Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shafa Kaisha

Opini Terkait Komunikasi Budaya terhadap Perilaku Komunikasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jaka

Eduaksi | Monday, 15 Jan 2024, 17:20 WIB

Komunikasi budaya adalah suatu proses pertukaran informasi,gagasan,dan makna antara individu atau kelompok yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Ini melibatkan pemahaman dan penerapan nilai, norma, simbol, bahasa, serta pola-pola perilaku yang melekat dalam suatu budaya. Komukasi budaya tidak hanya mencakup dimensi verbal, melaikan juga komunikasi non-verbal yang mencakup ekspresi wajah,gerakan tubuh,dan elemen lainnya yang membentuk kekayaan komunikatif dalam suatu konteks budaya. Dalam konteks yang lebih luas, komunikasi budaya mencakup pengaruh budaya terhadap interoretasi pesan, penyesuian gaya komunikasi, dan pemahaman terhadap Perbedaan budaya. Hal ini juga mempertimbangkan pengaruh sejarah,tradisi,agama,dan nilai-nilai sosial yang membentuk cara orang berkomunikasi.Kesadaran akan aspek-aspek ini membantu mencegah kesalah pahaman,meningkatkan dialog antar budaya,dan menciptakan lingkungan komunikasi yang lebih inklusif. Dengan kata lain,komunikasi budaya mencakup seluruh spectrum dinamika komunikasi yang terbentuk oleh keanekaragaman budaya di dalamnya.

Perilaku komunikasi adalah cara-cara yang digunakan oleh individu atau kelompok untuk berkomunikasi dengan orang lain. Perilaku komunikasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dipengaruhi oleh berbagai factor, termasuk factor budaya. Perilaku komunikasi budaya mencakup segala bentuk interaksi verbal dan non-verbal antara individu yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda.Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci terkait dengan berbagai aspek perilaku komunikasi budaya :

Sumber : https://bata-bata.net/assets/cores/dev/files/images/large/MambaulUlumBata-Bata_220510021517_59.jpg

Bahasa dan gaya komunikasi adalah elemen sentral dalam perilaku komunikasi budaya. Selain hanya sebagai alat unutuk menyampaikan pesan,Bahasa juga mencerminkan nilai-nilai,hierarki sosial,dan identitas budaya. Gaya komunikasi,termasuk tingkat formalitas, kejelasan, dan keintiman, seringkali dapat bervariasi antara budaya.

Komunikasi Non-verbal adalah gestur tubuh,ekspresi wajah,postur,dan kontak mata adalah contoh komunikasi non-verbal yanag memaikan peran penting.setiap budaya memiliki norma-norma tertentu terkait dengan ekspresi non-verbal yang dapat mempengaruhi interpretasi pesan.

Norma sosial dan etika komunitas setiap budaya memiliki norma-norma sosial dan etika komunikasi yang membentuk perilaku dalam interaksi sehari-hari. Hal ini mencakup konsep-konsep seperti tingkat formalitas,cara menyampaikan kritik,dan penggunaan humor.

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang dipegang teguh oleh suatu budaya memengaruhi prioritas komunikasi dan penekanan pada aspek-aspek tertentu dalam percakapan.pemahamn terhadap nilai-nilai ini membantu menganalisis dan merespon dengan tepat dalam konteks komunikasi.

Konteks budaya,setiap budaya memiliki konteks budaya yang memengaruhi cara pesan dipahami. Misalnya,dalam beberapa budaya, pesan mungkin bersifat implisit, sementara dalam budaya lain,kejelasan langsung mungkin lebih dihargai.

Konsep waktu adalah persepsi terhadap waktu dapat berbeda antar budaya.beberapa budaya mungkin menekankan pada keberlanjutan dan hubungan,sementara budaya lain mungkin lebih fokus pada ketepatan waktu.

Interaksi budaya adalah interaksi antara budaya melibatkan kemampuan untuk memahami dan menghargai Perbedaan serta mengelola konflik potensial.kesadaran terhadap streotip,prasangka,dan diskriminasi budaya menjadi kunci dalam membangun hubungan hubungan yang sehat.Dengan memahami kompleksitas perilaku komunikasi budaya, individu dapat membuka pintu menuju komunikasi yang efektik,mengurangi potensi konflik lintas budaya,dan mempromosikan kerjsasam dan pengertian di antara beragam konunitas budaya.Hal ini dapat diliat dari berbagai kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh Mahasiswa UMJ, baik dilingkungan kampus maupun luar kampus. Salah satu contoh pengaruh komunikasi budaya terhadap perilaku komunikasi Mahasiswa UMJ adalah penggunaan Bahasa. Mahasiswa UMJ yang berasal dari berbagai latar belakang budaya memiliki kebiasaan menggunakan Bahasa yang berbeda-beda. Hal ini dapat terlihat dari penggunaan Bahasa sehari-hari, Bahasa formal, dan Bahasa gaul.

