Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zefanya Christanya Nikoku Canon

K-Wave: Peran Kultura Pop dalam Mendorong Ekonomi dan Diplomasi Soft Power Korea Selatan

Edukasi | 2025-04-16 21:47:06
Sumber: Detik News, 2021

K-Wave atau dalam istilah Tiongkok, disebut sebagai “Hallyu” adalah istilah yang menggambarkan penyebaran global budaya populer Korea Selatan, seperti musik (K-Pop), drama televisi (K-Drama), film, makanan, mode, dan kecantikan. Fenomena ini mulai berkembang pada akhir 1990-an di Asia Timur dan kini telah berkembang hingga menjangkau berbagai belahan dunia, termasuk Amerika, Eropa, dan Timur Tengah (Martinroll.com, 2021).

Budaya Korea Selatan yang sedang berkembang ini, dijadikan alat bagi Korea Selatan dalam meningkatkan perekonomian serta menjadikan K-Wave sebagai alat aktif dalam melakukan diplomasi bersifat soft power. Melalui diplomasi soft power yang dilakukan oleh Korea Selatan dengan memanfaatkan budaya yang ada, Korea Selatan mendapat keuntungan signifikan (Suryani, 2014, 73-75).

Menurut pandangan Joseph Nye, pada karyanya di tahun 2004 yang berjudul “Soft Power: The Means to Success in World Politics” kekuatan bagaikan udara, seperti kita tidak dapat hidup tanpa udara, begitu pula semua negara di dunia ini tidak dapat hidup tanpa kekuatan. Meski banyak negara mengandalkan kekuatan militer sebagai alat utama untuk mempertahankan posisi mereka, kenyataannya bukan hanya militer yang menentukan kekuatan sebuah negara. Menurut Joseph Nye, ada hal lain yang dapat memperkuat kekuatan dari sebuah negara, yaitu dengan diplomasi soft power.

Apa itu diplomasi soft power?

Soft power adalah kemampuan untuk mempengaruhi pilihan orang lain tanpa paksaan dari kekuatan militer, dengan menonjolkan budaya dari suatu negara untuk mendapatkan atensi dari negara-negara di dunia (Nye, 2004, hal. 5-7).

Menurut Nye, ada elemen-elemen utama yang akan membuat diplomasi soft power menjadi efektif untuk dijalankan oleh sebuah negara, yaitu dengan budaya yang menarik (seperti Korea Selatan dengan K-Wave yang dimiliki), nilai-nilai politik seperti demokrasi dan berjalannya HAM, serta kebijakan luar negeri yang dianggap sah dan mempromosikan kerjasama internasional.

Bagaimana K-Wave berkontribusi pada ekonomi Korea Selatan dengan diplomasi soft power?

K-Wave, atau yang dikenal sebagai Hallyu, telah menjadi strategi soft power yang kuat bagi Korea Selatan, berkontribusi besar terhadap ekonomi negara. Pengaruhnya terlihat dalam berbagai aspek, mulai dari meningkatnya ekspor produk budaya seperti musik, film, dan kosmetik, lonjakan jumlah wisatawan yang datang untuk merasakan budaya Korea secara langsung, hingga pertumbuhan pesat industri kreatif yang semakin mendukung perekonomian negara.

1. Ekspor Budaya Korea Selatan

Korea Selatan telah sukses memasarkan berbagai produk budaya ke seluruh dunia, mulai dari musik K-Pop, film, drama, hingga kosmetik K-Beauty. Industri K-Pop telah menjadi salah satu sektor ekonomi paling menguntungkan, dengan grup populer seperti BTS dan BLACKPINK memberikan kontribusi besar terhadap pemasukan negara khususnya melalui konser tahunan yang diadakan, dapat memberi pemasukan besar bagi negara di sektor pariwisata juga, dengan diadakannya konser oleh grup-grup k-pop, maka setiap penggemar yang berada di luar negeri akan berdatangan dan membawa keuntungan ekonomi yang signifikan.

Selain itu, produk kecantikan Korea Selatan juga mengalami lonjakan popularitas, yang membuat setiap orang dari berbagai negara ingin mengkonsumsi, dan menghasilkan perkembangan ekonomi yang signifikan.

2. Peningkatan Alur Pariwisata di Korea Selatan

Popularitas K-Wave telah meningkatkan arus wisatawan ke Korea Selatan yang ingin mengalami budaya Korea secara langsung, seperti yang mereka lihat di berbagai media. Banyak turis tertarik untuk mengunjungi lokasi syuting drama Korea, menghadiri konser K-Pop, serta mencicipi kuliner khas negara tersebut. Tren pariwisata yang dipengaruhi oleh Hallyu telah memberikan dampak signifikan pada perekonomian Korea Selatan, dengan jumlah pengunjung dari berbagai negara yang terus bertambah.

3. Pertumbuhan Industri Kreatif

Industri kreatif di Korea Selatan, yang mencakup film, musik, dan fashion, telah mengalami pertumbuhan pesat berkat pengaruh K-Wave. Pemerintah secara aktif mendorong perkembangan sektor ini melalui berbagai kebijakan dan investasi dalam promosi budaya. Dilansir dari BBC.com, Film Korea "Parasite" (2019) karya Bong Joon-ho berhasil mencatat sejarah sebagai film berbahasa non-Inggris pertama yang memenangkan penghargaan Best Picture di Oscar, untuk pertama kalinya dalam sejarah Oscar, sebuah film karya non-Inggris berhasil meraih penghargaan dalam kategori ini.

Penutup

K-Wave atau Hallyu telah menjadi strategi utama bagi Korea Selatan dalam memperkuat ekonomi dan diplomasi soft power dengan memanfaatkan popularitas musik, film, kosmetik, dan industri kreatif. Melalui ekspor budaya, peningkatan pariwisata, dan hubungan internasional yang lebih erat, negara ini berhasil memperluas pengaruhnya secara global. Fenomena ini menunjukkan bahwa kekuatan suatu negara tidak hanya bergantung pada aspek militer, tetapi juga pada daya tarik budaya serta kebijakan yang mendukung kerja sama internasional.

Dengan berkembangnya industri kreatif dan meningkatnya minat dunia terhadap budaya Korea, Hallyu akan terus menjadi bagian penting dalam strategi ekonomi dan diplomasi Korea Selatan.

DAFTAR REFERENSI

BBC News. (2020). Oscars 2020: South Korea's Parasite makes history by winning best

picture. https://www.bbc.com/news/entertainment-arts-51440241 [Diakses pada 16
April 2025]

Martin Roll. (2021). Korean Wave (Hallyu) – The Rise of Korea’s Cultural Economy & Pop

Culture. https://martinroll.com/resources/articles/asia/korean-wave-hallyu-the-rise-of-
koreas-cultural-economy-pop-culture/ [Diakses pada 16 April 2025]

Nye, J. S. (2004). Soft Power the Means to Success in World Politics. New York: Public

Affairs.
https://www.academia.edu/28699788/Soft_Power_the_Means_to_Success_in_
World_Politics_Joseph_S_Nye_Jr [Diakses pada 16 April 2025]

Suryani, Elvina. (2014). Korean Wave sebagai Instrumen Soft Power untuk Memperoleh

Keuntungan Ekonomi Korea Selatan. Global, Vol. 16, No. 1.
https://www.researchgate.net/publication/364343964_Korea_Selatan_Soft_Power_
Diplomacy_Dengan_Media_K-Pop [Diakses pada 15 April 2025]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image