Pengertian Epigon, Pengaruh, dam Plagiat dalam Sastra Banding
Pendidikan dan Literasi | 2025-10-16 13:08:16
Istilah seperti epigon, pengaruh, dan plagiat jelas muncul dalam bidang sastra bandingan. Jika ketiganya disebutkan di depan penulis, pasti membuat mereka merasa malu dan tidak nyaman. Martabat seorang penulis benar-benar diuji oleh label-label seperti itu. Penulis yang secara terbuka menerjemahkan karya orang lain tidak bermasalah sama sekali, malah penulis yang dengan sengaja menerjemahkan sebuah karya sastra justru lebih dihargai. Namun, penulis yang diam-diam "menerjemahkan" karya orang lain dan mengakuitu sebagai ciptaannya sendiri sangat berisiko dan merugikan.
Epigon
Secara asal kata, epigon berasal dari bahasa Latin, tepatnya epigonos atau epigignestai, yang artinya lahir setelah orang lain. Dalam buku Suwardi Endraswara, bahwa penulis menyatakan tidak sepenuhnya setuju dengan penjelasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang menyebut epigon sebagai orang yang tidak punya ide segar dan hanya meniru langkah pemikir atau seniman sebelumnya. Alasannya? Menurut penulis, seorang sastrawan adalah pencipta yang suka menjelajahi dunia imajinasi. Lewat imajinasi itu, pasti muncul sesuatu yang baru, ada penolakan terhadap hal-hal lama, dan kemungkinan besar ada ide inovatif. Apapun bentuknya, kemampuan sastrawan untuk berkreasi harus dihargai sebagai bentuk kreativitas.
Pengaruh
Konsep pengaruh lebih luas dibandingkan epigonisme. Pengaruh mencakup berbagai macam dampak yang diberikan satu karya sastra terhadap karya-karya lainnya.Dampak ini bisa terjadi secara langsung atau tidak langsung, dan bisa menyentuh banyak bagian dari karya sastra, misalnya tema, cara penulisan, susunan cerita, atau tokoh-tokohnya. Dalam studi sastra bandingan, pembahasan tentang pengaruh sangat berguna untuk memahami bagaimana gagasan dan gaya sastra menyebar dari satu budaya ke budaya yang berbeda.
Plagiat
Plagiat adalah tindakan seorang sastrawan yang menyalin karya orang lain. Plagiat ini sama saja dengan mencuri.Kasus plagiarisme tidak hanya muncul di kalangan sastra lokal suatu daerah, tapi juga dalam hubungan sastra antar daerah, dengan sastra nasional, hingga sastra dari negara-negara lain. Karya-karya sastra dari berbagai wilayah dan negara sering kali saling terkait atau memiliki kesamaan cerita. Hal ini menarik karena perkembangan karya sastra tersebut terpisah oleh jarak geografis yang jauh dan latar belakang budaya masyarakat yang sangat berbeda.
Daftar Pustaka:
Endraswara, Suwardi. 2014. Metodologi Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: bukupop.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
