Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nafis Hadi Purnama

Kaum Terpelajar dan Algoritma Media Sosial: Sebuah Refleksi QS Ali Imran Ayat 104

Agama | 2025-09-29 01:36:42
Sumber Gambar: id.pinterest.com

Badan Pusat Statistik menunjukkan hasil survei terkait penggunaan media sosial yang menyebutkan bahwa 70 persen responden menggunakan media sosial sebagai akses utama dalam memperoleh informasi. Sejalan dengan hal itu, bagaimana cara masyarakat berpikir juga banyak dipengaruhi oleh banyaknya konten atau informasi yang mereka dapatkan dari media sosial itu sendiri. Hal ini menunjukkan sejauh mana media sosial secara signifikan telah berkembang di era modern.

Hal di atas membuat kita semua tersadar bahwa kebermanfaatan kita sebagai seorang terpelajar perlu juga dengan optimal diupayakan melalui media sosial. Hal ini sebetulnya telah banyak kita saksikan melalui gawai yang hari ini masing-masing dari kita pegang. Namun, penulis ingin mengajak pembaca merefleksikan bagaimana semua hal itu sejalan dengan kandungan QS. Ali Imran ayat 104 agar supaya kita semua lebih terdorong untuk menggunakan media sosial sebagai medium untuk menebar kebermanfaatan pada umat.

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung" QS. Ali Imran: 104.

Hemat penulis, dalam tafsirnya ayat di atas mendorong kaum terpelajar untuk bisa menjadi contoh bagi banyak orang dan mengajak umat manusia menegakkan misi dalam hal kebaikan. Bagaimanapun, hal itu memang telah menjadi sebuah kewajiban untuk orang-orang yang berilmu. Dalam istilah lain, ayat ini mendorong kaum terpelajar untuk bagaimana caranya mampu terus menghadirkan kebermanfaatan bagi orang lain.

Kalimat “waltakun mingkum” dalam ayat tersebut memiliki arti “ dan hendaklah ada di antara kamu” dan mengandung lam amr yang merupakan sebuah perintah. Senada dengan hal itu, kaidah Ushul Fiqh mengatakan bahwa asal dari segala perintah adalah wajib – ا لأ صــل فى ا لأ مــر لـلــو جـو ب

Maka daripada itu, bagi kaum terpelajar, menjadi contoh dalam kebaikan dan menebar kebermanfaatan menjadi wajib.

Jika dahulu kebermanfaatan rasanya hanya bisa disebarluaskan melalui upaya-upaya di lapangan – melalui organisasi, komunitas, dan lain sebagainya, seiring berkembangnya era digital yang mengharuskan umat manusia menggunakan sosial media, maka penulis pikir medium untuk kaum terpelajar menebar kebermanfaatan juga telah berkembang. Bagaimana caranya media sosial menjadi media untuk menghadirkan algoritma yang mendukung misi kebermanfaatan itu sendiri.

Untuk mengoptimalkan kebermanfaatan yang diupayakan, penulis juga ingin menekankan bahwa media sosial dapat digunakan tidak dengan cara yang kaku. Artinya, media sosial juga dapat menjadi media kreatif yang ideal untuk diandalkan. Berbagai program dan gerakan kreatif dapat dihadirkan untuk memndorong jangkauan yang lebih luas di media sosial. Jangkauan yang lebih luas jelas akan mendorong kebermanfaatan yang juga jauh lebih luas.

Oleh karena itu, sebagai penutup dari artikel sigkat ini, penulis mengajak seluruh kaum terpelajar untuk lebih dalam merefleksikan ayat ini dan mampu menjadi subjek dalam permainan algoritma media sosial agar supaya konten-konten yang hadir di layar gawai masyarakat bisa menjadi jauh lebih berkualitas dan sejalan dengan syariat Islam. Mengingat dalam hal ini era media sosial bisa dengan mudah memutarbalikkan cara berpikir masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image