Contoh lain adalah dalam penggunaan media sosial. Mahasiswa UMJ yang berasal dari generasi milenial dan generasi Z cenderung lebih aktif menggunakan media sosial dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh gaya hidup dan budaya digital yang berkembang di kalangan generasi muda. Pengaruh komunikasi budaya terhadap perilaku komunikasi Mahasiswa UMJ dapat dilihat dari berbagai aspek, termasuk aspek :

· Verbal : Mahasiswa UMJ cenderung menggunakan Bahasa yang sopan dan santun dalam berkomunikasi, terutama dengan orang yang lebih tua atau memiliki status sosial yang lebih tinggi.

· Nonverbal : Mahasiswa UMJ cenderung menggunakan Bahasa nonverbal yang sesuai dengan budaya Indonesia, seperti kontak mata, senyuman, dan anggukan.

· Media : Mahasiswa UMJ cenderunng menggunakan media komunikasi yang sesuai dengan budayanya, seperti Media Sosial, WhatsApp, dan Video Call.

Pengaruh komunikasi budaya terhadap perilaku komunikasi Mahasiswa UMJ dapat menjadi kekuatan sekaligus kelemahan. Sebagai kekuatan, komunikasi budaya dapat membantu Mahasiswa UMJ untuk membangun relasi yang baik dengan orang lain dari berbagai latar belakang budaya. Namun, sebagai kelemahan, komunikasi budaya dapat membuat Mahasiswa UMJ kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang yang memiliki budaya yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi Mahasiswa UMJ untuk memahami dan menghargai budaya lain. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman tentang budaya lain, seperti kegiatan pertukaran pelajar atau program studi aboard. Selain itu, Mahasiswa UMJ juga perlu mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan komunikasi yang efektif dapat membantu mahasiwa UMJ untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, terlepas dari Perbedaan budaya.

Sebagai Universitas yang berbasis keislaman, agama mungkin memainkan peran signifikan dalam komunikasi Mahasiswa. Pentingnya menghormati norma-norma agama dan nilai-nilai moral dalam komunikasi dapat menjadi aspek yang signifikan. Pendidikan di lingkungan Universitas seharusnya tidak hanya memfokuskan pada aspek akademis tetapi juga membentuk individu dalam hal kemampuan berkomunikasi yang baik.Pendidikan karakter dan kemampuan berkomunikasi yang baik melibatkan pemahaman budaya dan toleransi. Dalam era globalisasi, Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dalam skala internasional. Kemampuan ini melibatkan pemahaman terhadap budaya-budaya lain,memahami Perbedaan,dan bekerja sama secara efektif di lingkungan yang multikultural.Perkembangan teknologi komunikasi digital telah mengubah cara Mahasiswa berkomunikasi.mahasiswa UMJ mungkin aktif dalam penggunaan media sosial dan teknologi komunikasi antar budaya dapat menjadi bagian penting dari pendidikan mereka.

Dalam upaya mendalami dampak komunikasi budaya, seminar budaya dapat menjadi forum yang penting untuk merangkul keberagaman dan memahami peran komunikasi budaya dalam membentuk perilaku komunikasi Mahasiswa UMJ. Seminar budaya menjadi aspek penting bagi Mahasiswa UMJ untuk memahami keberagaman budaya disekitar mereka. Komunikasi budaya, yang mencakup Bahasa, nilai-nilai dan norma-norma berfungsi sebagai perekat yang menghubungkan Mahasiswa dari latar belakang budaya yang berbeda. Dalam suasana seminar budaya, mahsiswa dapat mengenali dan meresapi Perbedaan ini sebagai kekayaan kolektif yang perlu dijaga dan di apresiasi. Seminar budaya seringkali melibatkan beragam Bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan ide dan pemikiran. Mahasiswa UMJ, dengan keberagaman Bahasa yang dimiliki, dapat merasaksan keunikan dan kekayaan budaya melalui komunikasi verbal. Pemahaman Bahasa daerah, Bahasa nasional, dan Bahasa internasional membantu Mahasiswa menjalin koneksi yang lebih mendalam dengan sesama peserta seminar. Seminar budaya memberikan platform untuk mengaplikasikan nilai-nilai budaya dlam konteks komunikasi. Mahasiswa UMJ dapat menggambarkan bagaimana nilai-nilai seperti rasa hormat, kerjasama, dan toleransi tercermin dalam interaksi mereka. Oleh karena itu, seminar budaya bukan hanya tempat berdiskusi tetapi juga lading pembelajaran tentang bagaimana nilai-nilai dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui partisipasi dalam seminar budaya, Mahasiswa UMJ dapat mereflesikan diri mereka dan memahami identitas budaya masing-masing. Ptoses ini memainkan peran kunci dalam membentuk perilaku komunikasi yang autentik dan penuh pengertian.Mahasiswa yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang identitas budaya mereka cenderung menunjukan perilaku komunikasi yang lebih terbuka dan menghargai Perbedaan.Seminar budaya di UMJ tidak hanya menjadi ajang pengenalan keberagaamnn tetapi juga memainkan peran signitifikan dlam membentuk perilaku komunikasi Mahasiswa.Dengan mendukung dialog dan refleksi budaya,seminar ini berkontribusi pada pembentukan individu yang memiliki keterampilan komunikasi lintas budaya yang lebih baik dan memahami pentingnya keberagaman dalam membangun masyarakat yang inklusif.

