Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edu Sufistik

Konsep Ilmu dalam Pendidikan Islam (Part 1)

Eduaksi | Tuesday, 19 Dec 2023, 08:26 WIB

Oleh: Muhammad Syafi'ie el-Bantanie

(Founder Edu Sufistik)

Imam al-Ghazali, dalam kitab masterpiece-nya Ihya ‘Ulumiddin, memberikan underline atau catatan penting tentang konsep ilmu dalam perspektif Islam. Imam al-Ghazali menulis ilmu adalah min shifatillaahi subhaanahu wata’aala. Ilmu merupakan salah satu sifat Allah subhaanahu wata’aala.

Salah satu nama Allah, yang mencerminkan sifat-Nya dalam rangkaian al-Asma al-Husna, adalah Al-‘Aliim (العليم), bentuk shighat mubalaghah dari ilmu, artinya Allah Maha Berilmu. Karena itu, ketika kita membahas konsep ilmu, maka tidak bisa dilepaskan dari Al-Aliim, Sang Maha Pemilik Ilmu.

Ilmu merupakan pemberian Allah kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Seseorang yang diberikan ilmu disebut ‘alim (عالم). Seseorang yang diberikan berbagai macam disiplin ilmu disebut al-‘alamah (العلامة). Dan, Sang Maha Pemilik Ilmu dialah Al-‘Aliim (العليم), Allah subhaanahu wata’aala.

Karena ilmu berasal dari Allah, maka seharusnya seseorang yang diberikan ilmu semakin mengenal Allah dan mendekat kepada-Nya. Bukan malah sebaliknya, semakin jauh dan tidak mengenal Allah. Ini sesuatu yang paradoks jika sampai terjadi. Inilah yang terjadi pada para ahli ilmu Bani Israil (rabi). Mereka berilmu, tetapi ilmunya justru membuatnya semakin jauh dari Allah dan ingkar kepada-Nya (QS. Al-Jumu’ah [62]: 5).

Oleh karena itu, prinsip dasar konsep ilmu dalam Islam adalah berilmu harus didasari iman, beriman harus disertai ilmu, dan berilmu harus berbuah amal. Inilah prinsip dasar konsep ilmu dalam Islam.

Karena ilmu itu min shifatillaahi subhaanahu wata’aala, maka harus didasari iman. Jika tidak didasari iman, ilmu berpotensi destruktif, memiliki daya rusak luar biasa. Berapa banyak kita mengenal orang berilmu, tetapi justru melakukan kerusakan dan merugikan oranglain, masyarakat, dan negara.

Inilah peringatan dari Imam al-Ghazali, ketika ilmu tidak didasari dan dikerangkai dengan iman, maka ia seperti tidak mengenal Al-Aliim. Karena itu, setiap para penuntut ilmu sangat penting memahami prinsip dasar pertama konsep ilmu dalam Islam, yaitu berilmu harus didasari iman.

Iman yang menjadi kompas untuk mengarahkan proses menuntut ilmu dengan benar. Setelah berilmu, berakhlak sesuai dengan ilmunya. Akal yang dipandu dengan iman akan mampu mengembangkan ilmu dalam rangka pengabdian kepada Allah. Di sinilah, Allah, Sang Maha Pemilik Ilmu akan semakin menambahkan ilmu kepadanya.

Prinsip dasar kedua adalah beriman harus disertai ilmu. Agar semakin mengenal Allah, maka kita harus terus menuntut ilmu. Pendalaman ilmu (yang didasari iman), akan semakin menghadirkan penghayatan keimanan kepada Allah. Dimulai dari ilmu-ilmu fardhu ‘ain, paling tidak pada standar minimal. Kemudian, lanjut dengan memilih ilmu fardhu kifayah sebagai pilihan kompetensi keahlian.

Sebagai contoh, setelah mempelajari ilmu-ilmu fardhu ‘ain, seseorang yang mempelajari ilmu optik dengan dasar iman, maka dia akan bertemu Allah dalam proses belajarnya. Dia semakin merasakan kebesaran dan keagungan Allah. Betapa canggih, rumit, dan kompleksnya Allah mencipta dan mendisain mata. Dari sini melahirkan keinsyafan untuk mengamalkan ilmunya bagi kemaslahatan umat, bukan mengejar dunia dengan ilmunya. Inilah prinsip dasar ketiga, berilmu harus berbuah amal.

Ketika seseorang mempelajari ilmu dan telah memperoleh ilmu tersebut, selanjutnya harus beramal dengan ilmunya. Ilmu harus menghadirkan kebermanfaatan bagi dirinya dan oranglain. Di sinilah dia akan naik derajatnya menjadi ulama. Ulama, seperti yang disinggung dalam surat Fathir, bukan semata orang berilmu, melainkan orang berilmu yang takut kepada Allah. Sehingga, mendorongnya untuk beramal dengan ilmunya itu sebagai jalan pengabdian dan untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.

Ketika kita memahami konsep ilmu yang mendasar dalam perpsektif Islam, maka akan mudah bagi kita untuk memasuki kajian ilmu selanjutnya. Kita memahami perbedaan filsafat ilmu Islam dengan filsafat ilmu barat. Kita tidak akan bingung, apatah lagi terpengaruh karena memahami framework konsep ilmu dalam Islam.

Kemudian, kita juga akan memahami klafisikasi ilmu dan cara menjemputnya, serta bagaimana agar ilmu berbuah hikmah. Karena, hikmah adalah kebaikan yang banyak yang dikaruniakan Allah kepada para nabi dan rasul-Nya. Semoga kita kecipratan bagian dari hikmah itu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image