Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rifki ramadani Ramadani

Perbedaan Negara Maju dan Miskin serta Karakteristik Penduduknya

Agama | Wednesday, 20 Dec 2023, 13:13 WIB

Tiap negara di dunia memiliki keunikan serta karakteristik masing-masing. Selain bahasa, terdapat perbedaan kondisi sosial dan ekonomi. Untuk mengukur dan melihat kondisi suatu negara, terdapat tiga kategori yaitu negara Maju,berkembang dan terbelakang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negara miskin adalah negara yang mempunyai ciri-ciri, seperti pertanian tradisional yang menjadi faktor produksi primer, industri belum berkembang, jumlah serta tingkat kelahiran yang besar, pendapatan yang rendah, sumber daya alam yang belum terolah. Dapat disimpulkan secara garis besar, negara miskin merupakan negara yang memiliki taraf kehidupan serta kesejahteraan hidup tiap penduduk relatif terbelakang dibandingkan dengan negara maju.

Predikat negara maju dan negara miskin, diberikan pada faktor-faktor tertentu dari sebuah negara. Bisa jadi dari tingkat perekonomian, kemajuan teknologi, keamanan, dan faktor lainnya yang membuat sebuah negara menjadi ideal sebagai tempat tinggal masyarakatnya.

Karakteristik Negara Maju dan Miskin

Anda mungkin bertanya-tanya juga, siapa yang berhak menentukan negara mana yang tergolong maju, mana yang miskin?

Yaa, jawabannya tidak ada satupun lembaga atau pihak yang bisa mengklasifikasikan status sebuah negara apakah maju atau miskin. Tetapi, ada indikator yang bisa kita gunakan untuk membedakan negara maju dan miskin.

Mari kita bahas satu persatu, karakteristik apa saja yang dimiliki pada negara maju, dan negara miskin:

Karakteristik negara miskin:

1. Nilai religuis sangat mendominasi dalam pendidikan,karakter dan politik

Ilmu filsafat selalu berkembang dan berubah setiap waktu karena perkembangan dan perubahan zaman. Orang yang memiliki pendidikan rendah cenderung “kurang bisa memahami logika dan ilmu filsafat” karena ilmu agama bersifat absolut dan mudah dipahami maka orang yang berpendidikan rendah cenderung hanya akan mempelajari ilmu agama saja tanpa mempelajari filsafat dan berlogika.

Sehingga menjadikan suatu negara menjadi sangat sentiment terhadap aturan agama, hal yang dianggap menyalahi aturan agama akan dijadikan ego untuk saling bertengkar.

Hal itulah yang kemudian dijadikan sebagai bahan berpolitik, dengan cara mendukung agama tertentu untuk mencari popularitasnya.

Namun yang harus diingat adalah “Bukan agama yang membuat Miskin tetapi kemiskinan akan meningkatkan religuis”

2.Masyarakat tidak bebas bereskpresi, dan cenderung menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

Selain pemerintah yang sangat otoriter dan keras terutama pada negara yang sedang berkonflik seperti Afghanistan,Iran,Irak,Suriah dll. Sehingga bereskpresi seperti mengkritik pemerintah dianggap merupakan suatu bentuk pemberontakan.

Kebanyakan orang miskin adalah bodoh, kebanyakan dari mereka melihat kebenaran hanya menggunakan satu sisi karena ketidakmampuan mereka dalam melihat kebenaran dari banyak sisi dan ketidakmampuan mereka berlogika dan ber argumen sehingga kekerasan menjadi jalan satu-satunya bagi mereka untuk menyelesaikan masalah.

Orang di negara miskin juga sangat sulit untuk bereskpresi itu karena hidup orang miskin itu berat, mereka terkadang bekerja sangat keras namun hanya cukup untuk makan, Kebanyan dari mereka dijadikan mesin uang untuk Kapitalis.

3. Angka korupsi yang tinggi dan kepercayaan yang rendah terhadap kepolisian maupun pemerintah

Pendapatan aparat atau kaum birokrat yang terbatas menjadi salah pemicu korupsi. "Korupsi terjadi karena adanya kemiskinan, kekurangan yang dialami). Salah satu penyebab perilaku korup adalah kemiskinan.

