Nilai-Nilai Masyarakat dalam Cerpen Robohnya Surau Kami
Sastra | 2025-05-16 15:46:03
Dalam cerpen yang berjudul Robohnya Surau Kami ini, tokoh Kakek digambarkan sebagai seorang laki-laki yang tua renta, selain itu ia juga orang yang taqwa dan taat dalam beribadah kepada Tuhannya. Dalam dunia nyata kejadian seperti itu seringkali terjadi, kebanyakan orang yang sudah berusia lanjut akan lebih mementingkan urusan akhirat dari pada duniawinya. Hal ini diperkuat dengan kutipan berikut. “... seorang tua yang biasanya duduk di sana dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek” (Robohnya Surau Kami,1996: 1). Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa di dalam kehidupan Kakek, ia hanya memfokuskan diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan atau amal-amal akhirat dan menyampingkan berbagai urusan dunianya. Ia memiliki anggapan bahwa setiap perbuatan yang telah ia lakukan, adalah benar. Selain itu ia juga yakin bahwa setelah ia meninggal, ia akan dimasukkan Surga karena ia tidak pernah berhenti menyembah, memuji dan menyebut Tuhannya. Namun, pada cerpen ini juga dijelaskan bahwa keyakinan dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh kakek tidak benar seutuhnya. Cerita Kakek ini, sesuai dengan realita yang berada di masyarakat, semakin tua umur seseorang maka tingkat ketaqwaannya juga akan semakin meningkat. Selain itu, pemikiran beberapa orangtua yang sudah tua renta sekarang ini juga banyak yang masih berpemikiran sempit. Mereka memiliki kepercayaan ketika sudah beribadah dengan baik dan benar mereka dapat menerima imbalan pahala yang banyak dan dapat masuk Surga, meskipun mereka melalaikan kewajiban atau hal-hal yang bersifat duniawi yang justru membuatnya dilaknat Tuhan.Cerpen ini memberikan gambaran bagaimana seharusnya manusia hidup di dunia. manusia sebagai mahluk Tuhan yang paling sempurna, karena sempurnanya Tuhan memberikan tanggung jawab untuk menjadi Kholifah/ pemimpin di bumi. Hal tersebut yang menjadikan manusia mempunyai kewajiban yang tidak dimiliki oleh mahluk lain. Manusia bertanggung jawab atas kelakuannya di bumi, selain itu dia juga bertanggung jawab atas perbuatannya untuk akherat. Manusia sebagai mahluk yang sempurna bertanggng jawab kepada sesama manusia dan kepada Tuhan pencipta alam. Namun dalam cerpen Robohnya Surau Kami dicontohkan seorang kakek yang selalu beribadah di surau. Dia selalu menjalankan sholat tepat waktu, puasa, berdzikir, namun, dia tidak menghiraukan keluarganya. Hal inilah yang mengakibatkan sang kakek masuk neraka. Tuhan manghendaki bahwa sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi orang lain sesuai dengan dalil yang artinya Sebaik-baik manusia adalah dapat memberikan manfaat bagi orang lain (HR.Ahmad).Dari arti hadist di atas telah dsebutkan bahwa tugas manusia di bumi tidak hanya beribadah di surau atau masjid, namun kita diwajibkan membantu sesama dengan memberikan nafkah ke keluarga, mambantu tetangga yang kesusahan, serta hal-hal lain yang dianggap sebagai bentuk kepentingan duniawi dengan niatan beribadah kepada Tuhan. Manusia mempunyai tugas untuk menjaga manusia lain, hal ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia selama mereka masih hidup di bumi. Kakek Garin sebagai seorang lelaki harusnya tetap memikirkan keluarganya, menafkahi keluarganya, hal tersebut merupakan tanggung jawab seorang kepala keluarga. Kewajiban menafkahi keluarga sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Tuhan yang sekaligus memberikan kehidupan bagi orang lain.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
