Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gifari Januar Ihsan

Menuju Generasi Emas Indonesia 2045: Upaya Pendidikan Literasi Keuangan Masihkah Relevan?

Pendidikan dan Literasi | Thursday, 18 Apr 2024, 20:33 WIB

Literasi keuangan merupakan kemampuan kini yang harus dimiliki oleh setiap individu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045. Pendidikan literasi keuangan adalah konsep pembelajaran berbasis pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan, seperti penglolaan dana yang dimiliki saat ini, tabungan, investasi, dan sebagainya. Konsep ini dapat memberikan wawasan dan skill yang dibutuhkan dalam menjaga keseimbangan keuangan yang dimiliki oleh seorang individu di masa yang akan datang.

Menuju Generasi Emas Indonesia 2045, tentunya banyak sektor bidang yang perlu diperhatikan, seperti pendidikan. Sektor pendidikan adalah salah satu kunci penentu Indonesia meraih Generasi Emasnya. Dengan pendidikan literasi keuangan, masyarakat Indonesia mampu melihat kacamata ekonomi yang lebih luas. Melahirkan masyarakat yang melek ekonomi dan modern berarti menciptakan masyarakat yang lebih aware terhadap kondisi keuangannya di masa yang akan datang. Tentu hal tersebut akan berpengaruh pada kondisi pasar atau perekonomian Indonesia yang lebih baik.

Menurut data dari survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022 mengenai hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia. SNLIK tahun 2022 menunjukkan literasi keungan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen dan inklusi sebesar 85,10 persen. Angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil SNLIK tahun 2019, yaitu 38,03 persen untuk indeks literasi keuangan dan 76,19 persen inklusi keuangan.

Sumber : SNKI Website

Dari data di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa pendidikan literasi keuangan di Indonesia semakin kuat dan menambah modal dalam mewujudkan Generasi Emas 2045. Inonesia pun semakin mendekatkan dirinya masuk ke dalam kelompok negara maju melaui sektor pendidikan dan ekonomi. Namun, nyatanya literasi keuangan di Indonesia masihlah lemah dibandingkan dengan negara-negara besar, bahkan di Asia Tenggara.

Buktinya sebagian besar masyarakat Indonesia masih terkena banyak kasus penipuan uang, pencucian uang, kurangnya wawasan keuangan digital, dan korban kriminal keuangan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dalam literasi keuangannya. Lantas bagaimana solusi dari Pemerintah dan juga kita sebagai masyarakat Indonesia untuk meningkatkan literasi digital sehingga relevansinya dalam mewujudkan Generasi Emas 2045?

Upaya yang Perlu Ada Untuk Meningkatkan Literasi Keuangan

1. Mengadakan Pelatihan atau Workshop Terkait Literasi Keuangan

Pihak pemerintah yang berkaitan seperti OJK dan Kemdikbud. Dengan mengadakan pelatihan atau workshop literasi keuangan secara langsung, masyarakat dapat lebih percaya dan mengerti konsep keuangan secara luas dan mendalam.

2. Menerbitkan Buku Materi Keuangan

Pihak pemerintah yang berkaitan seperti OJK dan Kemdikbud. Buku keuangan yang terbitkan tidak hanya dapat membantu masyarakat dalam memahami konsep keuangan mereka, namun juga guru-guru dan siswa dapat terbantu dengan adanya buku materi keuangan untuk membantu menemukan strategi yang pas untuk pengelolaan keuangan.

3. Program Corporate Social Responsicility (CSR)

Pihak swasta yang berkaitan seperti Prudence Foundation dan PT. Axa Mandiri. Dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang melek keuangan dan cara mengelola keuangan yang dimiliki secara lebih mudah dimengerti oleh masyarakat luas.

4. Membuat Target Kebutuhan Keuangan Pribadi

Pihak seluruh masyarakat Indonesia. Cara paling sederhana untuk mengontrol keuangan pribadi adalah membuat target kebutuhan yang tertata rapih, ini akan membantu kita dalam menentukan kemana arah masuk dan keluarnya uang, sehingga memudahkan kita dalam mengelola keuangan dalam jangka waktu panjang.