Mahasiswa saat ini,yang terpapar dengan berbagai budaya,mengalami dinamika komunikasi yang unik.Globalisasi,teknologi,dan mobilitas internasional telah membentuk cara Mahasiswa berinteraksi.Mahasiswa kini memiliki lingkungan sosisal yang lebih beragam,dengan teman-teman dari berbagai latar belakang budaya. Ini memperkaya perspektif mereka dan membuka peluang untuk pertukaran ide yang lebih luas.Keterpaparan dengan budaya lain sering kali menciptakan lingkungan multibahasa. Mahasiswa dapat berkomunikasi dalam berbagai Bahasa,memfasilitasi pertukaran informasi dan pemahamann lintas budaya.Adanya kolaborasi global dalam penelitian dan proyek akademis membawa Mahasiswa untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan dari berbagai negara.ini tidak hanya memperkaya pengalaman mereka tetapi juga meningkatkan keterampilan berkomunikasi lintas budaya.Mahasiswa belajar untuk mengadaptasi gaya komunikasi mereka sesuai konteks budaya.ini mencakup penggunaan Bahasa formal dalam konteks akademis dan kemampuan berkomunikasi yang lebih santai dalam situasi sosial.Mesia sosial menjadi platform utama untuk berkomunikasi dengan teman-teman dari berbagai budaya.ini menciptakan bentuk baru komunikasi yang cepat dan global,namu juga membawa tantangan dalam interpritasi pesan tanpa konteks budaya.Mahasiswa saat ini lebih cenderung memiliki kesadaran budaya yang lebih tinggi.mereka belajar untuk menjadi lebih peka terhadap Perbedaan budaya,menghargai keberagaman,dan mencari pemahaman yang mendalam tentang pandangan dunia yang berbeda.Meskipun memberikan banyak peluang,keterpaparan dengan budaya lain juga dapat menciptakan tantangan seperti miskomunikasi atau konflik budaya.Mahasiswa perlu mengembangkan keterampilan komunikasi interkultural untuk mengtasi hambatan ini.Penting untuk diakui bahwa pengalam ini dapat bervariasi,dan setiap Mahasiswa memiliki cara unik untuk berinteraksi dengan budaya lain.dalam situasi ini,penting bagi mereka untuk terus berkembang sebagai komunikator yang efektif dalam lingkungan yang semakin yang semakin terhunung secara global.

Pengaruh Budaya pada Komunikasi:

Bahasa dan Non-verbal : Kata-kata tidak berdiri sendiri.Maknanya terjalin dengan idiom, nada,dan gestur yang berlainan antar budaya.Misalnya,anggukan kepala yang berarti “ya” di situ budaya,bisa berarti “Tidak” di budaya lain.Konteks Tinggi vs Rendah: Budaya konteks tinggi rendah menggandalkan kata-kata yang eksplisit.Ini memengaruhi seberapa langsung atau berbelit-belit seseorang berkomunikasi.Indivisualisme vs Kolektivisme: Budaya individualism mementingkan kebebasan dan otonomi individu,sedangkan budaya kolektivisme mengutamakan kepentingan kelompok.ini mempengaruhi gaya bicara,pengambilan keputusan,dan hubungan interpersonal.Hierarki dan Jarak: Pandangan tentang status dan hierarki memengaruhi seberapa formal atau informal komunikasi,penggunaan gelar,dan jarak percakapan yang dianggap pantas.

Dampak Komunikasi Antarbudaya :

Miskomunikasi : Perbedaan kode budaya dapat menyebabkan pesan di salah artikan. Humor dalam satu budaya bisa menyinggung di budaya lain. Gestur ramah bisa si anggap agresif. Stereotipe dan bias : Pemahaman dangkal tentang budaya lain dapat memunculkan streotip dan bias yang menghambat komunikasi efektif. Konflik dan ketegangan : Komunikasi yang buruk antar budaya dapat memicu kesalah pahaman,friksi,dan bahkan konflik.

Menjabati Jembatan Pemahaman :

Empati dan kesadaran budaya : Menyadari Perbedaan budaya dan berusaha melihat perspektif orang lain adalah langkah awal yang krusial : Mengekspresikan diri dengan jelas dan terbuka serta mendengarkan secara aktif dengan focus pada makna tersirat dan tersurat sangat penting.Belajar Bahasa dan gestur : Mempelajari dasar-dasar Bahasa dan memahamai gestur khas budaya lain dapat memperdalam komunikasi dan menunjukkan rasa hormat. Kesabaran dan Keberterbukaan : Bangunlah komunikasi antarbudaya dengan hati yang sabar,terbuka terhadap Perbedaan, dan siap belajar dari satu sama lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image