Paruku Bukan Asap Rokok: Gerakan Warga Bojonegoro Menuju Udara yang Lebih Sehat
Eduaksi | 2025-11-12 07:52:15Bojonegoro – Asap rokok sering kali dianggap hal biasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun siapa sangka, di balik kepulan asap itu tersimpan lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya, yang sebagian besar bisa merusak organ vital tubuh, terutama paru-paru.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, sekelompok mahasiswa bersama tenaga kesehatan dari Puskesmas Sukorejo, Bojonegoro, menggelar penyuluhan kesehatan bertajuk “Paruku Bukan Asap Rokok” pada Sabtu (18/10/2025) di Salah satu Rumah Peserta di daerah Sukorejo. Kegiatan ini dihadiri oleh belasan warga, mulai dari bapak bapak pekerja, para remaja masjid hingga ibu rumah tangga yang peduli terhadap isu kesehatan lingkungan.
Mengajak Warga Berpikir Sehat Tanpa Asap
Dalam penyuluhan tersebut, peserta diajak memahami bagaimana asap rokok — baik yang dihirup langsung maupun tidak — dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari batuk kronis, gangguan pernapasan, hingga kanker paru.
“Bukan cuma perokok aktif yang berisiko, tapi juga perokok pasif. Anak-anak dan ibu hamil adalah yang paling rentan,” jelas Dea, salah satu pemateri kegiatan.
Para peserta terlihat antusias mengikuti pemaparan materi yang disampaikan dengan gaya interaktif, disertai tampilan presentasi edukatif dan leaflet berwarna menarik. Tidak sedikit yang mengajukan pertanyaan, terutama seputar cara berhenti merokok dan menjaga agar keluarga tidak terpapar asap rokok di rumah.
Penyuluhan tak berhenti hanya pada pemberian informasi. Di akhir sesi, peserta diajak menandatangani “Deklarasi Paru Sehat” — komitmen bersama untuk menjadikan rumah dan lingkungan sekitar sebagai zona bebas asap rokok.
Hasil survei singkat menunjukkan perubahan positif
- Pengetahuan warga tentang bahaya rokok meningkat dari 65% menjadi 90%.
- Sebanyak 8 dari 10 peserta perokok menyatakan ingin mulai mengurangi kebiasaan merokok.
- Sebagian besar ibu-ibu berencana menegakkan aturan “tidak merokok di dalam rumah” demi melindungi anak-anak mereka.
Kenapa Harus Peduli?
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro (2024), kasus gangguan pernapasan akibat paparan asap rokok masih menjadi salah satu penyebab utama kunjungan pasien di puskesmas.
Selain membahayakan kesehatan, kebiasaan merokok juga berdampak pada ekonomi rumah tangga dan kualitas udara lingkungan. Dengan gerakan seperti “Paruku Bukan Asap Rokok”, masyarakat diharapkan semakin sadar bahwa menjaga paru bukan hanya tanggung jawab pribadi, tapi juga bentuk kepedulian sosial terhadap sesama.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Kegiatan sederhana ini membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil: satu keluarga yang berani berkata tidak pada asap rokok. Harapannya, gerakan ini dapat menular ke desa-desa lain di Bojonegoro dan menciptakan udara yang lebih bersih serta masyarakat yang lebih sehat.
Referensi:
- Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro. (2024). Laporan Kesehatan Masyarakat Bojonegoro.
- Kementerian Kesehatan RI. (2023). Profil Kesehatan Indonesia.
- WHO. (2023). Tobacco and Lung Health Factsheet.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