5. Membuat Laporan Keuangan Pribadi

Pihak seluruh masyarakat Indonesia. Setelah membuat target kebutuhan, maka selanjutnya adalah membuat laporan keuangan, dengan membuat laporan keuangan kita dapat mengetahui keluarnya uang sehingga dapat mengevaluasi

Manfaat dari Upaya Meningkatkan Literasi keuangan

1. Dapat Membantu Memilih Sebuah Keputusan

Banyak masyarakat kini yang memiliki penghasilan besar ataupun kecil, namun mereka tidak bisa memilih dengan bijak uang itu akan digunakan untuk apa dan apakah keputusannya itu tepat, sehingga membuat keuangan mereka tidak stabil. Dengan upaya meningkatkan literasi keuangan, masyarakat akan mampu membuat sebuah keputusan yang bijak dalam menggunakan uang.

2. Dapat Membantu Cara Menyimpan atau Menabung

Masyarakat yang berpenghasilan dan melek keuangan akan mengetahui cara efektif untuk menyimpan uangnya. Dengan literasi keuangan, masyarakat mampu menggunakan peluang tersebut untuk tidak hanya sekedar menabung, namun upaya agar uang tersebut tidak berkurang bahkan bertambah.

3. Dapat Membantu Memberikan Informasi Tambahan Terkait Investasi

Investasi merupakan instrument masyarakat untuk menggunakan uangnya untuk menyimpan. Dengan literasi keuangan, wawasan terkait investasi akan semakin jelas dan luas, sehingga membuat masyarakat percaya dan meningkatkan aktivitasnya pada kegiatan investasi.

4. Dapat Mencegah Kegagalan Keuangan

Dari banyaknya masyarakat Indonesia yang mempunyai penghasilan, kebanyakan dari mereka juga mengalami kegagalan keangan, seperti pengeluaran melebih pendapatan. Dengan literasi keuangan ini, kegagalan keuangan akan terminimalisir bahkan mencegah adanya hal tersebut. Mengetahui prioritas dan target kebutuhan akan sangat berguna untuk mencegah terjadinya kegagalan dan keuangan.

5. Dapat Membantu Mewujudkan Financial Freedom

Tidak sedikit bahkan hampir seluruh masyarakat Indonesia mau untuk mempunyai keuangan yang bebas. Financial freedom yang dimaksud adalah kondisi dimana masyarakat itu tidak perlu pusing akan pertimbangan harga karena pendapatan yang cukup akibat dari pengelolaan uang yang baik. Dengan liiterasi keuangan, hal ini akan membantu masyarakat untuk mewujudkan keuangan yang bebas.

Kesimpulan

Jalan Indonesia menuju Generasi Emas 2045 terbuka lebar. Adanya peningkatan literasi keuangan menunjukkan upaya pembenahan dari pemerintah dari sektor pendidikan maupun masyarakat dari sektor sosial ekonomi. Upaya tersebut berupa bentuk program pendidikan, kebiasaan, dan pelatihan literasi keuangan. Kini literasi keuangan masih mampu membawa dampak yang sangat positif seperti menciptakan masyarakat yang melek keuangan, modern, berwawasan luas, dan lain sebagainya, serta dalam memberikan manfaat kepada masyarakat maupun negara. Ini menjawab adanya relevansi pendidikan literasi keuangan terhadap mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.

Sumber :

Sari, A.Y, Sa`ida, N. (2022). Investasi Edukasi Literasi Keuangan untuk Anak Usia Dini di Indonesia. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6 (3), 2085-2094.

Rapih, S. (2016). Pendidikan Literasi Keuangan pada Anak: Mengapa dan Bagaimana?. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(2), 14–28.

Masitoh, S. (2018). Blended Learning Berwawasan Literasi Digital Suatu Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dan Membangun Generasi Emas 2045. Proceedings of The ICECRS, 1(3),

Administrator SNKI Website. 29 Oktober 2022. SNLIK OJK 2022: INDEKS LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN MASYARAKAT MENINGKAT. Diakses pada 17 April 2024, dari https://snki.go.id/snlik-ojk-2022-indeks-literasi-dan-inklusi-keuangan-masyarakat-meningkat/

Achmad Haickal Kurniawan. 18 Maret 2024. PENTINGNYA PENDIDIKAN KEUANGAN DI SEKOLAH. Diakses pada 16 April 2024, dari https://web.perpuskita.id/pentingnya-pendidikan-keuangan-di-sekolah/#:~:text=Melalui%20pendidikan%20finansial%20yang%20memadai%2C%20para%20siswa%20dapat,teratur%2C%20berinvestasi%20dengan%20bijak%2C%20dan%20mengelola%20risiko%20keuangan.

Penulis : Mahasiswa Departemen IE FEB UB

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image