Menjaga Nyala Api Perjuangan Timnas di Piala AFF
Olahraga | 2022-01-06 21:05:56Walaupun belum berhasil meraih peringkat pertama dalam kejuaraan AFF, namun gerak langkah dan perjuangan Timnas masih hangat disorot hingga 2-3 pekan berlalu. Jejak nyata dan maya dari pejuangan ini telah dan akan terus terdokumentasi pada pikiran dan hati rakyat Indonesia.
Hal ini dikarenakan viral yang luas dari tayangan langsung, kecanggihan teknologi informasi, serta atensi para pimpinan negara/kementrian/pemimpin daerah yang turut mengharu biru perjuangan ini.
Etos dan semangat pantang menyerah dari anak-anak muda Indonesia ini memang layak menjadi buah bibir. Belum lagi apresiasi fairplay yang diterima oleh Timnas Indonesia, karena tidak pernah menerima kartu merah (walau cukup banyak kartu kuning yang dikantongi).
Tayangan berkualitas dari pertandingan sepak bola yang menunjukkan daya juang, kerja keras, kerjasama tim, kepemimpinan, mental pantang menyerah serta kolaborasi antar lini yang solid, seakan menjadi oase tontotan positif diantara acara televisi lainnya. Ini merupakan tayangan mahal yang penuh dengan hal konstruktif dan inspirasi positif, diantara serial berseri, talkshow dengan bintang tamu berulang, atau kuis lama yang disulap kembali.
Tanpa dikomando, masyarakat berbondong-bondong menyaksikan dengan “baper” atau membawa perasaannya. Kelompok-kelompok masyarakat dengan antusias membangun ruang-ruang kebersamaan, menjalin silaturahim dan membuang ego-ego jabatan duniawi dalam agenda-agenda nobar/nonton bareng. Sekat-sekat sosial serasa lebur. Potensi kekuatan bangsa dari kolektivitas sosial ini, seakan menjadi nyala harapan baru bagi perjalanan pembangunan negeri. Teriakan bahwa sepakbola menyatukan bangsa bergema dimana-mana, sehingga melupakan sejenak bahwa seringkali penghuni ibu pertiwi ini sesekali berkonflik dan bertikai.
Merajut manfaat.
Satu hal, adalah bahwa perhelatan yang sehingar bingar itu viralnya, jangan hanya menjadi euphoria sesaat yang mudah hilang ditelan waktu.
Momen ini sangat perlu diiringi dengan kajian/tulisan/podcast/wawancara atau apapun namanya yang mencoba membumikan etos positif dari perjuangan Timnas ini. Upaya untuk meneteskan atau menginstal sebaran hal positif dari perjuangan skuad Garuda, perlu seimbang dengan euphoria-nya. Jika tidak, bangsa ini akan kembali kehilangan momentum untuk menyatukan kebersamaan dan membangun karakter positif dan sumber daya manusianya, khususnya generasi mudanya sebagai penerus bangsa.
Sejumlah hal layak menjadi catatan penting, untuk dijadikan landasan pengembangan diri/self development dari warga negara, antara lain:
1. Manusia tugasnya adalah ikhtiar sekuat mungkin, sedangkan yang Maha Menentukan hasil akhir adalah Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka amanah untuk berjuang sekeras-kerasnya, sejatinya adalah pembeda antara manusia pejuang dan manusia pengeluh/nyinyir. Berjuang dan berproduktifitas sebaik mungkin sehingga menghasilkan maslahat dan manfaat bagi banyak orang, sejatinya adalah adalah salah satu amanah penciptaan, selain tentunya beribadah kepada Sang Maha Pencipta.
Maka, melalui pemahaman ini, seseorang hendaknya terus menggantungkan hidupnya pada Allah Subhanahu wa ta’ala, untuk terus meningkatkan level tawakalnya. Seseorang, diharapkan tidak akan mudah mengendorkan semangat juangnya karena tidak segera mendapatkan hasil yang diimpikannya. Alih-alih demikian, ia terus membangun kinerja terbaiknya dengan terus meningkatkan rasa syukur akan kesempatan berusaha yang dimilikinya.
