Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Boby Darmawan aziz

Pentingnya Retorika

Pendidikan dan Literasi | Wednesday, 24 Apr 2024, 00:56 WIB
Dokumen pribadi

Retorika sebagai sebuah keterampilan ketimbang pengetahuan. Karena retorika lebih bersifat praktik ketimbang teoritik. Tak heran kalau retorika dipahami sebagai keterampilan berbahasa secara efektif, baik lisan maupun tulisan.

Secara lisan, keterampilan retorika terlihat saat seorang berpidato memukau di hadapan khalayak dengan bahasa dan diksi menarik, intonasi dan dinamika turun-naik, dan rima seindah puisi.

Tak hanya itu, seorang ahli retorika tak jarang menyelingi ungkapannya yang muluk dan bombastis itu dengan joke (candaan) untuk menghibur, atau ice breaking (untuk mencairkan suasana), termasuk satire (sindiran).

Seorang ahli retorika juga kerap mengutip kata-kata bijak serorang nabi, filosof, atau pujangga. Para penceramah agama yang ahli retorika, tak jarang mengutip ayat al-Qur'an sebagai basis teologis argumentasinya.

Dokumen pribadi

Kemampuan meramu bahasa lisan ini kerap mengaduk-aduk perasaan pendengar. Pendengar terkadang haru, sedih, tertawa, geram, dan marah. Sejatinya seorang motivator, penceramah, dan provokator demo memiliki kemampuan retorika memadai.

Secara tulisan, kemampuan seseorang terlihat saat dia menulis atau mengarang baik fiksi maupun non-fiksi. Tulisannya mengalir, indah, dan bernas.

Seperti halnya kemampuan retorika lisan, retorika tulisan yang baik harus memenuhi prinsip-prinsip retorika, seperti memahami arti sebuah kata, frasa, dan kalimat dengan baik. Begitu pula kemampuan tata bahasa baku yang berlaku. Seorang penulis yang menguasai retorika umumnya menguasai ilmu logika, seni, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial.

Untuk mengukur kekuatan retorika lisan seseorang bisa dengan berbagai cara. Salah satunya, dengan melakukan transkripsi bahasa lisan menjadi teks. Apabila enak dibaca, tersusun secara gramatikal, dan tak banyak pengulangan tak perlu atau redundancy, tak pelak retorika lisan orang itu baik.

Begitu juga sebaliknya, apabila bahasa tulis seseorang efektif, menarik, dan estetik ketika dijadikan sebagai teks pidato, misalnya, tak pelak retorika tulis orang itu baik.

Saat ini retorika kerap bisa ditemukan ketika, misalnya, seorang politisi diwawancarai atau menulis di ruang publik. Para politisi ketika berbicara dan menulis kerap menggunakan pendekatan normatif yang tak bisa disangkal. Itulah retorika politik, salah satunya.*

Itulah pentingnya dalam Ber-Retorika, banyak segala ilmu yang mencakupi di dalamnya. Kita akan pandai mengatasi segala hal termasuk kehidupan sehari-hari entah di sekolah, kampus dan lingkungan masyarakat.

Jangan akan pernah bosan untuk mencari dan menggali kajian - kajian ilmu. Semakin sedikit kau mencari, semakin pendek wawasan mu. Semakin besar kau mencari, dunia kan kau genggam di hadapan-mu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image