Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Menyibak Tirai Kelemahan untuk Menemukan Kekuatan Ilahi

Agama | Monday, 15 Jan 2024, 16:50 WIB
Sumber foto: Fokusatu

Manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai kelemahan dan ketidaksempurnaan. Kelemahan dan ketidaksempurnaan ini justru menjadi jalan bagi manusia untuk mengenal Penciptanya. Semakin manusia menyadari kekurangan dirinya, semakin ia akan mengenal kesempurnaan Allah Sang Pencipta.

Allah menciptakan manusia dalam kondisi lemah dan tidak berdaya. Sejak lahir, bayi manusia sangat bergantung pada orangtuanya. Ia memerlukan asupan gizi, perlindungan, dan kasih sayang agar bisa tumbuh dengan baik. Bahkan hingga dewasa, manusia tetap memiliki banyak keterbatasan fisik dan mental. Manusia rentan terhadap penyakit, rasa sakit, dan penuaan. Kemampuan berpikir manusia juga terbatas, begitu pula daya ingat dan konsentrasinya.


Dengan menyadari kelemahan dan keterbatasannya, manusia belajar untuk bergantung pada Allah Sang Maha Kuasa. Manusia menyadari bahwa Allah-lah sumber kekuatan dan kenikmatan hidup yang sejati. Hanya dengan pertolongan Allah, manusia bisa menjalani hidup dengan baik di dunia ini. Kesadaran akan ketidakberdayaan diri membuat manusia semakin dekat dan berserah diri pada Allah.


Selain kelemahan fisik, manusia juga diciptakan dengan berbagai kekurangan mental dan spiritual. Akal pikiran manusia sangat terbatas, begitu juga pengetahuan dan pemahamannya. Manusia kerap melakukan kesalahan dan dosa karena ketidaktahuan dan kebodohannya. Di sisi lain, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia Maha Bijaksana dan tidak pernah berbuat kesalahan.


Kesadaran akan kebodohan dan keterbatasan pikiran membuat manusia merendahkan diri di hadapan Allah Sang Maha Mengetahui. Manusia pun belajar untuk memohon petunjuk dan pertolongan Allah agar terhindar dari kesesatan. Dengan belajar dan beribadah, manusia berusaha mendekatkan diri pada Allah dan mencontoh sifat-sifat-Nya yang sempurna.


Dari sisi moral, manusia juga diciptakan dengan potensi berbuat dosa dan kesalahan. Manusia kerap lalai, serakah, dengki, sombong, dan angkuh. Sebaliknya Allah Maha Pengasih, Maha Pengampun, dan senantiasa memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya. Menyadari sifat-sifat tercela dalam dirinya, manusia belajar merendahkan hati dan terus memperbaiki akhlaknya.


Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya." Maksudnya, semakin manusia mengenal kekurangan dirinya, semakin ia akan mengenal kesempurnaan Allah Sang Pencipta. Kesadaran akan kehinaan diri membuat manusia semakin mengagungkan Allah Yang Maha Mulia.


Hanya Allah Yang Maha Sempurna, tidak ada kekurangan sedikit pun pada-Nya. Allah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil dan Maha Bijaksana. Allah tidak memerlukan makhluk-Nya, namun semua makhluk memerlukan Allah. Setiap bernapas, bergerak dan bahkan hidup, manusia bergantung pada kehendak Allah Sang Maha Pencipta.


Mengenal kekurangan diri adalah kunci untuk merendahkan hati kepada Allah. Dengan rendah hati dan penuh kepasrahan, manusia menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Ia pun senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah meskipun dirinya penuh kekurangan.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam, sebutlah (berzikirlah kepada-Ku), niscaya Aku akan memberimu kepada semua makhluk. Mohonlah kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi permintaanmu. Bertawakallah kepada-Ku, pasti Aku akan mencukupkan kebutuhanmu.” (HR. Tirmidzi no. 3523, dishahihkan Syekh Al Albani)


Dengan mengenal kekurangan diri, manusia diajarkan untuk selalu bertawakal dan berserah diri pada Allah Sang Maha Sempurna. Ia pun belajar bersyukur dan ridha dengan segala ketetapan Allah. Hidupnya dipenuhi dengan zikir dan ibadah kepada Allah, karena menyadari hanya Allah tempat meminta dan bergantung.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Cukuplah Allah bagi seorang hamba sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai nabi.” (HR. Ahmad no. 3588, dishahihkan Syekh Syu’aib Al Arnauth)


Dengan mengenal kekurangan diri, manusia belajar untuk selalu berserah diri dan memasrahkan segala urusan kepada Allah Sang Maha Sempurna. Hanya dengan bertawakal kepada Allah, manusia akan mendapatkan kecukupan dan kedamaian hidup, meskipun dirinya penuh dengan kekurangan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image