Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Di Mana Anda Merasa Nyaman?

Eduaksi | Sunday, 04 Feb 2024, 14:01 WIB
Sumber gambar: POPSUGAR Middle East

Mari perbarui rasa seperti di rumah sendiri dalam hidup kita.

Poin-Poin Penting

· Kita semua membutuhkan rasa rumah psikologis, ruang perlindungan, kenyamanan, dan keamanan.

· Pandemi COVID telah melemahkan rasa memiliki rumah bagi banyak dari kita.

· Kita dapat mengambil langkah-langkah kecil untuk memperkuat rasa rumah kita.

Kita membutuhkan perasaan seperti di rumah sendiri untuk merasa aman, tenteram, dan damai di dunia kita. Penelitian menggambarkan rumah sebagai tempat berlindung, tempat di mana kita merasa aman dan tenteram, tempat kita menemukan penerimaan, kenyamanan, dan pembaharuan. Kita membutuhkan perasaan seperti di rumah sendiri untuk merasa aman, tenteram, dan damai di dunia kita. Menurut pendidik asal Kanada, Kim Samuel, “Rasa seperti rumah kita penting untuk merasakan rasa memiliki”.

Bagi banyak dari kita, “rumah” adalah tempat kita dibesarkan. Namun selama bertahun-tahun, orang-orang bertanya kepada saya, “Dari mana asalmu?” Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya telah pindah ke seluruh negeri dan saat saya lulus SMA, saya sudah bersekolah di enam sekolah berbeda.

Semua kepindahan itu membuat saya lebih tangguh dan sadar akan budaya yang berbeda. Namun aku juga merasakan ada sesuatu yang hilang dalam hidupku. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga militer atau diplomat yang sering berpindah-pindah dapat merasakan ketidakberdayaan, kecemasan, dan rasa tidak aman.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kita semua membutuhkan rumah psikologis, tempat berlindung dari tantangan dunia luar di mana kita dapat menemukan perlindungan, keamanan, dan kenyamanan. Penyair, penulis naskah drama, dan pemimpin politik Ceko Vaclav Havel (1992) menggambarkan rumah sebagai pengalaman multidimensi di mana kita dikelilingi oleh lingkaran koneksi konsentris dari keluarga dan teman dekat kita ke lingkungan sekitar, kota kecil, tempat kerja, negara, dan dunia. yang kita jalani.

Namun banyak di antara kita yang kehilangan rasa sebagai rumah. Bertahun-tahun yang lalu, saya memberikan konseling kepada wanita tunawisma di tempat penampungan setempat. Para wanita ini benar-benar tunawisma. Kebanyakan dari mereka kehilangan tempat tinggal karena PHK dan keadaan darurat keuangan. Namun seperti yang dijelaskan oleh Kim Samuel (2022), banyak dari kita yang sebenarnya menjadi tunawisma; kita telah kehilangan rasa memiliki dan hubungan mendalam yang kita butuhkan dengan orang-orang, tempat, dan alam di sekitar kita.

Kita kehilangan banyak koneksi selama pandemi COVID-19. Toko obat terdekat saya tutup, begitu pula kedai kopi tempat saya biasa bertemu teman untuk makan siang. Perasaan nyaman kita juga terkikis karena perubahan praktik perusahaan. Hampir setiap minggu, saya mendengar perusahaan teknologi memberhentikan ratusan karyawannya. Karena kehilangan gaji dan koneksi di tempat kerja, kehidupan mereka pun terganggu. Mereka terpaksa mencari pekerjaan baru, dan banyak yang pindah. Sebaliknya, setelah kebakaran hebat di pabriknya pada tahun 1995, Aaron Feuerstein, CEO Malden Mills di Lawrence, Massachusetts, menjadi berita nasional dengan terus membayar gaji dan tunjangan karyawannya selama berbulan-bulan sambil membangun kembali pabrik.

Upaya kita mungkin tidak sedramatis yang dilakukan Aaron Feuerstein, namun kita dapat mengambil langkah-langkah untuk memperkuat rasa nyaman bagi diri kita sendiri dan dunia kita. Kita bisa mulai dengan berhenti sejenak untuk secara sadar mengapresiasi keindahan tempat tinggal, lingkungan, dan komunitas kita sendiri. Kita dapat menumbuhkan rasa perlindungan dan kenyamanan yang lebih besar di tempat kita tinggal, mungkin dengan menggantungkan gambar favorit di dinding, meletakkan kursi yang nyaman di dekat jendela, atau meringkuk dengan selimut hangat.

Kita dapat menumbuhkan rasa betah yang lebih kuat di komunitas kita dengan menyapa tetangga, kolega, dan orang-orang yang kita temui setiap hari, menciptakan apa yang oleh psikolog Barbara Fredrickson, Ph.D., disebut sebagai “momen mikro konektivitas” yang menguntungkan kedua orang, secara dramatis meningkatkan kesehatan emosional dan fisik kita dengan meningkatkan suasana hati, menghilangkan stres, dan mengurangi peradangan. Seiring berjalannya waktu, tindakan kecil ini dapat menyebar secara positif untuk menciptakan rasa betah yang lebih kuat di komunitas kita.

Kita juga dapat memperkuat rasa nyaman kita dengan menjadi sukarelawan untuk tujuan yang kita yakini dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi lingkungan alam kita. Dan pada akhirnya, kita bisa memandang ke langit dan terpesona dengan alam semesta dengan bintang-bintang yang berkilauan di atas kepala.

Dapatkah Anda memikirkan satu langkah yang dapat Anda ambil minggu ini untuk menumbuhkan rasa seperti di rumah sendiri?

***

Solo, Minggu, 4 Februari 2024. 1:57 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image