Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Hidup Bahagia di Tengah Badai Kemiskinan

Agama | Tuesday, 06 Feb 2024, 11:40 WIB
Dokumen Koran Sulindo

Hidup di dunia ini tidak selamanya berjalan mulus. Terkadang cobaan dan ujian datang silih berganti dalam kehidupan manusia. Salah satu ujian terberat yang kerap dihadapi adalah kemiskinan dan kemelaratan. Kondisi kurangnya harta benda kerap kali memicu munculnya berbagai masalah lain seperti kehinaan, kekurangan, hingga kezaliman.

Kemiskinan membuat seseorang jatuh dalam jurang kehinaan. Ia merasa rendah diri dan minder karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Apalagi jika dibandingkan dengan orang kaya yang hidup berkecukupan. Rasa rendah diri ini kemudian melahirkan sikap negatif seperti iri hati, dengki, bahkan kebencian pada orang kaya. Padahal sesungguhnya derajat seseorang di mata Allah bukan ditentukan oleh banyaknya harta yang dimiliki.

Selain itu, kemiskinan juga membuat seseorang jatuh dalam kekurangan. Ia tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, maupun tempat tinggal yang layak. Akibatnya, kualitas hidupnya menjadi sangat rendah. Anak-anak dari keluarga miskin kerap kali tidak mampu mengenyam pendidikan yang layak karena keterbatasan biaya. Mereka terpaksa putus sekolah dan terjun ke dunia kerja di usia muda untuk membantu orang tua. Hal ini jelas sangat memprihatinkan dan menyedihkan.

Lebih parah lagi, kemiskinan rentan menjerumuskan seseorang ke lembah kezaliman. Karena terdesak oleh kemelaratan hidup, tak jarang orang miskin terpaksa melakukan berbagai cara untuk bertahan hidup meskipun cara-cara tersebut melanggar hukum dan norma agama. Misalnya mencuri, merampok, menipu, dan melakukan korupsi. Selain merugikan orang lain, perilaku menyimpang ini jelas mendatangkan dosa bagi pelakunya.

Oleh karena itu, sangat wajar jika Rasulullah Muhammad memohon perlindungan Allah dari bahaya kemiskinan yang dapat menjerumuskan umatnya ke lembah kehinaan, kekurangan, dan kezaliman. Beliau mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berserah diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya dalam menghadapi segala kesulitan hidup.

Kita tidak boleh putus asa dan jatuh dalam kehinaan hanya karena miskin. Sebaliknya, tetap optimis dan yakin Allah pasti memberikan jalan keluar selagi kita berikhtiar dan berdoa. Kita juga harus bersyukur dengan apa yang telah diberikan Allah saat ini, sekecil apapun itu. Sikap Qana'ah atau menerima dengan lapang dada menjadi kunci untuk tetap tenang dan bahagia di tengah keterbatasan.

Di sisi lain, kita yang mampu juga harus peka terhadap penderitaan saudara-saudara kita yang kurang mampu. Berbagilah rezeki dan bantulah mereka semampu kita. Dengan saling tolong-menolong dan membantu yang lemah, insyaAllah kita bisa meminimalisir jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Demikianlah, marilah kita senantiasa memohon perlindungan Allah dari segala keburukan yang ditimbulkan kemiskinan. Yakinlah bahwa di balik kesulitan pasti ada kemudahan selama kita tetap teguh dalam iman dan ikhtiar. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rizki-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang membutuhkan. Aamiin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image