Cerita Fabel
Guru Menulis | 2024-03-31 14:48:07Uli Tak Menakutkan Lagi
Karya: Sutanto
Seekor ulat berbulu coklat bernama Uli, terlihat sangat lahap melalap daun dan bunga di taman. Sudah tak terhitung lagi, berapa lembar daun dan berapa tangkai bunga yang dimakannya.
“Uli, apa kamu tidak merasa kasihan kepada pemilik taman ini,” tanya Merpati Putih bernama Titi yang hinggap di dahan.
“Mengapa harus kasihan, apa aku harus menahan lapar? Padahal jelas-jelas didepanku ada banyak makanan,” jawab Uli ketus.
“Bukan begitu maksud saya Uli. Setiap makhluk hidup telah diberi jatah makanan oleh Tuhan untuk menyambung hidup. Namun menurutku, daun dan bunga yang kamu makan itu terlampau banyak,” sahut Titi.
“Kamu tak usah ikut campur, pergi saja sana!”hardik Ul
Daripada terlibat cekcok, Titi terbang meninggalkan Uli yang sedang asyik makan. Uli tetap saja asyik dengan makanan yang melimpah.
Saking asyiknya makan, Uli tak menyadari datangnya bahaya. Saat merayap di bunga Mawar tubuhnya tergores duri yang tajam sampai mengeluarkan darah.
“Aduh sakit, perih sekali,” desisnya menahan sakit.
Uli yang merasakan kesakitan merasakan lemas tak mampu bergerak dengan cepat. Setiap dia banyak bergerak darah semakin mengucur.
Di saat ulat itu semakin lemah, datang Titi menghampiri. Begitu melihat keadaan Uli dia merasa tak tega, mengangkat dan membawanya terbang ke sarangnya.
Setelah diturunkan,Titi mencari dedaunan untuk mengobati luka di tubuh Uli.
“Uli, kamu jangan banyak bergerak dahulu. Biarkan dedaunan ini mengeringkan lukua di tubuhmu,” ujar Titi.
Uli mengangguk perlahan sambil menahan nyeri. Mengingat keadaan luka yang diderita, ia menurut saja apa kata Titi untuk beristirahat tak banyak bergerak.
Setelah sehari semalam beristirahat, Uli merasakan tubuhnya berangsur-angsur membaik dan lukanya mulai kering.
“Bagaimana keadaanmu sobat?” tanya Titi saat menjenguk.
“Sudah enakan ini. Terimakasih ya,” sahut Uli.
“Syukurlah kalau begitu, tak lama lagi pasti segera pulih,” sambung Titi.
Setelah beberapa saat terdiam Titi menyampaikan pesannya.
“Setelah kejadian ini saya berharap kamu bisa memperbaiki diri, berubah menjadi lebih baik. Akan lebih baik kamu menyesali diri, memohon ampun kepada Tuhan atas perbuatanmu, syukur dengan mengurangi makan minum. Semoga dengan demikian kamu akan mendapat karunia dari-Nya,” lanjut Titi.
“Baiklah, saya berupaya akan menuruti nasihatmu,” jawab Uli.
Uli menuruti apa yang dikatakan Titi, dia menyesali dengan sungguh-sungguh tentang hal tak baik yang pernah dilakukan. Dia juga menahan lapar haus tak makan minum menyepi di tempat tersembunyi.
***
Setelah berjalan sekitar dua minggu ada kejadian luarbiasa. Uli yang semula tubuhnya penuh bulu, berubah menjadi Kupu-kupu yang cantik dan tak menakutkan.
“Uli, penampilanmu betul-betul cantik menawan tidak menakutkan lagi. Keikhlasanmu telah didengar Tuhan dan dibalas dengan karunia tak terkira,” tutur Titi.
“Sekali lagi saya menyampaikan terimakasih atas nasihatmu, sehingga saya mendapat anugerah dari Tuhan dan keluar dari keterpurukan,” ujar Uli.
Titi tersenyum senang, dirinya merasa senang Uli menyadari kesalahan yang dilakukan. Bahkan mendapat karunia luarbiasa, berubah menjadi kupu-kupu yang cantik menawan bisa terbang menembus awan.
Seberapapun kesalahan dilakukan, jika mau menyadari dan merubah diri akan mendapat berkah melimpah.
***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.