Banyak Orang Tua Enggan Nikahkan Anak
Agama | 2025-04-17 17:05:02
Dalam realitas kehidupan masyarakat Aceh saat ini, banyak orang tua yang merasa enggan menikah kan anaknya, terutama karena tuntutan mahar yang tinggi. Sementara itu, harga emas di pasaran terus mengalami kenaikan signifikan.
Demikian pengantar khutbah Jumat disampaikan oleh Penyuluh Agama di KUA Kecamatan Darul Imarah, Tgk Cut Azwar di Masjid Besar Ittihadiyah, Kemukiman Lamreung, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, 18 April 2025 bertepatan dengan 19 Syawal 1446 H.
Tgk Cut Azwar menambahkan, umat Islam dalam kehidupan berkeluarga telah diatur oleh ketentuan hukum syariat yang wajib dilaksanakan sebagaimana diturunkan oleh Allah melalui Rasul-Nya. Oleh karena itu, terdapat tanggung jawab dan kewajiban yang harus ditunaikan oleh orang tua terhadap anak-anak mereka.
dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW menyampaikan, tiga kewajiban utama orang tua terhadap anaknya. Pertama, memberikan nama yang baik saat anak lahir. Kedua, mendidik anak dengan ilmu Al-Qur’an atau pendidikan agama Islam. Ketiga, menikahkan anak ketika mereka telah memasuki usia dewasa.
“Ketiga tanggung jawab ini, harus dipenuhi oleh orang tua, terutama tanggung jawab yang ketiga, yaitu menikahkan anak,” tegas Tgk Cut Azwar, yang juga Imam Meunasah Gampong Lamreung ini.
Ia menjelaskan, dalam tradisi masyarakat Aceh, proses pernikahan, mulai dari pertunangan hingga acara walimatul 'urs, sering kali tidak selaras dengan syariat Islam. Banyak prosesi pernikahan yang justru menyulitkan dan menjauh dari prinsip-prinsip syariat. Alih-alih mempermudah, masyarakat justru memperumit urusan pernikahan dengan tuntutan adat yang berlebihan.
Yang lebih memprihatinkan, lanjut Tgk Cut Azwar, terdapat kenyataan banyak orang tua mengabaikan pendidikan agama anak-anak mereka. Padahal, memberikan pendidikan agama merupakan kewajiban utama yang tidak boleh diabaikan.
Bila orang tua tidak memiliki kemampuan mengajarkan sendiri, mereka dianjurkan menyerahkan anak-anaknya ke dayah atau lembaga pendidikan Islam yang banyak tersedia di Aceh.
Berdasarkan hasil survei para Penyuluh Agama dari Kementerian Agama Kecamatan Darul Imarah, lebih dari 80% anak-anak di wilayah ini tidak mampu membaca Al-Qur’an, bahkan tidak mengenal Al-Qur’an sebagai pedoman hidup mereka.
"Fakta-fakta ini seharusnya menjadi tamparan dan penggugah kesadaran bagi kita semua, supaya memiliki tanggung jawab penuh terhadap anak-anak yang kita lahirkan, besarkan, dan akan kita tinggalkan sebagai generasi penerus agama dan bangsa ini,” pungkasnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
