Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Salmah Nurul Insaniah

Utang Pemerintah Tembus 8000 Triliun

Info Terkini | Saturday, 30 Dec 2023, 15:03 WIB
foto: Pinterest

Mengutip dari CNBC Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan posisi utang Indonesia hingga akhir November 2023 sebesar Rp8.041,01 triliun. Naik tipis dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar Rp7.950,52 triliun.

"Jumlah utang Pemerintah pada periode ini mencapai Rp8.041,01 triliun dengan rasio utang terhadap PDB 38,11%," tulis Kemenkeu dalam buku APBN Kita, dikutip Selasa (19/12/2023)

Pemerintah memastikan rasio ini masih jauh dari ketetapan UU Nomor 1 tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mewajibkan rasio utang pemerintah adalah maksimal 60% dari PDB.

Selain itu, rasio ini juga masih di bawah target yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah periode 2023-2026 di kisaran 40%.

Melansir juga dari detikfinance, Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan jumlah utang pemerintah itu perlu diwaspadai. Pasalnya beban utang saat ini disebut semakin tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi.

"(Kondisi utang pemerintah Rp 8.041,01 triliun) tertinggi sepanjang sejarah. Perlu diwaspadai terutama utang luar negeri terhadap beban utang pemerintah dan BUMN makin tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi," kata Bhima saat dihubungi, Selasa (19/12/2023).

Bhima menyebut kenaikan beban pembayaran bunga utang luar negeri pemerintah mencapai 36,4% secara year on year (yoy), namun pertumbuhan ekonomi hanya di kisaran 5%. Ia khawatir hal itu dapat menciptakan crowding out effect yang menekan sektor swasta dan perbankan karena likuiditas jadi berkurang.

"Dengan bunga utang yang cukup tinggi di pasar, banyak investor akhirnya memilih parkir dana di surat utang valas pemerintah dibanding investasi di sektor produktif," tutur Bhima.

Indikator risiko utang lainnya adalah kemampuan bayar utang. Proporsi pembayaran utang dan bunga atau debt service ratio (DSR) Tier 2 tahun 2014 berada di angka 33,3%, sementara di Oktober 2023 melonjak ke 38,6%.

"Artinya kenaikan utang luar negeri belum diimbangi oleh kemampuan menghasilkan valas terutama dari sisi ekspor. Ini kurang sehat dalam jangka panjang," imbuhnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image