Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adinda Zahra Nur Aulia

Pentingnya Komunikasi antara Orang Tua dan Remaja

Eduaksi | Friday, 15 Dec 2023, 12:05 WIB
Photo by Kindel Media: https://www.pexels.com/photo/woman-in-blue-shirt-talking-to-a-young-man-in-white-shirt-8550841/

Fenomena yang terjadi pada generasi sekarang diantaranya adalah kasus bunuh diri, hamil diluar nikah, dan kenakalan remaja. Tentunya terdapat penyebab dari beberapa kasus yang disebutkan, pola asuh orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan remaja, orang tua sebagai pengasuh pertama dan yang utama seharusnya mampu menjadikan anak sebagai remaja yang sesuai dengan norma sosial serta menjadi pribadi yang tangguh, walaupun tidak disangkal bahwa lingkungan pertemanan anak juga menjadi pengaruh yang besar pada perkembangan remaja, namun hal ini dapat diatasi jika anak memiliki pola asuh yang aman dan sehat dengan orang tua sehingga pertemanan anak dengan teman sebayanya tidak mengarah pada kenakalan remaja.

Bagaimana bentuk pola asuh yang aman dan sehat?

Pola asuh yang aman dan sehat adalah ketika antara orang tua dan remaja memiliki komunikasi yang terbuka dan bersifat dua arah, orang tua tidak hanya mengatur namun memberi kesempatan untuk remaja agar explore dunianya dengan tetap memberi arahan. Dengan komunikasi yang terbuka dan bersifat dua arah akan membuat anak merasa aman jika bercerita tentang permasalahannya kepada orang tua, hal ini akan meminimalisir remaja untuk tidak terbiasa berbohong kepada orang tua. Remaja merasa tidak perlu takut untuk membicarakan apapun jika ia sudah merasa aman dan nyaman dengan orang tuanya. (Kusdemawati, 2021)

Sebagai orang tua, sudah seharusnya menyediakan waktu untuk remaja, usia remaja adalah usia mencari jati diri. Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membimbing remaja menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Lalu bagaimana dengan orang tua yang sibuk bekerja? Apakah mereka masih bisa memiliki hubungan yang aman dan sehat dengan anaknya? Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh (Darmawan Achmad et al., 2023) dikatakan bahwa tidak ada korelasi antara orang tua yang sibuk bekerja dengan kelekatan pada anaknya, orang tua yang sibuk bekerja masih dapat memiliki hubungan yang aman dan sehat dengan anaknya yang sudah remaja, walaupun tidak setiap saat orang tua bisa mendampingi anak tetapi mereka masih bisa mencurahkan kasih sayang kepada remaja dengan pesan maupun telepon.

Dalam ilmu Psikologi pola asuh yang aman dan sehat dinamakan secure attachment, pola asuh ini memiiki banyak dampak positif bagi perkembangan remaja, diantara dampak positifnya adalah jika orang tua menerapkan pola asuh secure attachment adalah anak menjadi pribadi yang lebih mandiri dan tidak mudah putus asa (Fadillah et al., 2021) anak juga tumbuh menjadi remaja yang percaya diri, memiliki pertemanan yang baik dan dapat dipercaya dalam suatu hubungan.

Daftar Pustaka

Darmawan Achmad, A., Qotadah, H. A., Safira, H., & Qubro, E. (2023). Analisis korelasi kesibukan orangtua dalam pembentukan kelekatan aman pada anak usia remaja Analyzing The Relation of Attachment Security Between Busy Working Parents and Adolescents. Nusantara Journal of Behavioral and Social Science, 2(3), 61–66. https://doi.org/10.47679/njbss.202332

Fadillah, N., Endang Rasmani, U. E., & Rahmawati, A. (2021). Pengaruh Secure Attachment terhadap Kemandirian Anak Kelompok B Gugus Mawar Matesih Karanganyar. Jurnal Pendidikan Anak, 10(2), 157–163. https://doi.org/10.21831/jpa.v10i2.43563

Kusdemawati, J. (2021). Dampak attachment ibu-anak bagi perkembangan psikososial anak di masa remaja. ROSYADA: Islamic Guidance and Counseling, 2(2), 141–148. https://doi.org/10.21154/rosyada.v2i2.3539

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image