Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ademeina

Krisis Kemanusiaan : Dampak Genosida Terhadap Pendidikan Di Gaza

Pendidikan dan Literasi | Sunday, 31 Dec 2023, 15:46 WIB

Dampak Genosida Terhadap Pendidikan Di Gaza karena ulah penjajahan Israel yang terus-menerus mengahancurkan fasilitas pendidikan yang ada di Gaza.

Pendidikan adalah Instrumen yang penting dan harus dimiliki tentunya bagi anak-anak, orang dewasa dan seluruh masyarakat. Pendidikan memberi orang pengetahuan tentang dunia di sekitar mereka dan mengubahnya menjadi lebih baik. Mustahil seorang manusia hidup tanpa pendidikan, tanpa pendidikan manusia tidak akan berkembang, tidak memiliki pengetahuan dan tidak bisa bertahan hidup.

Tetapi tidak untuk seluruh rakyat yang berada di Gaza, Palestina. Seluruh anak-anak di Gaza sudah hampir kehilangan semua fasilitas dan kenyamanan dalam belajar dan melanjutkan pendidikannya, karena kekejaman Penjajah Israel yang terus menerus membombardir sekolah-sekolah dan fasilitas anak-anak untuk menempuh pendidikan. Tidak hanya kesulitan untuk bersekolah, warga disana juga kesulitan untuk makan, bekerja dan beraktivitas seperti manusia manusia lainnya dibelahan dunia. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari kekejaman Penjajah Israel terhadap pendidikan yang ada di Gaza.

Belakangan ini dunia digemparkan dengan konflik antara israel - Palestina yang tidak kunjung berakhir, dan salah satunya dalam dunia pendidikan. Pendidikan di Gaza sudah hampir musnah karena serangan – serangan Israel yang menyebabkan sekolah- sekolah di Gaza hancur. Perlakuan Penjajah Israel atau Zionis itu sudah tidak manusiawi, mereka mengancurkan sekolah yang ada dengan membombardir lewat senjata dan bom fospor putih yang bisa menyebabkan kerusakan pernafasan dan kegagalan organ, juga menyebabkan luka bakar tingkat tinggi.

Penjajah Israel terus menerus menyerang kota Gaza melalui serangan udara maupun serangan darat, dan menyerang sekolah - sekolah yang ada di Gaza yang menyebabkan ratusan sekolah hancur akibat pengeboman yang dilakukan oleh Israel. Selain banyaknya sekolah yang hancur, banyak juga sekolah yang terancam tutup karena ulah penjajahan Israel yang mengancam serangan serangan militer berlanjut dan melakukan penyitaan buku- buku.

Dilansir dari Detik.com " PCBS mengatakan Sejak 7 Oktober hingga 11 November 2023, 239 sekolah negeri dibom dengan 45 sekolah hancur parah. Sekolah-sekolah di Tepi Barat juga tidak luput dari serangan Israel, di mana 27 sekolah negeri telah diserang. "

Baru baru ini Israel juga membombardir Perpustakaan yang ada di Palestina, pusat arsip umum milik palestina itu diserang. Yahya Al Sarraj mengatakan pasukan Penjajah Israel menggempur pusat arsip di wilayah itu pada Rabu (29/11). Yahya mengatakan bahwa Perpustaakan arsip milik Palestina menyimpan ribuan dokumen sejarah tentang Palestina. Dan ini merupakan salah satu strategi Penjajah Israel yang ingin menghilangkan dokumen dan berkas-berkas bersejarah milik Palestina.

Dikutip dari Literary Hub :

Source : https://lithub.com/gazas-main-public-library-has-been-destroyed/

“Penghancuran perpustakaan umum utama di Gaza merupakan sebuah pengingat bahwa genosida lebih dari sekedar pemusnahan massal kehidupan manusia secara terencana; ini juga tentang penghancuran budaya, bahasa, sejarah, dan situs komunitas bersama yang penuh perhitungan dan sering kali penuh dendam,” kata Literary Hub dalam sebuah pernyataan. Mereka menambahkan bahwa penghancuran situs budaya dan sejarah di Gaza oleh Israel adalah “cara Israel untuk menghapus semua bukti kehidupan Palestina dan kemanusiaan Palestina”. Selain membombardir perpustakaan utama milik Palestina, Penjajah Israel juga membombardir sekolah di Gaza saat para siswa yang ada sedang melakukan ujian. Tidak ada siswa yang tewas, namun banyak siswa yang terluka karena ulah keji dari zionis ini. Dikutip dari Sahabat Al Aqsa: Penjajah zionis itu pernah mengebom sebuah sekolah di Gaza saat siswa sedang ujian diungkap juga oleh Kementrian Pendidikan Palestina dalam sebuah pernyataan.

