Sentuhan Rohani untuk WBP: Mengaji dan Tausiyah Bakti kepada Orang Tua
Agama | 2025-12-09 11:27:08
Bengkulu — Selasa (09/12), suasana Masjid An-Nur Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkulu kembali dipenuhi kekhusyukan. Dua orang Penyuluh Agama Islam dari Kementerian Agama Kota Bengkulu hadir memberikan pembinaan rohani kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kegiatan diawali dengan pembinaan membaca Al-Qur’an dan Iqro, mulai dari pengenalan huruf hijaiyah, perbaikan tajwid, hingga praktik membaca secara bertahap. Warga binaan mengikuti sesi ini dengan penuh perhatian, saling menyimak dan memperbaiki bacaan masing-masing.
Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan tausiyah bertema “Bentuk Bakti Anak kepada Orang Tua yang Sudah Wafat.” Dalam penyampaiannya, penyuluh mengingatkan pentingnya mendoakan orang tua, menjaga amal saleh, serta melanjutkan kebaikan sebagai bentuk bakti yang tidak terputus meskipun mereka telah tiada.
“Belajar membaca Al-Qur’an dan memahami makna bakti kepada orang tua merupakan jalan perbaikan diri yang sangat berharga selama berada di dalam lapas,” ujar salah satu penyuluh dalam tausiyahnya.
Warga binaan tampak antusias dan mengikuti kegiatan dengan khidmat. Pembinaan seperti ini diharapkan dapat memperkuat keimanan, membentuk karakter yang lebih baik, serta menjadi bekal amal dan perilaku setelah mereka bebas nanti.
Kalapas Bengkulu, Julianto Budhi Prasetyono, menyampaikan apresiasi atas sinergi dan pendampingan rutin dari Kementerian Agama Kota Bengkulu.
“Kami sangat berterima kasih atas pendampingan rohani yang diberikan secara berkelanjutan. Ini adalah bagian penting dari pembinaan kepribadian dan penguatan nilai-nilai moral bagi warga binaan di Lapas Bengkulu,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, Lapas Bengkulu terus berkomitmen menghadirkan lingkungan pembinaan yang religius, bermanfaat, dan bermakna bagi seluruh warga binaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
