Ahmad Fadhly
Dugaan Pengoplosan BBM oleh Pertamina Cemari Kepercayaan Publik
Hukum | 2025-02-28 14:12:48
Penulis Penggiat Media Sosial
Dugaan bahwa PT Pertamina Patra Niaga membeli Pertalite untuk kemudian dioplos menjadi Pertamax merupakan isu serius yang mencederai kepercayaan publik terhadap tata kelola energi di Indonesia.
Jika benar, tindakan ini bukan sekadar pelanggaran prosedur, tetapi juga bentuk manipulasi yang berpotensi merugikan negara dan masyarakat.
Praktik oplosan BBM semacam ini berimplikasi luas, mulai dari aspek ekonomi hingga dampak lingkungan.
Dari sisi ekonomi, tindakan ini bisa menjadi bentuk penghindaran kewajiban yang merugikan keuangan negara karena disparitas harga antara Pertalite yang disubsidi dan Pertamax yang dijual dengan harga lebih tinggi.
Selain itu, konsumen juga dirugikan karena membeli bahan bakar dengan kualitas yang tidak sesuai standar.
Dari perspektif hukum, Kejaksaan Agung harus mengusut tuntas kasus ini dan memastikan tidak ada intervensi dari pihak-pihak berkepentingan.
Jangan sampai praktik manipulasi seperti ini dianggap lumrah di tubuh BUMN, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pelayanan publik yang jujur dan profesional.
Lebih jauh, pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap rantai distribusi BBM dan meningkatkan transparansi dalam sistem tata kelola energi.
Kasus ini seharusnya menjadi momentum bagi aparat penegak hukum untuk menindak tegas setiap pelanggaran, tanpa pandang bulu, demi menjaga integritas sektor energi nasional.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
