Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lala

Peran Orang Tua dalam Menangani Perilaku Seksual Remaja di Era Digital

Eduaksi | Monday, 01 Jan 2024, 11:49 WIB

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa remaja awal. Remaja terkenal dengan rasa keingintahuannya terhadap hal apapun, termasuk dalam hal yang berhubungan dengan seks sekalipun. Biasanya berawal dari membahas tentang lawan jenis, pacaran dan bagaimana proses terjadinya hubungan seks. Di era digital saat ini untuk memenuhi rasa penasaran nya sangat mudah dilakukan, cukup mengakses apa yang mau dilihat melalui internet. pada era digital saat ini, remaja merupakan pengguna yang cukup banyak memakai internet. Menurut (kominfo, 2014) pengguna internet anak-anak atau remaja adalah 79,5%. Dalam internet semua bisa dengan mudah dilakukan maka dari itu tak jarang perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja biasanya bermula dari ponografi yang mereka lihat di internet. Ponografi dalam internet juga termasuk dalam perilaku seksual remaja yang cukup sering dilakukan. (Indrajati, 2017) juga menyebutkan bahwa hal tersebut terjadi karena penggunaan internet yang tinggi. Umumnya remaja melihat hal ponografi di internet lalu ia merealisasikan hal tersebut di kehidupan aslinya.

Dalam merealisasikan dari konten ponografi di internet mereka meniru nya kepada lawan jenis seperti melakukan sexual intercourse, holding hands, kissing, dan petting (Yulianto, 2019) diluar hubungan pernikahan. Menurut McDonald (2009) menyatakan bahwa perilaku seksual terjadi bukanlah tanpa sebab hal melainkan karena beberapa faktor seperti internet dan pengaruh sosial di hubungan pranikah (Rahyani, Utarini, Wilopo, & Hakimi, 2012).

Masalah seks pada kehidupan remaja merupakan masalah yang cukup sulit diatasi. Karena pada dasarnya hal tersebut masuk ke dalam perkembangan remaja. Maka dalam hal ini remaja perlu pengawasan dari orang tua dan terjaga dari pengaruh lingkungan yang buruk karena dapat menimbulkan resiko seperti kehamilan diusia dini. Penyebab munculnya prilaku seks beresiko disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kritis indentitas, rendahnya pendidikan disekolah, kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas anak, dan kurangnya peran orang tua dalam menerapkan kedisiplinan yang efektif terhadap anak. (Gunarsa, 1995).

Peran orang tua dan hubungan yang baik antara orang tua dan anak juga sangat diperlukan. Karena masa remaja merupakan masa yang rentan untuk terkontaminasi hal-hal yang negatif. Terlebih pada era digital saat ini, terkadang orang tua juga susah untuk memantau apa yang dilakukan sang anak dalam menggunakan internet. Memberi pengetahuan tentang edukasi seks pada remaja oleh orang tua sangat dibutuhkan dan orang tua tidak perlu menganggap hal ini tabu karena orang tua merupakan pendidikan pertama kepada anak. Orang tua juga harus memahami tentang edukasi seks yang baik terhadap anak usia remaja agar sang anak tidak menelan mentah-mentah informasi yang diberikan. Intensitas waktu orang tua juga hal yang harus diperhatikan agar sang anak selalu dalam pengawasannya. Menurut Putra (2012) kondisi yang menyenangkan, aman, nyaman dan bebas dari rasa takut akan mempengaruhi sistim limbik pada otak anak yang akan berpengaruh pada serebrum untuk berpikir anak. Disinilah peran orang tua menjadi sangat penting untuk memberikan informasi pengetahuan seks pada anak usia remaja yang kelak akan menjadi bekal nantinya di masa depan.

Kesimpulannya, teori yang digunakan adalah teori peran yang dikemukakan oleh Biddle dan Thomas. Peran orang tua tidak hanya memengaruhi prilaku anak, tetapi juga membentuk keyakinan dan sikap mereka. Sikap yang dipilih orang tua sesuai dengan harapan-harapan yang menentukan peran mereka, sehingga perubahan peran dapat berdampak pada perubahan sikap. Secara keseluruhan, peran orang tua memiliki peran krusial dalam perkembangan anak, termasuk dalam memberikan pemahaman tentang seks pada remaja. Orang tua perlu menyadari tanggung jawab mereka sebagai pendidik, pembimbing, dan teladan untuk anak, terutama pada masa remaja. Terutama pada era digital saat ini selain memberikan tentang edukasi seksual, orang tua juga perlu untuk memilah dan pengawasan dari ponsel sang anak. Orang tua memiliki peran krusial dalam membentuk perilaku seksual remaja di era digital. Mereka perlu menjadi pembimbing, memberikan pemahaman seksual yang sehat, dan mengawasi aktivitas online anak untuk memastikan pertumbuhan yang positif dalam lingkungan digital yang berpengaruh pada perkembangan seksual remaja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image