Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Yuk, Skrining Kesehatan Sebelum Terlambat

Edukasi | Saturday, 25 May 2024, 13:04 WIB
Sumber : https://id.pinterest.com/pin/873135446516869790/

Skrining kesehatan merupakan deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis yang belum jelas dan dengan menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan pasien yang terlihat sehat namun ternyata menderita suatu kelainan. Tujuan skrining kesehatan adalah untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit, yang berisiko mengidap gangguan kesehatan serius (Ernawati dkk., 2021).

Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah. Semakin berkembangnya zaman semakin banyak juga penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri, di satu sisi penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan. Sementara itu di sisi lain peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) yang sebagian besar disebabkan oleh kebiasaan dan gaya hidup (Shulfany., 2011).

Mayoritas penyakit yang terjadi pada masyarakat dewasa adalah penyakit yang bersifat degeneratif atau kronik yang bersifat menahun. Hal tersebut, seharusnya dapat dicegah dengan menggalakkan hidup sehat, serta melakukan skrining kesehatan secara rutin untuk mengetahui penyakit sebelum sampai ke tahap yang lebih parah. Skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya pemerintah dalam mengintegrasikan layanan kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif kesehatan masyarakat.

Skrining diperlukan pada beberapa kondisi medis untuk mengidentifikasi potensi penyakit atau risiko sebelum gejala muncul. Ini termasuk penderita diabetes, hipertensi, kolesterol tunggi, kanker, penyakit jantung, dan osteoporosis. Tes skrining biasanya dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan menggunakan alat yang sesuai dengan mengambil sampel yang diperlukan, seperti darah, urine, atau gambar visual organ internal melalui pemindahan imaging.

Selanjutnya, hasil tes skrining dianalisis untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda awal penyakit atau kondisi tertentu. Ini biasanya dilakukan dengan membandingkan hasil dengan nilai ambang atau standar yang menunjukkan risiko tinggi atau rendah. Jika hasilnya menunjukkan bahwa ada risiko atau tanda-tanda awal penyakit, langkah selanjutnya akan diputuskan. Ini bisa berarti menjalani pemeriksaan lebih lanjut, menerima perawatan medis, atau mengubah gaya hidup

Proses skrining kesehatan dapat dimulai dengan skrining trippel untuk menghilangkan hepatitis B, HIV, dan sifilis pada ibu hamil untuk memastikan persalinan yang lancar. Kemudian, skrining diikuti untuk stunting setelah kelahiran anak, TB, kesehatan gigi dan mulut pada usia anak, dan berbagai skrining seperti gula darah dan lainnya pada usia dewasa. Jika sesuai standar, skrining kesehatan dapat dimulai sejak usia 15-59 tahun. Ini dapat dilakukan di Puskesmas dan fasilitass kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, serta di Posbindu PTM. Eitss, tapi skrining kesehatan ini hanya boleh dilakukan minimal setahun sekali ya.

Menurut pepatah, ”Lebih baik mencegah daripada mengobati” karena biaya pencegahan penyakit jauh lebih rendah daripada biaya pengobatan. Namun, laporan Kemenkes menunjukkan bahwa baru 33% penduduk Indonesia berinisiatif melakukan skrining kesehatan untuk mendeteksi penyakit tidak menular sejak dini. Berikut alasan masyarakat enggan melakukan skrining kesehatan, karena mereka cenderung percaya bahwa mereka tidak mengalami gejala apa pun dan tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan.

Ada beberapa cara lain untuk menjaga kesehatan Anda selain melakukan skrining kesehatan, seperti berolahraga, mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, minum setidaknya dua liter air putih setiap hari, dan mendapatkan istirahat yang cukup.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk sama-sama kita menjaga kesehatan tubuh dengan rutin melakukan skrining kesehatan.

Referensi :

Ernawati, Y., & Anida, A. (2021). Skrining Kesehatan Lansia di Dusun Modinan, Sambilegi Lor, Maguwoharjo, Depok, Sleman. DIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1).

Shulfany. (2011) Hubungan Pola makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Masyarakat Semester II Stikes Wira Husada Yogyakarta.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image