Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rayanda Bintang Markiano

Kenapa Kita Punya Emosi Cemburu?

Edukasi | Saturday, 02 Dec 2023, 12:02 WIB
Pixabay/ThomasWolter

Pasti semua orang di dunia ini pernah mengalami emosi kecemburuan, pastinya pembaca pun pernah merasa cemburu, baik itu terhadap teman yang mendapat nilai lebih baik dari anda, melihat orang tua anda lebih memperhatikan adik atau kakak lebih dari pembaca, ataupun melihat pacar anda berdekatan dengan orang lain. Sebelum kita mulai artikel ini pasti para pembaca penasaran, apa itu cemburu? Menurut Da Silva, Kecemburuan adalah emosi, kognisi, dan perilaku yang terjadi karena seseorang merasa terancam ketika ada orang lain yang ingin mengambil sesuatu yang ia miliki atau dekati.

Beberapa contoh dari definisi yang diberikan di atas adalah, ketika pacar menjadi lebih dekat dengan orang lain, teman baik kita berteman dengan orang lain, orang tua memberikan perhatian kepada kakak atau adik dan bukan kita sendiri, dan lain lain. Kemungkinan besar para pembaca pastinya sudah mengalami kecemburuan yang telah dicontohkan di atas, dan pastinya kemungkinan besar, para pembaca juga pernah ingin tahu alasan kenapa pembaca sendiri bisa mengalami emosi cemburu? Atau kenapa kita, sebagai manusia, berevolusi untuk mempertumbuhkan emosi kecemburuan dan gunanya untuk kehidupan sehari-hari itu apa?.

Menurut ahli Willie Van Peer, Manusia mendapatkan emosi kecemburuan dengan tujuan agar mendorong kita untuk menjadi aktif dan tidak ingin kalah karena tidak aktif. Misalkan, ada orang A yang mendapatkan naik gaji atau mendapatkan promosi di kantor, sedangkan orang B yang memiliki kapabilitas yang hampir sama atau sedikit agak baik daripada orang A, tidak mendapatkan pujian apapun dan tidak mendapatkan naik gaji atau promosi, tidak seperti orang A. Karena itu orang B akan berusaha dua sampai tiga kali lipat lebih keras agar tidak dikalahkan oleh orang A. Karena usaha orang B ia sekarang akan mulai dipuji dan kemungkinan besar, dia juga akan mendapatkan promosi seperti orang A.

Walaupun memiliki fungsi yang berguna keseringan kita akan hanya cemburu kepada orang yang setara dalam berbagai macam hal dengan kita atau yang bisa kita kalahkan. Menurut para ahli, Ramachandran V, dan Jalal B. Ketika sekelompok orang diberikan survey dengan memberikan pertanyaan dimana kelompok orang itu diberikan pilihan. (A) Apakah anda lebih cemburu ketika melihat seseorang yang memiliki kelihatan dan bakat yang hampir sama seperti anda, ketika ia mendapatkan perempuan yang anda sedang tertarik dengan. (B) Apakah anda lebih cemburu ketika orang yang lebih berbakat, cakap, dan sukses daripada anda saat ia mendapatkan perempuan yang sama? Dan (C) Apakah anda lebih cemburu ketika orang yang lebih jelek dalam berbagai macam hal dari anda mendapatkan perempuan itu?

8 dari 11 orang memilih A dan seberapa lagi memilih B dan C. Kenapa kah ini bisa terjadi? Alasannya adalah karena kebanyakan orang menganggap mereka sendiri masih bisa mengalahkan orang A dan karena itu memiliki motivator yang di pandangan mereka memiliki hasil yang masih bisa dicapai. Sedangkan orang B sudah mustahil, dan semua usaha yang mereka lakukan hanya akan menghabiskan waktu tanpa hasil yang akan muncul. Sedangkan orang C, para penjawab menganggap bahwa perempuan itu berperilaku idiosyncratic, jadinya tidak dapat diprediksi dan jika diincar tidak akan ada hasilnya.

Walaupun kecemburuan memang emosi yang sangat tidak menyenangkan ketika di alami, emosi itu masih sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Karena emosi itu memotivasi kita agar melakukan hal dengan usaha yang lebih baik dan tidak hanya berbaring dan menerima hasil. Walaupun itu masih ada juga sisi emosi kecemburuan yang memiliki dampak negatif. Jadinya, walaupun emosi ini sangat berguna kita harus memiliki tahan diri dan disiplin agar memakainya untuk usaha yang positif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image