Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image isdie

Dua tangan Dursasana Perlambang Kejahatan

Dunia sastra | Thursday, 01 Feb 2024, 05:06 WIB
Dursasana menemui ajalnya di tangan Bima.

Mahabharata sebuah epos yang menjadi salah satu epos terpopuler di dunia serta terbesar, kebesaran epos Mahabharata tercermin dari terkenalnya kisah - kisah dalam epos tersebut seantero dunia meskipun epos tersebut berasal dari negeri Hindustani (India).

Kebesaran Mahabharata karena di dalamnya mengisahkan tentang perilaku - perilaku manusia yang beraneka ragam dan juga menggambarkan perwatakan manusia secara detail.

Kisah dalam Mahabharata secara garis besar adalah perseteruan antara kebenaran dan kejahatan. Penggambaran kebenaran tersebut tercermin pada perilaku maupun sifat para tokoh yang ada di Pandawa sedangkan kejahatan digambarkan terwujud pada tingkah laku Kurawa.

Perseteruan antara Pandawa dan Kurawa terjadi dari para tokoh semenjak masa kanak-kanak serta mulai meruncing ketika mereka mulai beranjak dewasa dan sudah mengerti tentang kekuasaan. Perhelatan perebutan kekuasaan oleh Kurawa mulai tampak serta sengaja untuk mengusir secara perlahan keluarga Pandawa dari lingkungan istana.

Puncak mulai panas dan kerasnya persaingan tersebut adalah disaat diadakannya permainan dadu yang berujung pada kekalahan pertaruhan pihak Pandawa yang diwakili oleh anak tertua Pandawa yaitu Yudhistira. Kekalahan Pandawa tersebut mempertaruhkan istri Yudhistira bernama pancali, sampai terjadi sebuah peristiwa dimana Kurawa melecehkan Pancali di depan mata kepala para Pandawa.

Disaat itulah sumpah para ksatria Pandawa mulai terucap salah satunya adalah sumpah Bima akan melepaskan kedua tangan Dursasana dari bagian tubuhnya serta mengeramasi rambut Pancali menggunakan darah Dursasana. Sumpah Bima tersebut dilakukan karena melihat Pancali istri kakak tertuanya dipermalukan oleh Dursasana dengan menarik paksa rambut seta pakaian Pancali di ruang permainan dadu tersebut.

Sumpah Bima tertunaikan di waktu perang Baratayudha, Bima memburu Dursasana bagaikan serigala memburu mangsanya Dursasana tidak mampu berlindung dan Dursasana menemui ajalnya dalam suasana tragis yaitu dilepaskan kedua tangan Dursasana dengan kedua tangan Bima sampai tangan Dursasana terlepas dari tubuhnya, tidak hanya sampai disitu kepala Dursasana pun menjadi sasaran Bima untuk dipisahkan dari leher Dursasana.

Kisah kematian Dursasana dengan terlepasnya kedua tangan serta kepala dari tubuhnya merupakan penggambaran balasan kejahatan yang dilakukan oleh anggota tubuh manusia akan mendapatkan balasan sesuai apa yang dilakukannya, dan kedua tangan Dursasana adalah cermin dari kejahatannya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image