Anak-Anak Gaza akan Meminta Pertanggungjawaban Kaum Muslim
Politik | 2025-04-21 19:40:48
D Budiarti Saputri
Tenaga Kesehatan
Genosida di jalur Gaza masih berlangsung hingga kini. Korbannya bukan hanya orang tua tetapi juga anak-anak. Genosida ini telah menghilangkan tempat aman bagi anak-anak di sana.
Lebih dari 39.000 anak di Jalur Gaza telah kehilangan satu atau kedua orang tua mereka akibat serangan Israel yang terus-menerus sejak 7 Oktober 2023.
Menurut Biro Statistik Palestina seperti dilansir Al Mayadeen, Jalur Gaza kini menghadapi krisis yatim terbesar dalam sejarah modern. Dalam pernyataan yang dikeluarkan menjelang Hari Anak Palestina, biro tersebut mengonfirmasi bahwa 39.384 anak telah menjadi yatim sepanjang 534 hari pengeboman. Dari jumlah tersebut, sekitar 17.000 anak kehilangan kedua orang tua dan kini "menghadapi kehidupan tanpa dukungan atau perawatan."
Sementara itu, sedikitnya 100 anak Palestina tewas atau terluka setiap harinya di Jalur Gaza sejak Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret 2025, kata kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini, mengutip UNICEF pada Jumat (4/4). Menyebut situasi ini mengerikan, Lazzarini menyayangkan hidup anak-anak yang terputus akibat perang yang bukan mereka yang buat. Dikutip dari liputan6.com (6/4/25)
Kebiadaban zionis tiada tara, puluhan ribu anak-anak menjadi korban genosida juga meninggalkan kepedihan berupa anak-anak yang menjadi yatim karena kehilangan orangtua. Tercatat ada 39 ribu anak yatim akibat genosida di Gaza. Tiap hari 100 anak Gaza meninggal.
Semua fakta ini terjadi di tengah narasi soal HAM dan tetek bengek aturan internasional dan perangkat hukum soal perlindungan dan pemenuhan hak anak. Nyatanya aturan-aturan tersebut tak mampu menghentikan apalagi mencegah penderitaan anak-anak Palestina.
Hal di atas seharusnya mampu menyadarkan umat bahwa tidak ada yang bisa mereka harapkan dari lembaga-lembaga internasional dan semua aturan yang dilahirkannya. Masa depan Gaza/Palestina ada pada tangan mereka sendiri, yakni pada kepemimpinan politik Islam atau khilafah yang semestinya sungguh-sungguh mereka perjuangkan.
Khilafah berfungsi sebagai rain dan junnah, tidak akan pernah membiarkan kezaliman menimpa rakyatnya. Khilafah terbukti selama belasan abad berhasil menjadi benteng pelindung yang aman, dan memberikan support system terbaik bagi tumbuh kembang anak, sehingga mereka bisa menjadi generasi cemerlang pembangun peradaban emas dari masa ke masa.
Setiap muslim wajib terlibat dalam memperjuangkan kembalinya khilafah agar mereka punya hujjah bahwa mereka tidak diam berpangku tangan, saat melihat anak-anak Gaza dan orang tua mereka dibantai oleh zionis dan sekutu-sekutunya. Persoalan anak-anak Gaza akan selesai ketika persoalan Palestina juga terselesaikan secara tuntas. Dan solusi tuntas tersebut hanya dapat terwujud dengan jihad dan khilafah.
Wallahualam bissawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