Semua yang dilakukan oleh Penjajah Israel terhadap dunia pendidikan dan pengetahuan yang ada di Palestina sangatlah jelas bahwa mereka mengingikan hancurnya sistem pendidikan dan melumpuhkan pengetahuan masyrakat yang ada di Palestina. Mereka membombamdir sekolah-sekolah dan Perpustakaan agar anak anak di Palestina tidak cukup mempunyai pengetahuan yang besar dan mempunyai sekolah yang layak. Tidak hanya itu, sistem pendidikan di Gaza pun hancur karena banyaknya anak anak yang terbunuh dalam pembombardiran sekolah yang dilakukan oleh penjajah israel. Anak- anak yang tewas adalah murid-murid dari sekolah yang hancur.

Dunia sangat dimiriskan dengan kekejaman Penjajah Israel yang menewaskan banyak sekali anak-anak yang sedang mengejar Pendidikannya. Dalam sebuah wawancara reporter Palestina saya melihat bahwa anak- anak palestina adalah anak-anak yang sangat baik, giat belajar dan mempunyai cita-cita mulia. Anak- anak disana juga sangat taat dalam beribadah, dan hampir semua anak-anak disana adalah pengahafal Al-Quran. Juga saya melihat pada postingan seorang content Creator asal Indonesia yang sedang berkunjung ke Palestina ( Masjid Al – Aqsa) dia bertemu dan berbincang dengan anak- anak di Palestina ia menyebutkan bahwa “ warga dan anak-anak disini sangat ramah, belum pernah saya menemukan orang orang seramah ini ketika berkunjung ke negara orang. Dan anak-anak disini fasih membaca Al-Quran”.

Source : https://vt.tiktok?ZSNtdHFVt/ Amrista Raje

Bayangkan berapa banyak dampak yang diterima anak-anak Palestina dari kekejaman Penjajah Israel yang menyebabkan anak-anak disana terutama murid-murid disana kehilangan tempat untuk menuntut ilmu, mereka yang seharusnya bisa mendapatkan hak untuk bersekolah yang layak seperti anak-anak lainnya harus berhenti bersekolah karena bangunan sekolah yang hancur, sarana dan prasarana yang rusak dan keadaan yang mencekam, menyebabkan anak-anak disana kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan nyaman.

Lalu keterbatasan bahan-bahan ajar juga menjadi salah satu faktor keterbatasan pembelajaran yang ada di Palestina, karena Perpustakaan utama Palestina dibombardir menyebabkan buku, dokumen dan berkas-berkas penting yang bersejarah hangus terbakar, buku buku yang tersisa juga disita oleh penjajah Israel. Lalu jika hal ini terjadi berkepanjangan mungkin saja anak-anak di Palestina tidak bisa mengikuti perkembangan zaman karena tidak adanya pendidikan, kebodohan dan buta huruf yang mungkin saja bisa terjadi dan berdampak buruk bagi Palestina kedepannya dan dari hilangnya berkas berkas bersejarah tentang Palestina juga bisa menyebabkan generasi-generasi selanjutnya di Palestina tidak mengetahui kebenaran sejarahnya.

Walaupun ditepi barat Palestina masih banyak sekolah –sekolah yang beroprasi namun keadaan nuya tetap tidak kondusif, karena sekolah terus menerus di grebek oleh zionis dan guru guru selalu dihadang saat berjalan menuju sekolah menyebabkan kegiatan pendidikan ditepi barat sementara ditangguhkan dan pembelajaran dilakukan secara online. Sama hal nya dengan Pendidikan Tinggi yang ada ditepi barat kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring (online) karena rusaknya bangunan dan banyaknya mahasiswa yang tewas karena agresi penjajahan Israel.

Banyaknya pengajar, dan anak-anak yang tewas menyebabkan tidak adanya pembelajaran di Gaza untuk saat ini. Tidak hanya itu belum lama ini juga pemerintah Palestina mengumumkan bahwa telah mengakhiri kegiatan pembelajaran 2023-2024 karena anak-anak di Gaza dikabarkan sudah seluruhnya tewas. Dan dampak yang paling menyedihkan adalah anak-anak Palestina yang mungkin harus merelakan cita-citanya karena pendidikan yang sekarang sangat terbatas disana, juga anak-anak yang sudah menjadi syuhada yang belum mencapai cita-citanya namun sudah tewas karena kekejaman penjajah Israel.

Sekertaris Jenderal PBB Antonio Gutteres menyatakan bahwa Gaza telah menjadi kuburan bagi anak-anak. Dia menyebut konflik yang ada disana sebagai krisis kemanusiaan. Antonio juga mendesak guncatan senjata kemanusiaan karena pihak berwenang kesehatan melaporkan bahwa korban tewas akibat serangan Israel di Palestina melebihi 10.000 orang. 4.000 diantaranya adalah anak-anak.

( 7/11/23).

( Source : Voice of America Indonesia)\

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image