersisa di program penangkaran. Berkat usaha puluhan tahun, sekarang jumlahnya pelan-pelan naik lagi lewat penetasan di pusat konservasi dan rencana pelepasliaran terbatas. Baru-baru ini, sebuah kebun binatang di Belgia mengumumkan keberhasilan menetasnya satu anak Spix’s macaw setelah lebih dari 100 kali percobaan gagal – kecil, tapi jadi harapan baru.

3. ʻAkikiki, si mungil dari Hawaii yang kini punah di alam

Sumber: Wikipedia.

Berpindah ke Hawaii, ada satu burung kecil bernama ʻakikiki. Sekilas penampilannya biasa: tubuh abu-abu kecokelatan dengan perut putih. Tapi statusnya? Salah satu burung paling langka di dunia.

ʻAkikiki cuma hidup di hutan pegunungan di pulau Kauaʻi. Populasinya terus merosot gara-gara hilangnya habitat, penyakit yang dibawa nyamuk, dan perubahan iklim. Beberapa tahun lalu, ilmuwan memperkirakan masih ada ratusan ekor. Tapi survei terbaru menunjukkan hal yang bikin miris: tahun 2023 hanya tersisa sekitar 5 ekor di alam liar, dan pada 2024 spesies ini resmi dinyatakan punah di alam—yang tersisa cuma di pusat penangkaran.

Sekarang, fokus utama para peneliti adalah menjaga populasi kecil yang hidup di penangkaran supaya suatu hari bisa dilepasliarkan lagi kalau kondisi habitatnya sudah aman.

4. Seriwang Sangihe, permata biru dari Sulawesi Utara

Sumber: eBird.

Kita gak perlu jauh-jauh ke Hawaii buat ketemu burung super langka. Di Indonesia sendiri ada seriwang Sangihe (Eutrichomyias rowleyi), burung berukuran sekitar 18 cm dengan warna biru menyal di bagian atas tubuh dan putih di bagian dada.

Seriwang Sangihe cuma hidup di satu tempat: hutan pegunungan Sahendaruman di Pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Burung ini bahkan sempat dianggap punah, sebelum akhirnya ditemukan lagi pada akhir 1990-an. Sekarang statusnya Kritis (Critically Endangered) di daftar merah IUCN karena habitatnya terus tertekan dan lahannya terancam tambang emas.

Yang bikin ngeri, kalau hutan di Sangihe habis, bukan cuma seriwang yang lenyap, tapi juga puluhan jenis burung lain yang ikut bergantung pada hutan kecil itu.

5. Maleo Waigeo, burung misterius dari Raja Ampat

Sumber: eBird.

Nama Maleo Waigeo mungkin masih terdengar asing dibanding maleo Sulawesi, padahal statusnya sama-sama mengkhawatirkan. Maleo Waigeo (Aepypodius bruijnii) adalah burung gosong besar berwarna cokelat kehitaman dengan muka merah dan jengger unik. Dia hanya ditemukan di hutan pegunungan Pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua Barat.

Selama puluhan tahun, burung ini nyaris tidak pernah terlihat dan sempat diduga mendekati kepunahan. Penelitian menunjukkan populasinya sangat kecil dan tertekan oleh perburuan serta hilangnya hutan. IUCN menempatkan Maleo Waigeo dalam kategori Terancam (Endangered) dengan perkiraan jumlah ratusan individu saja.

Keberadaan Maleo Waigeo bikin kita diingatkan lagi kalau Raja Ampat bukan cuma soal laut dan karang, tapi juga rumah bagi satwa darat yang sangat spesial.

Jadi, kita bisa apa?

Lima contoh di atas cuma sebagian kecil dari daftar panjang burung langka di dunia. Kabar baiknya, banyak di antara mereka yang masih bisa diselamatkan kalau manusia mau bergerak: melindungi hutan, menghentikan perburuan, dan gak lagi membeli satwa liar sebagai peliharaan.

Buat kita yang “cuma” pembaca artikel? Hal sederhana seperti gak ikut-ikutan beli burung dilindungi, dukung kerja lembaga konservasi, dan rajin ngobrol soal pentingnya keanekaragaman hayati itu sudah langkah awal yang berarti.

Karena kalau spesies-spesies ini benar-benar hilang, dunia bakal tetap berputar, tapi jadi jauh lebih sepi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image