Strategi Menghadapi FOMO saat Liburan dan Akhir Pekan
Gaya Hidup | 2024-07-09 14:31:48Kalian para generasi muda mungkin sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata FOMO? Ya, generasi muda saat ini takut ketinggalan tren terbaru. Setiap kali ada sesuatu yang viral di media sosial, mereka pasti berbondong-bondong mencoba atau menirunya. Ngaku deh, kalian gitu jugakan?
FOMO atau Fear of Missing Out adalah perasaan khawatir terhadap orang lain yang memiliki pengalaman lebih baik dan menarik daripada dirinya. Perasaan ini sering kali muncul selama liburan dan akhir pekan ketika kalian nganggur dan memilih scroll media sosial yang dibanjiri dengan gambar maupun video aktivitas seru orang lain.
Namun, kalian tahu gak sih kalau hal ini dapat merusak waktu luang kalian? Tentunya, FOMO dapat merusak pengalaman liburan dan akhir pekan kalian karena dapat menciptakan tekanan untuk selalu mengikuti tren terkini dan aktivitas populer. Hal ini bisa saja loh mengganggu kesehatan mental dan emosional, menyebabkan stress, rasa cemas, dan perasaan tidak puas, apalagi jika konten yang kalian buat itu kurang menarik perhatian.
Strategi Menghadapi Fomo dengan 6M
1. Membuat rencana liburan yang realistis
Dengan membuat rencana liburan yang realistis dan sesuai dengan keinginan serta kebutuhan kalian, maka kalian bisa memilih aktivitas yang benar-benar ingin dinikmati dan memberikan kebahagiaan. Usahakan kalian tidak membuat jadwal yang terlalu padat sehingga liburan dan akhir pekan kalian terbuang begitu saja.
2. Mengurangi penggunaan Media Sosial
Salah satu penyebab FOMO adalah media sosial. Kalian perlu mencoba untuk membatasi waktu yang dihabiskan untuk scrolling di segala macam platform online selama liburan. Cara termudahnya, kalian dapat mematikan notifikasi pada HP, menjauhi HP untuk sementara dengan melakukan kegiatan yang positif seperti memasak maupun yang lainnya, dan menonaktifkan aplikasi media sosial untuk sementara.
3. Memfokuskan pengalaman daripada dokumentasi
Jika kalian adalah tipe orang yang suka mendokumentasikan segala momen berharga, maka rekam atau foto seperlunya. Meskipun benar bahwa momen itu tak akan terulang kembali, jadi kalian ingin mengabadikan banyak momen itu, sehingga kalian terus sibuk untuk mendapatkan konten sempurna. Jangan sampai kalian melewatkan momen yang perlu dinikmati.
4. Menetapkan prioritas
Cobalah untuk memilih aktivitas yang benar-benar ingin kalian lakukan dan sesuai dengan minat serta kebutuhan. Jangan merasa tertekan untuk mengikuti tren atau melakukan aktivitas hanya karena orang lain melakukannya. Hal itu bisa saja merugikan kalian, baik secara finansial, tenaga, pikiran, dan bahkan kesehatan mental kalian.
5. Menjadi fleksibel
Liburan dan akhir pekan seharusnya menjadi waktu untuk bersantai. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika rencana berubah atau tidak sejalan sesuai keinginan. Fleksibelitas dapat membantu kalian menikmati waktu dengan baik dan mengurangi stres.
6. Mengapresiasi momen dan bersyukur
Kalian harus mensyukuri dengan menghargai apa yang sudah dimiliki atau alami. Mencatat hal-hal positif yang terjadi setiap hari bisa membantu kalian fokus pada hal-hal baik dalam kehidupan kalian, dibandingkan kalian merasa iri dengan apa yang orang lain lakukan.
Ide Aktivitas Mengurangi FOMO
1. Menghabiskan waktu dengan keluarga atau teman dekat.
2. Membaca buku cerita, novel, pelajaran, komik, maupun yang lainnya.
3. Mencoba resep baru dan memasak makanan tersebut.
4. Berjalan-jalan
5. Melakukan aktivitas kreatif seperti melukis atau menulis.
Menghadapi FOMO membutuhkan kesadaran dan upaya. Jangan biarkan FOMO merusak liburan kalian. Tidak perlu khawatir ketinggalan tren, tetapi nikmati setiap momennya. Liburan itu untuk dinikmati, bukan untuk dibandingkan!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.