Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Resni Dewi

Romantisme ASN: Membangun LIngkungan Kerja yang Harmonis

Lainnnya | 2025-03-22 10:49:49
Ilustrasi Sekelompok ASN di Lingkungan Pemerintahan (Sumber : canva.com)

Siapa yang saat membaca judul artikel ini pikirannya jadi jalan-jalan? Dugaannya traveling hingga negatif thinking? Tenang, artikel ini tidak mengandung unsur drama percintaan maupun pengkhianatan. Romantis dalam artikel ini bukan mengenai kisah cinta ataupun sikap manis terhadap pasangan. Namun romantis yang dimaksud ialah mengenai keharmonisan.

Ternyata bukan hanya hubungan antar suami istri yang membutuhkan keharmonisan. Dalam lingkungan kerja pun kita harus membangun lingkungan yang harmonis. Hubungan yang harmonis akan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif sehingga akan lahir suatu tim kerja yang solid demi mencapai visi dan misi instansi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), terdapat core values ASN BerAKHLAK yang merupakan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki seorang ASN. Core values ASN BerAKHLAK diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Juli 2021. Core values ini diharapkan dapat menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja ASN, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Core values ASN BerAKHLAK terdiri dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.

Harmonis menjadi salah satu akronim dari core values ASN. Harmonis seperti apa yang harus dibangun dalam suatu lingkungan kerja? Harmonis berarti saling peduli, menghargai dan bertoleransi dengan perbedaan. Panduan perilaku harmonis terdiri dari :

1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya

2. Suka menolong orang lain

3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

Lingkungan kerja menjadi rumah kedua bagi ASN. Mengapa dianggap rumah kedua? Karena menghabiskan waktu di tempat kerja sejak pagi sampai sore hari. Tidak jarang kembali ke rumah saat sudah petang. Sudah tentu kembali ke rumah dengan kondisi pikiran dan fisik yang lelah.

Bagaimana jika lingkungan kerja tidak harmonis? Masih berada di lingkungan kerja pun sudah merasa membosankan dan melelahkan, sehingga produktivitas dapat terganggu karena tidak ada rasa nyaman saat bekerja.

Seperti bait lagu Rumah Kita dari God Bless "Lebih baik di sini, rumah kita sendiri" bermakna sebagus apapun suatu tempat tidak ada yang lebih baik ketika tidak ada rasa nyaman dan tenang.

Lingkungan yang sering berdebat, suasana kerja yang bersitegang, tidak saling menghargai perbedaan pendapat, bersikap subjektif, tidak ada rasa saling tolong menolong akan memberikan dampak negatif pada pegawai. Rasa bosan, jenuh bahkan tidak betah bahkan bisa menjadi ancaman bagi mental pegawai. Maka dari itu suasana harmonis dalam lingkungan kerja sangat dibutuhkan.

Bagaimana? Apakah kita mampu mewujudkan lingkungan kerja yang harmonis?

Biasanya lingkungan kerja yang harmonis tidak dapat diwujudkan karena manusia memiliki ego sendiri. Merasa paling benar, merasa paling mampu memecahkan masalah dan merasa paling kompeten dalam pekerjaan.

Dalam era digital ini, seringkali ASN junior merasa paling kompeten dibandingkan dengan ASN senior yang dalam keseharian sulit beradaptasi dengan teknologi. Padahal jika dilihat dari masa kerja yang dimiliki ASN senior mereka jauh lebih berpengalaman daripada ASN junior.

Dalam core values ASN BerAKHLAK, Kompetensi terdiri dari tiga aspek, yaitu : Ilmu Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (attitude). Jangan merasa paling kompeten jika kita sudah memiliki pendidikan tinggi, cakap dalam menyelesaikan tugas apapun namun tidak menjunjung tinggi etika pada orang lain. Bukankah kita orang Indonesia yang banyak dikenal karena keramah tamahan dan sopan santun nya?

Sikap subjektif sering ditemukan dalam lingkungan kerja. Terutama pada ASN perempuan yang dalam mengambil keputusan mengedepankan ego atau perasaan daripada logika. Merasa tidak memiliki keakraban maka akan memberikan penilaian yang kurang berkenan terhadap pendapat atau kinerja pegawai lain.

Sungguh tidak profesional ketika banyak kelompok kecil ditemui dalam lingkungan kerja. Atau sering disebut "genk". Kelompok kecil ini biasanya terbentuk karena latar belakang tertentu. Tidak senang pada tipe kepemimpinan, merasa asyik saat membicarakan kekurangan pegawai lain, merasa sebagai kelompok yang paling kompeten dan merasa menjadi kelompok marginal karena status sosial tertentu.

Lingkungan kerja yang tidak kondusif atau biasa sekarang ini disebut lingkungan kerja "toxic" sangat berdampak pada mental seorang ASN. Tidak mudah bagi seorang ASN untuk berhenti dari pekerjaan nya namun tidak mudah juga hadir atau bekerja di lingkungan yang tidak harmonis. Kondisi seperti ini yang dapat mengganggu mental seorang pegawai.

Ilustrasi ASN dengan Kepenatannya di Lingkungan Pemerintahan (Sumber : canva.com)

Lalu, bagaimana kita mewujudkan lingkungan kerja yang harmonis?

1. Berlaku adil kepada setiap orang tanpa memandang latar belakang yang dimiliki

2. Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja, atasan, bawahan dan stake holder

3. Menghormati gagasan yang disampaikan oleh orang lain

4. Membantu orang lain dengan responsif

5. Memberikan solusi atau informasi yang sesuai

6. Bersikap netral terhadap masalah antar pegawai

7. Menjunjung tinggi etika, berinteraksi dengan siapa pun dengan sopan

Harmonis pada lingkungan kerja didasari sikap saling menyayangi, saling menghargai dan saling membantu. Layaknya sikap romantis kita terhadap pasangan dan keluarga di rumah. Romantis tidak selalu tentang kata-kata indah, pujian atau buayan namun aksi atau sikap dalam keseharian mencerminkan bagaimana perasaan sesungguhnya. Karena seperti yang sudah disebutkan di atas tempat kerja merupakan rumah kedua dan lingkungan kerja merupakan keluarga kita.

Logo Core Values ASN Berakhlak (Sumber : google.com)

Berawal dari harmonis, seluruh core values ASN akan terwujud. Rasa nyaman berada di lingkungan kerja akan berpengaruh pada sikap ASN saat melayani masyarakat (Berorientasi pelayanan).

Bersikap objektif juga bagian dari akuntabel. Sopan santun merupakan bagian dari kompetensi. Rasa saling menghargai akan menumbuhkan sikap loyalitas pada pekerjaan. Saling membantu menjadi kunci untuk menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman (adaptif) dan mampu bekerja sama dalam melaksanakan tugas merupakan wujud dari kolaboratif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image