Begitu juga dengan kepolisian, di negara negara miskin banyak polisi yang menindas rakyat kecil dan cenderung hanya membela orang yang kaya saja.

Sehingga dari kejadian itu masyarakat di negara miskin cenderung tidak mempercayai polisi dan pemerintah bahkan mereka menganggap pemerintah dan kepolisian adalah penjajah yang menghalangi kebebasan mereka, hal itu terjadi di negara Somalia dimana justru pemerintahlah yang tunduk kepada rakyatnya

Di tengah kemalangan itulah agama hadir sebagai penghibur hati. Orang-orang jadi tenang, tetap optimis meskipun hidupnya sulit karena percaya Tuhan pasti akan membantunya kelak, entah di dunia atau di akhirat.

Sebenarnya ini adalah hal yang baik. Hidup kadang memang sulit diubah, jadi setidaknya kita perlu menghadapinya dengan pikiran positif, bukan begitu?

4. Angka kelahiran yang tinggi dan angka harapan hidup yang rendah.

Dapat kita ambil contoh di negara miskin Afrika seperti Kongo dan Sudan rata-rata memiliki angka kelahiran yang tinggi yaitu 36 kelahiran setiap 1000 penduduk. Sehingga menimbulkan masalah penduduk yang sangat besar seperti kelaparan,pendidikan rendah,kesehatan buruk bahkan menjadi tempat berkembangnya virus seperti Ebola dan Marburg dan semua permasalahan itu berdampak juga pada angka harapan hidup negara itu.

Karakteristik negara kaya

1. Angka kelahiran yang rendah dan angka harapan hidup yang tinggi.

Negara maaju umumnya lebih egalitarian dan lebih menerima kebudayaan barat sebagai episentrum modernitas. Selain itu, tingkat produktivitas dan persaingan mereka relatif lebih tinggi juga. Sangat wajar kalau kita melihat pria dan wanita sibuk bekerja di negara-negara maju, sekedar untuk bertahan hidup.

Biaya punya anak itu mahal, tidak murah. Orang di negara maju punya kesadaran sosial yang tinggi bahwasannya kaidah agama yang umumnya berbunyi anak itu berkat dan rezeki, tidak serta merta bisa diimplementasikan dalam iklim global yang sudah berbeda ini. Pasalnya, kegagalan dalam mendidik dan memenuhi kebutuhan dasar anak imbasnya justru liabilitas bagi negara.

Selain kesadaran dalam membuat populasi yang mengutamakan kualitas juga didukung oleh faktor kesehatan,makanan,dan gaya hidup yang baik menunjang harapan hidup yang tinggi.

2. Jam kerja yang singkat namun sangat produktif

Sebagian besar negara maju memiliki jumlah penduduk tidak sebanyak negara miskin, oleh karena itu mereka memikirkan bagaimana caranya "mengakali" kondisi tersebut agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien tanpa banyak menggunakan tenaga kerja. Permasalahannya mereka adalah modal berlimpah tetapi tenaga kerja tidak banyak dan relatif mahal jika dibandingkan tenaga kerja di negara-negara miskin. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan otomatisasi pekerjaan, yang artinya dengan otomatisasi itu dapat memotong jam produksi/kerja yang panjang.

3. Negara kaya cenderung menerapkan politik sekuler

Karena mereka tau batas ranah publik dan privat.

Agama adalah ranah privat, yang tidak bisa dijadikan rujukan untuk urusan publik. Apalagi di sebuah negara yang multi religion.

Sedangkan bernegara/bermasyarakat itu urusan publik alias urusan bersama. Maka diatur dengan hukum positif (sekuler).

Di sisi lain, agama itu selalu multi tafsir. Setiap penguasa, punya tafsir sendiri sesuai keinginan mereka. Sehingga, semua kebijakannya dianggap sesuai dengan ajaran agama. Alhasil, di negara agama, pemimpinnya tidak pernah salah.

Nah, itulah ulasan mengenai karakteristik dari negara maju serta negara miskin. Meskipun negara kita ini masuk dalam kategori negara berkembang, tetapi melalui sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada, sebenarnya dapat berpotensi sebagai negara maju.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image