Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ichsanastrie Ramadhania

Bisakah Pornografi Memengaruhi Perilaku Seksual Pada Kalangan Remaja?

Edukasi | Friday, 29 Dec 2023, 15:28 WIB

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada tahap ini, remaja ditandai dengan adanya karakteristik yang berbeda dari masa kanak-kanak seperti perubahan fisik hingga perubahan kognitifnya (Yulianto et al., 2022). Tentu saja, remaja sudah menunjukkan keinginan terkait mengekspresikan perilaku seksualnya. Menurut Sarwono (sebagaimana dikutip dalam Yulianto, 2020) perilaku seksual merupakan perilaku yang dikarenakan adanya hasrat atau keinginan seksual yang bisa terjadi dengan lawan jenis ataupun yang sesama jenis.

Pada zaman sekarang, tentunya remaja sudah tidak asing lagi dengan smartphone yang dapat digunakan untuk membuka game, media sosial, ataupun menonton video online. Mereka sudah mampu dan sudah mengerti untuk menggunakan smartphone sebelum mereka dapat berbicara (Putri, 2022). Namun, jika orang tua kurang memperhatikan anaknya, maka kemampuan untuk menggunakan smartphone tersebut dapat disalahgunakan, seperti mengakses konten pornografi melalui smartphonenya. Bahaya pornografi sudah pasti nyata yang dimulai dari merusak otak, merusak mental, hingga menjadi kecanduan pornografi dan mencoba apa yang telah dilihatnya dari konten tersebut.

Menurut studi yang dilakukan oleh Indrijati pada tahun 2017 (sebagaimana dikutip dalam Rohmadini et al., 2020) yang menemukan bahwa kebanyakan dari kalangan remaja menggunakan internet untuk melihat konten yang dapat berupa foto, video, ataupun film dewasa yang tentunya berkaitan dengan hal-hal yang berbau pornografi. Jika dilihat dari aspek gender, dapat ditemukan bahwa remaja yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak untuk mengakses hal-hal yang berbau pornografi dibandingkan remaja yang berjenis kelamin perempuan (Ramdhani & Asfari, 2023). Pornografi sangat mempengaruhi perilaku seksual pada remaja dan juga sering dikaitkan dengan hubungan seksual yang dilakukan oleh remaja sebelum menikah (pranikah).

Keingintahuan remaja tentang perilaku seksual membuat mereka mencari informasi yang berkaitan dengan seks yang menjadi pendorong utama remaja mengakses pornografi di internet. Selain itu, remaja yang mempunyai tingkat religius yang rendah dapat mengakses hal-hal yang berbau pornografi dan juga rentan untuk melakukan perilaku seksual yang berisiko. Remaja yang menjadi pecandu konten pornografi mungkin saja karena ikut-ikutan teman sebayanya. Adapun studi yang menunjukkan bahwa pengaruh teman sebaya juga menjadi pendorong yang dapat memengaruhi kebiasaan menonton pornografi (Ramdhani & Asfari, 2023).

Lantas, apa dampak yang dihasilkan dari menonton pornografi pada perkembangan remaja? Sebenarnya ada banyak dampak negatif yang dihasilkan dari konten pornografi, namun artikel ini hanya menyebutkan 3 dampak. Dampak yang pertama yaitu remaja yang terus-terusan melihat konten pornografi akan belajar dari konten tersebut dan bisa saja dipraktikkan meski perilaku seksual tersebut dilakukan sebelum menikah. Dampak yang kedua adalah pornografi dapat menyebabkan remaja dapat memandang seks bebas sebagai hal yang normal dialami oleh remaja, dapat meningkatkan risiko menjadi pelaku kasus pemerkosaan, hingga penyimpangan seksual. Dampak yang terakhir adalah konsentrasi dalam pikiran remaja akan terganggu dengan pikiran-pikiran kotor yang dihasilkan karena mereka terlalu sering melihat konten pornografi dan pikiran kotor ini akan susah untuk dihilangkan jika sudah tertanam di dalam otak.

Kemudahan untuk mengakses informasi dan juga bebas untuk beredarnya konten yang berbau hal-hal pornografi di internet sangat memengaruhi perilaku seksual pada remaja. Maka dari itulah, kita harus mengetahui batasan-batasan untuk mencari informasi di internet. Jika website yang kita cari terdapatunsur pornografinya, segeralah ditutup dan jangan dibuka lagi. Karena pornografi dapat membawa dampak negatif bagi siapapun yang melihatnya. Oleh karena itu, remaja perlu untuk diberikan edukasi terkait perilaku seksual sejak dini dan tidak lupa untuk menanamkan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat yang menjadikan mereka sebagai pribadi yang dapat mengontrol diri mereka dengan baik dan terhindar dari perilaku seksual yang menyimpang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image