2. Tidak ada hasil instan. Selalu ada ribuan jam latihan yang perlu ditempuh untuk meraih prestasi level Regional/Internasional. Tidak ada seorang entrepreneur yang sukses, melainkan ada perjuagan keras dibaliknya. Tidak ada pelajar yang meraih prestasi mengagumkan tanpa ada upaya belajar keras dibelakangnya. Rangkaian perjuangan Timnas kemarin, benar-benar menunjukkan kepada generasi muda bahwa tidak ada prestasi besar yang ‘tiba-tiba’ turun dari langit. Hal ini seyogianya dapat menyemangati generasi ‘mager’ untuk menambah gerak dan perjuangannya dalam meraih asa yang diinginkan. Momen ini juga adalah saat yang tepat untuk menampar generasi nyinyir yang hanya bisa berkomentar (negatif) tanpa aksi konsturktif yang nyata.
3. Selalu ada program yang ‘berdarah-darah’ untuk menghindari ‘banyak keluar darah’ pada pertempuran yang sebenarnya. Maknanya, semakin keras dan tekun berlatih, individu akan semakin memiliki ambang batas yang semakin tinggi dari potensi buruknya kinerja pada saat-saat utama. Ia akan memiliki ambang batas kinerja diatas-atas rata (melebihi manusia normal pada umumnya), dibanding mereka tidak pernah berlatih sama sekali. Jikapun harus mengalami kebelumberhasilan, maka terpuruknya tidak akan terlalu dalam (karena benteng dari jam latihannya/jam belajarnya). Maka bagi generasi muda, untuk meraih sesuatu yang bermanfaat kelak dikemudian hari, diperlukan ketekunan, kegigihan pada level tertentu untuk menyandang predikat “dapat diandalkan dan dapat dipercaya di level tertentu”.
4. Pengembangan diri (Self Development) adalah hal yang penting. Generasi penerus bangsa perlu selalu menyadari bahwa dirinya dikaruniai potensi yang luar biasa oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Sejumlah orang hanya menidurkan potensi besar tersebut. Namun, sejumlah lainnya, terus mengasah dan memahatnya sehingga bersinar dan berkilau. Kegigihan dan ketekunan untuk memahat, memoles, merapihkan dan mendorong keluarnya potensi tersebut, akan menghasilkan kinerja yang dapat mengubah hidup individu, keluarga, masyarakat atau bahkan bangsa dan negara. Selalu pilihannya ada pada individu itu sendiri, mau menidurkan potensi, atau memahatnya sampai berkilau.
5. Sejumlah orang terinsipirasi dan termotivasi setelah menyaksikan tayangan televisi. Namun setelah itu mereka kembali dalam mimpinya, melanjutkan menyaksikan ribuan tayangan selanjutnya, tanpa melakukan apapun yang berarti bagi hidupnya. Sebagian yang lain, termotivasi dari tayangan televisi, -lalu mematikan televisinya- untuk kemudian bergerak dengan semangat yang masih menyala, melakukan beragam upaya untuk meningkatkan potensi yang telah dimiliki. Mereka beranjak dari (sekedar hanya) menyaksikan orang lain meraih mimpinya. Alih-alih demikian, mereka begerak untuk melanjutkan langkah demi meraih visi dan impianya. Mereka berfokus mengembangkan apa yang telah dimilikinya, bukan hanya (sekedar) mengeluhkan kekurangannya. Sedikitnya, dunia sepakbola telah mengajarkan bahwa ketekunan dan fokus yang kuat pada satu bidang, akan menghasilkan kinerja diatas rata-rata.
Jaga nyala perjuangan timnas, maknai secara individu, untuk melanjutkan perjuangan menjadi manusia paripurna sesuai tuntunan agama.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.