Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novia Anggini

Strategi Mengelola Stres untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Eduaksi | Friday, 29 Dec 2023, 22:26 WIB
Ilustrasi Mental Health sumber:https://freerangestock.com/

Halo sobat republika, tahun ini kita digemparkan dengan maraknya kasus mahasiswa bunuh diri.

Pada awal Oktober 2023, dua kasus bunuh diri mahasiswi terkuak di media, seorang mahasiswi UMY berinisial SM jatuh dari lantai empat asrama diduga mengalami depresi sehingga memilih mengakhiri hidupnya dan seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah berinisial NJW. Ini bukanlah kasus baru karena selama beberapa tahun terakhir, kasus serupa juga ditemukan di perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta.

Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas), Januari hingga 18 Oktober 2023, jumlah kasus bunuh diri di Indonesia telah mencapai 971 kasus yang mana angka tersebut sudah melampaui kasus bunuh diri di sepanjang tahun 2022 yaitu 900 kasus. Kasus-kasus ini menunjukkan tekanan besar yang dialami oleh para mahasiswa, stres berkelanjutan mengakibatkan depresi dan kurangnya komunikasi antara korban dan orang-orang disekitarnya.

Kondisi ini tentu memprihatinkan, apalagi generasi muda merupakan masa depan yang digadang-gadang bakal memimpin “Indonesia Emas”. Karena fenomena ini seolah mengingatkan betapa pentingnya kesehatan mental, sebab banyak remaja kelahiran 2000-an yang mengalami gangguan mental.

Pencegahan Depresi Dilakukan dengan Pengelolaan Stres

Stres bisa dialami oleh semua orang dan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, masalahnya masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami stres, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”. Kejenuhan dan rasa bosan yang terus dirasakan dapat menjadi salah satu penyebab stres bagi seseorang, termasuk mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Stres merupakan reaksi wajar yang berasal dari waktu ke waktu, stres juga bisa membantu kita untuk mengejar deadline, membantu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan memotivasi diri karena adanya hormon epinefrin (hormon adrenalin).

Terdapat dua jenis stres menurut Cox dan MacKay, yaitu :

1. Eustress adalah stres positif yang membuat kita lebih semangat dan produktif dalam melakukan sesuatu, stres ini muncul ketika menghadapi situasi sulit, tapi tetap termotivasi dan bersemangat untuk menyelesaikannya.

2. Distress adalah stres negatif yang mengganggu aktivitas sehari-hari dalam melakukan suatu hal dan dapat mengurangi produktivitas dalam jangka waktu lama.

Reaksi terhadap stres dibagi menjadi empat aspek yaitu fisik, emosi, kognitif, dan perilaku. Mahasiswa yang mengalami stres mungkin akan mudah marah, frustasi, cemas, sedih, takut, dan suasana hati mereka yang mudah sekali berubah.

Penyebab stres pada mahasiswa dapat bersifat fisik, seperti tuntutan akademik yang tinggi, masalah keluarga, keterbatasan finansial, serta persoalan spiritual. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk menyadari reaksi dari diri mereka terhadap stres sebagai bentuk peringatan dini agar stres tidak mencapai pada titik maksimal dan bisa lebih cepat ditangani.

Terdapat dua pendekatan untuk mengelola stres yaitu :

1. Pendekatan proaktif yaitu cara mengantisipasi dan menghindari situasi yang dapat menimbulkan stres.

2. Pendekatan reaktif yaitu cara menyesuaikan diri dengan situasi yang penuh tekanan dan mengembangkan ketahanan mental.

Penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan strategi yang sesuai dengan kepribadian dan kebutuhannya.Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengelola stres antara lain :

1. Identifikasi penyebab stress, misalnya stres yang berhubungan dengan pekerjaan ini dapat menyebabkan berbagai gejala fisik, seperti kesulitan untuk tidur, kecemasan, dan gangguan pencernaan.

2. Mengatur waktu, buat jadwal yang terorganisir untuk tugas dan kegiatan, atur waktu untuk bersantai dan beristirahat.

3. Lakukan teknik relaksasi, lakukan relaksasi seperti meditasi atau yoga.

4. Olahraga, lakukan jogging dan berenang secara teratur.

5. Menjaga pola tidur, tidur yang cukup jangan begadang karena dapat menurunkan imun pada tubuh.

Kita juga dapat melakukan teknik sederhana untuk mengelola stres yang disebut self-help yaitu dengan cara melakukan journaling. Tetapi jika masih kesulitan mengelola stres seorang diri, jangan ragu untuk meminta bantuan ke ahli profesionalnya seperti psikolog, psikiater dan itu merupakan hal yang sangat wajar untuk dilakukan.

Referensi :

https://tekno.tempo.co/amp/1783145/sederet-kasus-mahasiswa-bunuh-diri-di-indonesia-ada-masalah-apa. Diakses 20 November 2023.

https://www.halodoc.com/kesehatan/stres. Diakses 20 November 2023 pukul 13:00 WIB.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/18/ada-971-kasus-bunuh-diri-sampai-oktober-2023-terbanyak-di-jawa-tengah. Diakses 23 November 2023.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image