Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alya Nabila Putri

Flu Singapura, Apakah Berdampak terhadap Ekonomi Indonesia?

Edukasi | Saturday, 25 May 2024, 07:56 WIB
Sumber: Ilustrasi Hand, Foot, Mouth Disease. (MEDizzy)

Anda tahu tentang Flu Singapura? Mengapa disebut Flu Singapura? dan Apakah Flu Singapura berdampak terhadap perekonomian di Indonesia? Flu Singapura juga dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM). Flu Singapura atau PTKM adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Enterovirus yang paling umum adalah Coxsackievirus A16 dan Human Enterovirus 71.

Asal usul Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) dinamakan Flu Singapura karena Singapura mengalami wabah HFMD yang signifikan pada tahun 2000 dan 2006, yang mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak. Akibat epidemi pada kedua periode ini, istilah "Flu Singapura" digunakan untuk merujuk pada HFMD. Meskipun penyakit HFMD pertama kali ditemukan di Kanada pada tahun 1957 dan menyebar ke seluruh dunia.

HFMD atau Flu Singapura menjadi masalah kesehatan global. Di Indonesia, terjadi peningkatan kasus Flu Singapura. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga pekan ke-13 tahun 2024, terdapat 6.500 kasus Flu Singapura tercatat di Indonesia. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan jumlah kasus hingga pekan ke-11 tahun 2024 yang hanya sekitar 5 ribu kasus. Kasus Flu Singapura banyak terjadi terutama di Pulau Jawa.

Namun, Flu Singapura tidak memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian dan bisnis di Indonesia, berbeda dengan dampak yang ditimbulkan oleh COVID-19 yang menyebabkan perlambatan atau penurunan ekonomi di Indonesia. Perekonomian dan bisnis Indonesia tetap stabil dalam situasi ini. Namun, hal ini berbeda dengan Vietnam yang mengalami beban ekonomi akibat HFMD, termasuk biaya layanan medis untuk pasien rawat inap dan rawat jalan di dalam negeri. Selain itu, terdapat biaya produktivitas dan biaya lainnya. Untungnya, Indonesia tidak mengalami beban ekonomi seperti itu, dan keadaan ekonomi Vietnam tidak berdampak signifikan terhadap Indonesia.

Flu Singapura merupakan penyakit yang sangat menular dan belum ada vaksin atau pengobatan antivirus yang efektif untuk mencegahnya. Penyakit ini menyebar melalui udara pernapasan, kontak kulit, lendir hidung, cairan tenggorokan, cairan dari vesikel kulit yang pecah, dan feses orang yang terinfeksi. Flu Singapura dapat menyebar dengan cepat terutama di tempat-tempat padat dengan kontak langsung yang intens, seperti sekolah, asrama, tempat penitipan anak, kantor, kendaraan umum, dan fasilitas umum lainnya.

Umumnya, gejala Flu Singapura muncul pada fase awal sekitar 3-6 hari setelah seseorang terinfeksi virus. Gejala tersebut termasuk demam tinggi, peradangan tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan nyeri tubuh. Setelah 1-2 hari, bintik-bintik merah biasanya muncul di dalam mulut, yang dimulai dari bagian belakang langit-langit dan dapat berkembang menjadi sariawan yang menyebar di dalam mulut.

Kemudian, timbul juga ruam kulit dan bintik-bintik merah bahkan lepuhan yang terasa sakit dan terkadang gatal-gatal. Menggaruk kulit termasuk salah satu pantangan penderita Flu Singapura. Gejala kulit ini terjadi di dada, punggung, lengan, telapak tangan, kaki, dan bagian kulit tubuh lainnya.

Jika terdapat gejala yang membahayakan, terutama jika demam tinggi yang berlangsung lebih dari tiga hari dan tidak ingin makan atau minum sama sekali. Segera lakukan pemeriksaan agar mencegah risiko lebih parah. Apabila tidak mengonsumsi makanan dan minuman bisa menyebabkan risiko dehidrasi sangat tinggi. Lalu, perlu disadari gejala bahaya lain seperti kesulitan bernapas, riwayat kejang, dan penurunan kesadaran. Pemeriksaan dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dengan tenaga kesehatan.

Penyembuhan Flu Singapura dapat dilakukan dengan rekomendasi yang didapatkan dari tenaga kesehatan seperti dokter. Pada umumnya, dokter akan memberikan resep berupa obat, salep kulit, dan antibiotik. Kemudian, penderita dapat menggunakan kompres untuk membantu menurunkan demam. Beberapa hal lain yang direkomendasikan untuk membantu proses penyembuhan adalah istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan perbanyak minum air putih.

Pencegahan Flu Singapura dapat dilakukan dengan beberapa hal, seperti mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir yang bersih secara teratur. Lalu, menghindari kontak langsung dengan orang lain seperti sentuhan, berbagi makanan atau minuman, dan menggunakan barang bersama. Menghindari tempat keramaian atau mobilitas tinggi jika tidak ada keperluan dan menggunakan masker juga membantu dalam pencegahan Flu Singapura.

Flu Singapura menjadi penyakit yang patut diwaspadai karena penularannya yang sangat cepat. Apabila dibiarkan Flu Singapura dapat mengundang penyakit yang lebih serius seperti meningitis (infeksi saluran otak dan tulang sumsum), ensefalitis (peradangan otak), polio, bahkan kematian. Penting untuk diingat bahwa meskipun telah melakukan upaya pencegahan, risiko penularan masih ada. Oleh karena itu, jika Anda atau anak Anda menunjukkan gejala Flu Singapura segera konsultasikan dengan dokter agar mendapat perawatan dan penanganan yang sesuai.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image