Mengapa Kita Harus Melambat di Dunia yang Terasa Terlalu Cepat?
Gaya Hidup | 2025-11-17 13:36:25
Kehidupan modern tampak seperti sebuah mesin yang terus berpacu. Pekerjaan menumpuk, tekanan media sosial, notifikasi berbunyi setiap detik dan ekspektasi terus meningkat. Di tengah semua itu, banyak dari kita kehilangan momen-momen sederhana berkumpul bersama keluarga, mengobrol dengan teman, atau hembusan napas panjang setelah melakukan aktivitas.
Siklus ini mungkin terasa produktif, tetapi ada juga dampak jangka panjang yang tak bisa diabaikan, seperti stress berkepanjangan, gangguan kesehatan mental, dan rasa Lelah.
Dampak Negatif :
a) Stres Berat dan Kesehatan Fisik
Stres adalah sebuah kondisi yang dirasakan saat seseorang menghadapi tantangan, atau berada dalam situasi yang mengharuskan kita menyesuaikan diri secara cepat dengan sebuah perubahan. Tapi ketika stress berlangsung terlalu lama, dampaknya bisa sangat merusak.
Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu fungsi otak, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta tekanan darah tinggi.
Stres juga bisa mengubah cara kerja tubuh kita. Saat kita merasa stres, tubuh menghasilkan hormon seperti kortisol dalam jumlah tinggi dan jika ini berlangsung lama, tubuh kita bisa mengalami peradangan dan sistem kekebalan menjadi lemah, sehingga kita lebih mudah terkena penyakit.
Sebuah artikel di Kompas menyebut bahwa stres berlebihan bisa memperpendek harapan hidup karena efek biologis pada tubuh kita, termasuk penuaan dan gangguan pada sistem imun.
b) Kecemasan, Depresi, Burnout
Tekanan hidup yang terus-menerus, terutama di lingkungan Masyarakat di zaman sekarang, hal tersebut dapat meningkatkan risiko gangguan mental. Kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kelelahan emosional atau ‘burnout’ sering dialami oleh orang yang hidup dalam irama cepat.
Hal yang Harus Dilakukan :
Melambat bukanlah sebuah kemunduran. Tetapi, sebuah cara untuk mengembalikan kendali atas hidup yang dapar meningkatkan kesejahteraan, dan menghindari hal-hal yang membuat tubuh dan mental kita semakin rusak.
a) Kesadaran Diri (Mindfulness)
Salah satu cara paling efektif untuk melambat adalah melalui praktik kesadaran penuh terhadap apa yang berguna bagi kita terutama tubuh dan mental kita. Program seperti Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) yang dikembangkan oleh Jon Kabat-Zinn sangat banyak diteliti secara ilmiah.
Manfaat MBSR telah dibuktikan dalam sejumlah penelitian dan laporan popular. Teknik ini dapat mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Latihan mindfulness juga bisa menurunkan detak jantung, dan menstabilkan tekanan darah.
Secara neurologis, praktik jangka panjang dapat menurunkan reaktivitas area otak yang memproses emosi negatif dan memperkuat kontrol kognitif. Beberapa studi neuro menunjukkan perubahan struktural dan fungsional di otak para praktisi mindfulness.
b) Ritme Alamiah Tubuh (Chronobiology)
Tidak hanya pikiran yang butuh jeda, tubuh kita juga punya 'jam kerja' sendiri. Riset dalam bidang chronobiology menunjukkan bahwa kita tidak bisa menekan jam internal kita tanpa konsekuensi. Salah satu contohnya Adalah, studi “Finding the Inner Clock” yang mengembangkan kalender berbasis pengetahuan sirkadian (siklus alami 24 jam dari proses fisik, mental, dan perilaku yang merupakan jam biologis tubuh) agar orang-orang bisa merencanakan aktivitas sesuai ritme alami tubuh masing-masing, bukan hanya tuntutan eksternal.
Dengan menghormati diri kita sendiri dengan melakukan kegiatan yang bisa menjaga kesehatan kita, seperti tidur, makan, istirahat, kita bisa lebih sehat dan produktif dalam jangka panjang, tanpa membuat diri terbakar.
c) Monitoring dan Adaptasi Stres dengan Teknologi Bijak
Penelitian modern juga memanfaatkan teknologi untuk membantu kita untuk merasa lelah sebelum benar-benar kelelahan. Ada satu studi yang menggunakan algoritma active reinforcement learning dengan sensor pintar di smartwatch untuk memantau stres nyata berdasarkan data kontekstual, dan memberi sinyal kapan kita perlu beristirahat. Dengan cara ini, teknologi tidak harus selalu mempercepat kita, tetapi bisa menjadi alat untuk memperlambat dan memberi refleksi.
Manfaat Nyata Jika Kita Melakukannya:
- Kesehatan Mental Lebih Baik: Dengan mindfulness dan relaksasi rutin, kecemasan dan depresi bisa berkurang, kualitas tidur meningkat, dan burn-out dapat dicegah.
- Kesehatan Fisik Yang Lebih Kuat: Sistem imun lebih stabil, tekanan darah lebih terkendali, dan peradangan tubuh bisa diminimalisir.
- Produktivitas Bermakna: Bukan hanya banyak kerja, tapi kerja yang berkualitas, karena kita membuat keputusan dari kepala yang jernih dan hati yang tenang.
- Kehidupan Sosial Lebih Kaya: Saat kita tidak terburu-buru, kita punya waktu untuk berinteraksi dengan keluarga, teman, komunitas.
- Refleksi Diri dan Makna Hidup: Melambat memberi ruang bagi kita untuk berpikir, Soal Apa yang benar-benar penting? Dan Ke mana aku akan pergi?
Cara Praktis untuk Mulai Melambat :
Berikut beberapa langkah konkret yang bisa kamu terapkan:
- Meditasi Singkat Setiap Hari. Cukup 5 sampai 10 menit per hari bisa berdampak besar. Kamu bisa mulai dengan panduan MBSR sederhana atau aplikasi meditasi.
- Gunakan Alarm. Setel alarm sejenak setiap beberapa jam sebagai pengingat untuk berhenti, tarik napas, dan cek kondisi pikiran dan tubuh.
- Kalender Ritme Tubuh. Pertimbangkan untuk membuat jadwal berdasarkan ritme tubuhmu, waktu terbaik untuk produktivitas, istirahat, dan kreatifitas.
- Kurangi Konsumsi Digital. Misalnya, mulailah tidak memegang ponsel ataupun gadget di malam hari matikan notifikasi, pegang ponsel ketika diperlukan.
- Refleksi Mingguan. Luangkan waktu di akhir minggu untuk mengevaluasi, bagian mana dari kegiatanku yang terlalu cepat? Aktivitas apa yang bisa membantuku untuk membuatku santai?
Melambat bukan sekadar pilihan santai, ini adalah tindakan berani di tengah dunia yang selalu mendesak. Melambat berarti kita memilih untuk menjadi manusia yang sadar, bukan mesin yang di program dan tidak beristirahat. Dengan melambat, kita memberi diri kita sendiri untuk merasakan, merenung, dan menata ulang hal apa yang akan kita lakukan. Dan pada akhirnya, bukan seberapa cepat kita berlari, tetapi seberapa dalam kita merasakan langkah-langkah kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
