Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Umar Wachid B. Sudirjo

Hakikat Siksa Neraka dan Rahmat Allah SWT: Perspektif Hakiki dan Dalil

Agama | 2025-06-09 09:52:38
Sumber Foto: Tempo.co

Hakikat Siksa Neraka dan Rahmat Allah SWT: Perspektif Hakiki dan DalilOleh: Umar Wachid B Sudirjo

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan dijamin rezeki dan segala kebutuhannya selama hidup di dunia. Setelah hidup, manusia akan dimatikan dan dimintai pertanggungjawaban atas seluruh perbuatannya. Jika perbuatan buruk, manusia akan mendapatkan siksa neraka. Namun, benarkah siksa itu semata-mata berasal dari Allah SWT? Bagaimana kita menalar hal tersebut?

Siksa Neraka dan Peran Allah SWT
Memahami siksa neraka hanya sebagai hukuman langsung dari Allah SWT yang bersifat menakutkan dan kejam adalah suatu pemahaman yang kurang tepat. Allah tidak akan tertawa bangga sambil berkata, “Rasain Luh...mampus Luh!” Siksa yang terjadi lebih banyak berasal dari akibat perbuatan manusia terhadap manusia lain, yang menimbulkan konflik, dosa, dendam, dan kebencian yang tersimpan dalam hati manusia. Inilah yang menjadi bagian dari hisab dan pembalasan di hari kiamat.
Satu-satunya siksa yang benar-benar bersumber langsung dari Allah SWT adalah siksa akibat kesyirikan, yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, yang merupakan pelanggaran paling besar dalam agama Islam.
Allah SWT tidak ingin ada yang disetarakan dengan-Nya, dan hal ini sudah merupakan ketetapan mutlak yang tidak dapat ditawar. Sejak dalam alam rahim, manusia telah berjanji dan bersumpah (bala syahidna) untuk mengenal dan mengesakan Allah SWT. Ketika janji itu diingkari di dunia, maka wajar jika ada konsekuensi hukuman.

Tak Perlu Takut Berlebihan kepada Allah
Kita tidak perlu takut berlebihan pada Allah SWT, karena Dialah Illah yang menghidupkan dan mematikan seluruh makhluk. Rasa takut yang berlebihan justru harus ditujukan kepada sesama manusia, karena kejahatan manusia jauh lebih menakutkan daripada makhluk lain di muka bumi.
Syaitan dan makhluk gaib lainnya bukan musuh yang harus dilawan dengan kekerasan, melainkan godaannya harus dihindari. Mereka mampu menggoda, namun jika manusia beriman sungguh-sungguh, mereka tidak akan mampu mengalahkan manusia.
Kesombongan syaitan dapat dimaklumi karena mereka menyaksikan langsung kekuasaan Allah SWT. Berbeda dengan manusia yang sering takut terhadap hal-hal kecil, seperti duri yang menusuk, dan kadang sulit mengendalikan pikirannya.

Kesempurnaan Manusia dan Akal
Kesempurnaan manusia hanya dari sisi fisik atau bentuk. Akal adalah fasilitas tambahan yang jika digunakan dengan benar akan menjadikan manusia mulia, namun jika disalahgunakan justru membuatnya hina.

Hakikat Siksa Neraka dan Rahmat Allah
Siksa neraka bukanlah sekadar hukuman dari Allah SWT semata, melainkan akibat dari dosa dan kesalahan manusia terhadap sesama. Dendam dan kebencian yang terpendam di hati manusia akan muncul pada hari hisab.
Satu-satunya siksa yang berasal dari Allah secara langsung adalah akibat kesyirikan. Sedangkan dosa lainnya lebih berkaitan dengan hubungan sosial manusia.

Ibadah dan Rahmat Allah
Ibadah seperti sholat akan dihisab terlebih dahulu, bukan sebagai alat penghakiman melainkan untuk pembelajaran. Orang yang tidak sholat diancam dengan siksa neraka, namun ancaman itu pada akhirnya tetap diimbangi dengan kasih sayang Allah yang luas.
Maka, datanglah dan peluklah Allah SWT seerat mungkin, ikuti petunjuk-Nya tanpa syarat. Niscaya rahmat akan kita dapatkan. Jauhi pergumulan berlebihan dengan sesama manusia karena semakin dekat kita, semakin besar risiko konflik dan dosa yang tersembunyi dalam hati.

Analogi Kasih Sayang Allah seperti Orang Tua
Ayah atau ibu kita kerap memberi hadiah dan memarahi kita, tapi kita tidak pernah takut berlebihan karena tahu bahwa kemarahan mereka tidak abadi dan mereka selalu kembali menyayangi kita dengan tulus. Hukuman mereka adalah bentuk kasih sayang dan pendidikan.
Begitu pula Allah SWT, Maha Pengasih, Penyayang, dan Penerima Taubat. Marah dan siksa-Nya adalah bentuk keadilan agar kita kembali ke jalan yang benar.
> “Dan jika Allah menimpakan kepada manusia suatu keburukan, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia menghendaki kebaikan bagi seseorang, tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya...” (QS. Yunus: 107)
> “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalil Aqli
Secara nalar, manusia yang penuh kasih sayang tidak akan menyiksa orang yang dicintainya tanpa maksud mendidik. Jika orang tua yang terbatas kekuasaannya saja penuh kasih, maka Allah SWT, Pencipta segala sesuatu, pasti jauh lebih penyayang.
Ketakutan yang kita miliki hendaknya menjadi dorongan memperbaiki diri, bukan membuat kita putus asa.

Takwalah untuk Mendapat Rahmat, Bukan Karena Takut Siksa
Bertakwalah semata-mata untuk mendapatkan rahmat Allah SWT, bukan karena takut siksa-Nya. Takut yang berlebihan akan melemahkan, sedangkan harapan dan cinta kepada Allah menumbuhkan kekuatan dan kesungguhan beribadah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image